Petani Tewas Terjatuh dari Pohon Enau
Seorang petani, I Nyoman Lemod, 63, tewas terjatuh dari Pohon Enau setinggi 7 meter di areal sawah Banjar Bayad, Desa Kedisan, Kecamatan Tegalalang, Gianyar, Jumat (7/7).
GIANYAR, NusaBali
Korban Nyoman Lemod diduga terpeleset ketika sedang menyadap enau sekitar pukul 17.00 Wita. Informasi yang dihimpun, korban Lemod awalnya hendak menyadap enau di tegalan miliknya di Banjar Bayad. Sekitar pukul 15.00 Wita, petani lain I Ketut Mongoh, 60, sempat bercengkrama dengan korban Lemod. Saat itu saksi Ketut Mongoh bertanya kepada korban hendak ke mana. Lalu korban sempat menjawab akan menyadap enau di tegalan.
Tak banyak yang tahu bagaimana aktivitas korban Lemod di tegalan. Hingga akhirnya memasuki petang, anak korban Kadek Bawa, 32, bingung karena ayahnya belum juga pulang. Anak korban kemudian mencari ayahnya di tegal. Betapa kagetnya ia saat melihat sang ayah sudah tergeletak di bawah pohon enau dalam posisi tengadah. Kepala korban menghadap utara.
Melihat hal tersebut, Kadek Bawa langsung menghubungi kakaknya, I Wayan Murcana, 40. Tubuh korban langsung digotong menuju rumahnya, sembari menghubungi kelian banjar dan pihak kepolisian. Kapolsek Tegalalang, AKP Nyoman Merta Kariana dikonfirmasi, Sabtu (8/7) kemarin membenarkan musibah tersebut. Pihaknya mengaku sudah mendatangi TKP dan rumah duka korban bersama Unit Reskrim Polsek Tegallalang dan piket fungsi, termasuk tim medis Puskesmas Tegallalang I. "Tim medis sudah memeriksa korban. Diperkirakan korban telah meninggal 3 jam sebelum ditemukan," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan terhadap jasad korban, ditemukan luka-luka lecet pada siku kanan, memar pada leher, dan lebam pada punggung. Namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selanjutnya, pihak kepolisian sempat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Jumat malam pukul 21.30 Wita. "Pohon enau tempat korban menyadap itu setinggi kurang lebih 7 meter.
Di pohon itu terdapat dua bilah bambu yang menyandar untuk digunakan menyadap enau. Tanah di bawah pohon enau lembek usai diguyur hujan. Diduga korban terpeleset dari atas pohon enau karena pohon enau licin mengingat hujan lebat, pada saat korban menyadap enau," terang Kapolsek, AKP Merta Kariana. Usai olah TKP, pihak keluarga korban, I Wayan Murcana, menyatakan menerima kepergian orang tuanya. Pihak keluarga juga menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. *nvi
Korban Nyoman Lemod diduga terpeleset ketika sedang menyadap enau sekitar pukul 17.00 Wita. Informasi yang dihimpun, korban Lemod awalnya hendak menyadap enau di tegalan miliknya di Banjar Bayad. Sekitar pukul 15.00 Wita, petani lain I Ketut Mongoh, 60, sempat bercengkrama dengan korban Lemod. Saat itu saksi Ketut Mongoh bertanya kepada korban hendak ke mana. Lalu korban sempat menjawab akan menyadap enau di tegalan.
Tak banyak yang tahu bagaimana aktivitas korban Lemod di tegalan. Hingga akhirnya memasuki petang, anak korban Kadek Bawa, 32, bingung karena ayahnya belum juga pulang. Anak korban kemudian mencari ayahnya di tegal. Betapa kagetnya ia saat melihat sang ayah sudah tergeletak di bawah pohon enau dalam posisi tengadah. Kepala korban menghadap utara.
Melihat hal tersebut, Kadek Bawa langsung menghubungi kakaknya, I Wayan Murcana, 40. Tubuh korban langsung digotong menuju rumahnya, sembari menghubungi kelian banjar dan pihak kepolisian. Kapolsek Tegalalang, AKP Nyoman Merta Kariana dikonfirmasi, Sabtu (8/7) kemarin membenarkan musibah tersebut. Pihaknya mengaku sudah mendatangi TKP dan rumah duka korban bersama Unit Reskrim Polsek Tegallalang dan piket fungsi, termasuk tim medis Puskesmas Tegallalang I. "Tim medis sudah memeriksa korban. Diperkirakan korban telah meninggal 3 jam sebelum ditemukan," jelasnya.
Dari hasil pemeriksaan terhadap jasad korban, ditemukan luka-luka lecet pada siku kanan, memar pada leher, dan lebam pada punggung. Namun tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Selanjutnya, pihak kepolisian sempat melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) pada Jumat malam pukul 21.30 Wita. "Pohon enau tempat korban menyadap itu setinggi kurang lebih 7 meter.
Di pohon itu terdapat dua bilah bambu yang menyandar untuk digunakan menyadap enau. Tanah di bawah pohon enau lembek usai diguyur hujan. Diduga korban terpeleset dari atas pohon enau karena pohon enau licin mengingat hujan lebat, pada saat korban menyadap enau," terang Kapolsek, AKP Merta Kariana. Usai olah TKP, pihak keluarga korban, I Wayan Murcana, menyatakan menerima kepergian orang tuanya. Pihak keluarga juga menolak dilakukan otopsi terhadap jenazah korban. *nvi
Komentar