Datang ke PKB dengan Tangan Diborgol, Nikmati Kebebasan 5 Jam
Selain pentas kesenian genjek, 23 napi yang terdiri dari 18 pria dan 5 perempuan juga tampilkan kerasi seni yang gambarkan aktivitas keseharian di LP Kerobokan, seperti menyapu dan sembahyang. Ada pula adegan pengawasan sipir
Buat Pertama Kalinya Napi LP Kerobokan Dapat Kesempatan Pentas Kesenian di Arena PKB
DENPASAR, NusaBali
Kehidupan di balik jeruji besi tidaklah sepenuhnya suram. Buktinya, warga binaan penghuni LP Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung bisa bersuka ria dalam berkesenian. Bahkan, mereka untuk kali pertama sepanjang sejarah diberi kesempatan tampil dalaam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) XXXIX 2017 di Taman Budaya Art Centre Den-pasar, Jumat (7/7). Datang dengan pengawalan ketat dalam kondisi tangan diborgol, mereka nikmati kebebasan selama 5 jam.
Warga binaan yang dapat kesempatan tampil di PKB XXXIX, Jumat kemarin, selama ini tergabung dalam Sanggar Seni Sameton LP Kerobokan. Ada 23 anggota Sanggar Seni Sameton LP Kerobokan yang tampil di Kalangan Ratna Kanda, Taman Budaya. Semuanya berstatus narapidana (napi) dalam berbagai kasus berbeda, didominasi kasus narkotika, terdiri dari 18 pria sebagai menabuh/penari dan 5 perempuan sebagai penari.
Atraksi kesenian yang ditampilkan warga binaan dari LP Kerobokan di arena PKB, Jumat kemarin, cukup memikat. Diawali kesenian genjek yang dipadukan dengan kecak. Kemudian, para penabuh dan penari melanjutkan dengan mementaskan garapan kreasi tentang keseharian mereka di LP Kerobokan, seperti menyapu, makan teratur, hingga sembahyang. Ada juga adegan tentang pengawasan petugas sipir LP Kerobokan.
Sebelum naik pentas, warga binaan anggota Sanggar Seni Sameton LP Kerobokan datang ke Taman Budaya Bali, Jumat pagi sekitar pukul 09.30 Wita. Sejak awal kedatangannya, mereka sudah mengundang perhatian pengunjung PKB. Sebab, para napi ini diantar dengan Bus LP Kerobokan, di bawah pengawalan ketat.
Saat diturunkan dari Bus LP Kerobokan, para napi ini masih dalam kondisi tangan diborgol. Mereka lengkap mengenakan baju tahanan LP Kerobokan berwarna hitam. Tak pelak, pengunjung PKB langsung mengerumuni mereka. “Kita datang ke sini (Taman Budaya, Red) dengan tangan diborgol. Kita, ya malu, tapi pasrah saja. Namanya juga tahanan. Kita ingin menunjukkan, walau di dalam LP, kita masih bisa melakukan sesuatu yang positif,” ujar salah satu napi perempuan, Putu Yanti, ke-pada NusaBali.
Begitu tiba di arena PKB, para napi LP Kerobokan ini berjalan mengitari Kalangan Ratna Kanda, sembari melakukan sejumlah persiapan, mulai dari berhias. Barulah siang sekitar pukul 14.00 Wita, mereka memulai pentas kesenian. Putu Yanti selama ini selaku penata tari di Sanggar Seni Sameton LP Kerobokan, mengatakan mereka menampilkan garapan kesenian yang mengambil cerita kegiatan sehari-hari di balik jeruji besi.
Di atas pentas, mereka mulai memainkan kesenian genjek yang dipadukan dengan kecak, kemudian memperagakan adegan tentang keseharian mereka di LP Kerobokan, seperti menyapu, makan teratur, dan sembahyang. Ada juga adegan tentang pengawasan petugas sipir. “Ayo kita piket malu nyak, nyen nawang piket maan remisi. Ajak ngalih remisi pang enggal mulih (Ayo kita piket dulu, siapa tahu dapat remisi. Kita cari remisi biar cepat pulang ke rumah, Red),” dialog penari di atas panggung, yang sontak membuat penonton tertawa.
Para napi LP Kerobokan ini terlihat bahagia mendapat apresiasi dari penonton. Pada akhir pentas kemarin, anggota Sanggar Seni Sameton LP Kerobokan menutupnya dengan kesenian joged bumbung yang dibawakan tiga penari. Tanpa diminta, beberapa penonton pria langsung maju ke atas panggung untuk ngibing.
Kasubsi Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengawasan LP Kerobokan, Bobby, mengatakan ini untuk kali pertama sepanjang sejarah para napi dapat kesempatan tampil di arena PKB. Untuk proses pengeluaran napi dari LP Kerobokan, dilakukan sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP). Sebelum, napi keluar dari LP harus diikuti sidang tim pengawas pemasyarakatan terlebih dulu, dengan prosedur mereka yang boleh keluar hanya sudah menjalani setengah dari masa hukumannya. “Ini pro-ses pengeluarannya sudah sesuai SOP. Pengawasannya adalah pengawasan melekat. Kita juga mengawasi mereka dengan 23 petugas,” ungkap Bobby.
Sementara itu, perasaan bahagia menghampiri 23 napi anggota Sanggar Seni Sameton LP Kerobokan atas kesempatan mereka tampil di luar LP. Sebab, dengan tampil di arena PKB kemarin, mereka juga dapat kesempatan bertemu keluarganya masing-masing. Keluarga para napi terlihat menunggu sejak pagi, jauh sebelum warga binaan tiba di Taman Budaya.
Yang mengharukan, sebelum pentas kemarin, ada napi yang sampai makan magibung bersama anaknya. Ada pula yang menggendong anaknya dengan penuh canda tawa dan kasih sayang. Semua terlihat bersuka cita. Mereka diberikan waktu selama 5 jam untuk berada di luar ruang tahanan.
“Anak saya digendong sama bapaknya dan mau mainan sama bapaknya saja. Saya sangat bersyukur bisa bertemu suami lebih lama. Selama ini, kan dibolehkan bertemu cuma 2 jam setiap akhir bulan,” ceri8ta Kadek Novi, istri dari salah satu napi LP Kerobokan.
Namun, suasana tampak kembali sedih lantaran pementasan sudah berakhir, dan waktu lima jam tidak terasa telah berlalu. Tangis sejumlah dari narapidana pun pecah usai pentas, karena mereka harus kembali ke LP Kerobokan untuk menjalani sisa masa hukumannya. *in
1
Komentar