Tuna Bali Eksis di Pasar Global, AS Pasar Terbesar
DENPASAR, NusaBali.com - Bali, provinsi yang terkenal dengan keindahan alam dan budayanya, ternyata juga memiliki potensi besar di bidang perikanan. Hal ini dibuktikan dengan realisasi ekspor ikan tuna dari Bali pada semester I 2023 yang mencapai Rp 502,2 miliar.
Ekspor tuna Bali didominasi oleh pasar Amerika Serikat, dengan realisasi mencapai 2.827 ton atau 46 persen dari total volume dengan nilai mencapai Rp 363 miliar.
Selanjutnya, Australia menyerap ekspor tuna dari Bali mencapai 213 ton dengan nilai mencapai Rp 39 miliar, Jepang mencapai 753 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp 34,2 miliar, dan negara lainnya mencapai 886 ton dengan nilai mencapai Rp 65,8 miliar.
Realisasi ekspor tuna Bali pada semester I 2023 memang lebih rendah dibandingkan periode sama 2022 yang mencapai Rp 630 miliar. Selama enam bulan pertama 2023, volume lalu lintas ekspor tuna dari Bali mencapai total 4.679 ton atau menurun dibandingkan pada periode sama 2022 mencapai 6.590 ton.
Namun, Pelaksana Tugas Kepala Balai Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM) Denpasar Anwar tetap optimis ekspor tuna Bali akan terus meningkat di masa mendatang.
Menurut Anwar, optimisme tersebut didasarkan pada permintaan pasar yang tetap tinggi. Selain itu, jalur penerbangan langsung dan penerbangan yang saling terkoneksi antarnegara dari Bali juga memudahkan distribusi ekspor ikan tuna.
Tuna Bali telah menjadi salah satu komoditas ekspor andalan Indonesia. Dengan potensi yang besar dan dukungan dari berbagai pihak, ekspor tuna Bali diharapkan dapat terus meningkat di masa mendatang.
Namun, BKIPM Denpasar tidak merinci realisasi berdasarkan jenis tuna itu karena ada empat jenis ikan tuna yang ditangkap di selatan perairan Bali dan melalui Pelabuhan Benoa, Denpasar, Bali, yakni tuna sirip biru, tuna sirip kuning, tuna albakora, dan tuna mata besar.
Menurut dia, jalur penerbangan langsung dan penerbangan yang saling terkoneksi antarnegara dari Bali memudahkan distribusi ekspor ikan tuna, termasuk ekspor tujuan AS.
“Akses udara itu menjadi faktor penting penyerapan ekspor tuna dari Bali,” kata Anwar.
Sementara itu, selama 2022, lalu lintas ekspor tuna dari Bali mencapai 13.660 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp1,27 triliun.
Realisasi itu meningkat 15 persen jika dibandingkan 2021 mencapai Rp 1,11 triliun.
AS menjadi penyerap ekspor ikan tuna dari Bali dengan realisasi selama 2022 mencapai 6.713 ton dengan nilai ekspor mencapai Rp841,8 miliar.
Sisanya, Thailand sebanyak 3.086 ton dan Australia sebanyak 536 ton. *ant
Komentar