Apindo Minta Masyarakat Cermat Pilih Investasi
Antusias dengan Pertumbuhan Pasar Modal
DENPASAR, NusaBali - Dewan Pimpinan Provinsi Bali (DPP Bali) Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) mengaku senang dan antusias dengan perkembangan pasar modal di Bali yang tumbuh positif. Karena hal itu mengindikasikan kondisi perekonomian Bali yang dalam trend positif pasca pandemi Covid-19.
“Apindo tentu senang dengan trend positif ini,” ujar Ketua DPP Apindo Bali, I Nengah Nurlaba, Minggu(17/9). Kata dia, pertumbuhan pasar modal menunjukkan dunia usaha memang sudah pulih kembali. ‘Trauma’ dari dampak pandemi Covid-19, kata Nurlaba mulai terkikis.
Dinamika positif dunia usaha tersebut, lanjut Nurlaba memiliki konsekuensi perlunya investasi, yang salah satunya bisa diperoleh dari pasar modal atau bursa efek.
Lanjutnya, hal ini pula diperkirakan Nurlaba menyebabkan gairah di pasar modal.
“Itu suasana terasa di lapangan, terutama di dunia usaha,” ujar pengusaha asal Kota Negara, Kabupaten Jembrana.
Apindo berharap investasi semakin kencang pertumbuhanya. Karena investasi sendiri merupakan salah satu konsern program Apindo, selain Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM), hubungan industrial dan lainnya.
Namun demikian, Nurlaba mengingatkan agar masyarakat, dalam hal ini investor diminta cermat dalam berinvestasi, terutama menyikapi tawaran-tawaran investasi bodong atau ilegal.
“Kalau perusahan yang sudah go public di bursa efek tentu tidak problem,” ujarnya. Karena untuk bisa masuk ke bursa saham, tentu tidak sembarangan. Ada persyaratan yang mesti dipenuhi perusahaan.
Namun yang digarisbawahi Nurlaba, ada praktik investasi bodong atau ilegal, termasuk yang memanfaatkan platform digital. Kata Nurlaba, jangan sampai akibat tidak cermat, justru menyebabkan kerugian. Investasi menguap.
“Jangan sampai seperti pepatah, ingin untung malah buntung,” ucapnya mengingatkan. Artinya, kata Nurlaba, ditengah gairah tetap dibutuhkan sikap kehati-hatian dalam berinvestasi.
Sebelumnya Bursa Efek Indonesia(BEI) merilis jumlah investor pasar modal secara keseluruhan, meliputi saham, obligasi, reksadana dan produk turunnya di Bali sebanyak 218.544 investor atau bertumbuh sebesar26.565 investor baru atau kuranglebih 13,8 % dari ditahun sebelumnya (YTD).
Sedangkan khusus untuk investor saham di Bali sebanyak 108.472 investor atau bertumbuh sebesar 13.721 investor baru atau 14,5% dari tahun sebelumnya (YTD). Atas dasar pekerjaan, karyawan swasta paling banyak ‘bermain’ saham, yakni 41,6 persen. Berdasarkan kelompok umur, usia 18-25 tahun yang paling ‘berani’ beli saham yakni 33 persen. Kemudian atas dasar demografi, investor saham paling banyak di Denpasar,35,1 persen.k17.
1
Komentar