Wayan Koster Paparkan Ekonomi Kerthi Bali
Di Forum World Economic Situation and Indonesia’s Prospects
DENPASAR, NusaBali - Peserta Advanced Course on The Social and Ecological Market Economy 2023, Wolrd Economic Situation and Indonesia’s Prospects merespon luar biasa gagasan Transformasi Ekonomi Bali Wayan Koster melalui konsep Ekonomi Kerthi Bali.
Ekonomi Kerthi Bali benar-benar berpihak kepada sumber daya lokal Bali. Apresiasi kepada Wayan Koster disampaikan saat Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali ini menjadi keynote speaker pada kegiatan World Economic Situation and Indonesia’s Prospects yang diselenggarakan oleh Universitas Paramadina, Indonesia dan Konrad Adenauer Stiftung.
Kegiatan World Economic Situation and Indonesia’s Prospects berlangsung sejak Redite Umanis Merakih, Minggu (17/9) hingga Rabu Buda Wage Merakih, Rabu (20/9) di Prama Sanur Beach Hotel, Sanur, Denpasar dengan menghadirkan para akademisi, seperti Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini MSc PhD, Prof Marcus Marktanner dari Kennesaw State University, USA, serta Dr Denis Suarsana yang menjabat sebagai Director of Konrad Adenauer Stiftung (KAS). Wayan Koster dalam keynote speaker-nya menyampaikan kontribusi pariwisata Bali terhadap ekonomi Bali mencapai lebih dari 54 persen yang menyebabkan PDRB Provinsi Bali lebih dari 54 persen disumbang oleh pariwisata. Saat situasi normal, ekonomi Bali tumbuh sangat bagus atau selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun 2019 ekonomi Bali tumbuh 5,6 persen, namun akibat munculnya pandemi Covid-19 ekonomi Bali tahun 2020 menjadi minus 9,3 persen (Year on Year).
Sejalan dengan tertanganinya Pandemi Covid-19, Wayan Koster langsung mengambil kebijakan berani dengan mengizinkan wisatawan masuk ke Bali tanpa karantina pada tanggal 7 Maret 2022 dan pariwisata Bali mulai tumbuh pelan-pelan, hingga ekonomi Bali semakin membaik serta tumbuh positif pada tahun 2023 Triwulan I sampai Triwulan II tumbuh 5,6 persen atau di atas nasional.
Pasca pulihnya ekonomi Bali dan belajar dari Pandemi Covid-19 hingga adanya faktor eksternal seperti kejadian Bom Bali I, Bom Bali II, bencana alam erupsi Gunung Agung, Wayan Koster dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali tidak lagi membiarkan ekonomi Bali bergantung pada dominasi oleh satu sektor yaitu sektor pariwisata.
Karena itu, Wayan Koster memberlakukan transformasi ekonomi melalui Ekonomi Kerthi Bali yang dibangun dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang harmonis terhadap alam, ramah lingkungan, hijau, menjaga kearifan lokal, berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, kuat secara berkelanjutan dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman. Ekonomi Kerthi Bali memanfaatkan potensi yang betul-betul bersumber dari potensi alam, manusia, dan kebudayaan Bali dengan memiliki 6 sektor unggulan sebagai Pilar Perekonomian Bali, yaitu: 1) Sektor Pertanian dengan Sistem Pertanian Organik; 2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 3) Sektor Industri, meliputi industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali; 4) Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi; 5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; 6) Sektor Pariwisata, yaitu pariwisata berbasis budaya, berkualitas, dan bermartabat.
Kebijakan Ekonomi Kerthi Bali yang diberlakukan oleh Wayan Koster mendapat apresiasi, karena Bali yang berada di negara agraris dan negara maritim telah menekan lajunya impor beras, impor miras, dan impor garam dengan keluarnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali serta Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali. Hal itu kemudian mendapat dukungan dari Hotel/Restaurant di Bali untuk memanfaatkan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali guna terwujudnya kesejahteraan para petani, nelayan, dan perajin Bali.
Para akademisi nasional dan internasional yang hadir juga memberikan Wayan Koster ‘applause’ tepuk tangan, karena kebijakan Ekonomi Kerthi Bali yang disusun oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali sangat mendukung tumbuhnya IKM/UMKM yang bergerak di bidang fashion busana Endek Bali dan busana Adat Bali, setelah keluarnya kebijakan setiap hari Selasa para PNS, siswa sekolah, sampai pegawai swasta menggunakan busana berbahan Kain Tenun Endek Bali dan setiap hari Kamis, Purnama dan Tilem menggunakan busana Adat Bali.
Sementara Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini mengungkapkan kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali telah mampu membawa perekonomian Bali bangkit dan pulih pasca Pandemi Covid-19. “Hal ini terjadi setelah Wayan Koster memiliki kebijakan politik ekonomi yang Kami kenal dengan Transformasi Ekonomi Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali,” ungkap Prof Didik. 7 sur
Kegiatan World Economic Situation and Indonesia’s Prospects berlangsung sejak Redite Umanis Merakih, Minggu (17/9) hingga Rabu Buda Wage Merakih, Rabu (20/9) di Prama Sanur Beach Hotel, Sanur, Denpasar dengan menghadirkan para akademisi, seperti Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J Rachbini MSc PhD, Prof Marcus Marktanner dari Kennesaw State University, USA, serta Dr Denis Suarsana yang menjabat sebagai Director of Konrad Adenauer Stiftung (KAS). Wayan Koster dalam keynote speaker-nya menyampaikan kontribusi pariwisata Bali terhadap ekonomi Bali mencapai lebih dari 54 persen yang menyebabkan PDRB Provinsi Bali lebih dari 54 persen disumbang oleh pariwisata. Saat situasi normal, ekonomi Bali tumbuh sangat bagus atau selalu di atas pertumbuhan ekonomi nasional. Tahun 2019 ekonomi Bali tumbuh 5,6 persen, namun akibat munculnya pandemi Covid-19 ekonomi Bali tahun 2020 menjadi minus 9,3 persen (Year on Year).
Sejalan dengan tertanganinya Pandemi Covid-19, Wayan Koster langsung mengambil kebijakan berani dengan mengizinkan wisatawan masuk ke Bali tanpa karantina pada tanggal 7 Maret 2022 dan pariwisata Bali mulai tumbuh pelan-pelan, hingga ekonomi Bali semakin membaik serta tumbuh positif pada tahun 2023 Triwulan I sampai Triwulan II tumbuh 5,6 persen atau di atas nasional.
Pasca pulihnya ekonomi Bali dan belajar dari Pandemi Covid-19 hingga adanya faktor eksternal seperti kejadian Bom Bali I, Bom Bali II, bencana alam erupsi Gunung Agung, Wayan Koster dalam kepemimpinannya sebagai Gubernur Bali tidak lagi membiarkan ekonomi Bali bergantung pada dominasi oleh satu sektor yaitu sektor pariwisata.
Karena itu, Wayan Koster memberlakukan transformasi ekonomi melalui Ekonomi Kerthi Bali yang dibangun dengan nilai-nilai kearifan lokal Sad Kerthi yang harmonis terhadap alam, ramah lingkungan, hijau, menjaga kearifan lokal, berbasis sumber daya lokal, berkualitas, bernilai tambah, kuat secara berkelanjutan dalam menghadapi dinamika perkembangan zaman. Ekonomi Kerthi Bali memanfaatkan potensi yang betul-betul bersumber dari potensi alam, manusia, dan kebudayaan Bali dengan memiliki 6 sektor unggulan sebagai Pilar Perekonomian Bali, yaitu: 1) Sektor Pertanian dengan Sistem Pertanian Organik; 2) Sektor Kelautan dan Perikanan; 3) Sektor Industri, meliputi industri manufaktur dan industri berbasis budaya branding Bali; 4) Sektor Industri Kecil Menengah (IKM), Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dan Koperasi; 5) Sektor Ekonomi Kreatif dan Digital; 6) Sektor Pariwisata, yaitu pariwisata berbasis budaya, berkualitas, dan bermartabat.
Kebijakan Ekonomi Kerthi Bali yang diberlakukan oleh Wayan Koster mendapat apresiasi, karena Bali yang berada di negara agraris dan negara maritim telah menekan lajunya impor beras, impor miras, dan impor garam dengan keluarnya Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan dan Industri Lokal Bali, Peraturan Gubernur Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi Dan/atau Destilasi Khas Bali serta Surat Edaran Gubernur Bali Nomor 17 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali. Hal itu kemudian mendapat dukungan dari Hotel/Restaurant di Bali untuk memanfaatkan produk pertanian, perikanan, dan industri lokal Bali guna terwujudnya kesejahteraan para petani, nelayan, dan perajin Bali.
Para akademisi nasional dan internasional yang hadir juga memberikan Wayan Koster ‘applause’ tepuk tangan, karena kebijakan Ekonomi Kerthi Bali yang disusun oleh Ketua DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali sangat mendukung tumbuhnya IKM/UMKM yang bergerak di bidang fashion busana Endek Bali dan busana Adat Bali, setelah keluarnya kebijakan setiap hari Selasa para PNS, siswa sekolah, sampai pegawai swasta menggunakan busana berbahan Kain Tenun Endek Bali dan setiap hari Kamis, Purnama dan Tilem menggunakan busana Adat Bali.
Sementara Rektor Universitas Paramadina, Prof Didik J Rachbini mengungkapkan kepemimpinan Wayan Koster sebagai Gubernur Bali telah mampu membawa perekonomian Bali bangkit dan pulih pasca Pandemi Covid-19. “Hal ini terjadi setelah Wayan Koster memiliki kebijakan politik ekonomi yang Kami kenal dengan Transformasi Ekonomi Bali melalui Ekonomi Kerthi Bali,” ungkap Prof Didik. 7 sur
Komentar