Ekspor Bali Anjlok 22,05 Persen
Komoditas perkebunan alami penurunan paling besar yakni minus 81,92 persen.
DENPASAR, NusaBali
Perdagangan luar negeri, yakni ekspor Bali mengalami penurunan signifikan, yakni 22,05 persen. Dari empat kelompok komoditas, Industri, Kerajinan, Perkebunan dan Pertanian, semuanya mengalami penurunan. Hal itu tercermin dari rekapitulasi ekspor Bali, Januari-Agustus 2023.
Produk ekspor Bali sendiri dibagi dalam dalam empat katagori yakni Industri, Kerajinan, Perkebunan dan Pertanian.
Pada Januari-Agustus 2023 nilai ekspor Bali mencapai 186.924.780,54 dollar AS. Sedangkan ekspor Bali pada rentang waktu yang sama tahun 2022 lalu sebesar 239.810.738,61 dollar AS. Sehingga dari perbandingan tersebut ada selisih yakni menurun-22,05 persen.
Prosentase penurunan terbesar pada produk perkebunan sebesar - 81,92 persen. Nilai ekspor perkebunan hanya 75.088,21 dollar AS. Kontribusinya juga kecil hanya 0,04 persen.
Selanjutnya ekspor produk kerajinan -26,96 persen. Nilai ekspor kerajinan Januari-Agustus 2023, 56.237.737 dollar AS. Sedangkan pada Januari-Agustus 2022 nilai ekspor kerajinan mencapai 76.998.464,86 dollar AS.
Produk industri turun -19,13 persen. Nilai ekspor produk industri pada Januari-Agustus 2022 sebesar 69.252.360,40. Pada Januari-Agutus 2023 hanya 56.005.183,62.
Disusul ekspor Produk Pertanian. Januari-Agustus 2022 nilai ekspor produk pertanian 91.647.113,03 dollar AS. Sedangkan Januari-Agustus 2023 nilai 72.858.882,52 dollar AS.
Hanya ekspor dari komoditas kategori lain-lain di luar 4 katagori itu, yang tumbuh positif. Januari-Agustus 2022, ekspor komoditas lain-lain 1.497.498,92. Kemudian pada Januari-Agustus 2023 meningkat jadi 1.747.889,05 atau naik 16,72 persen.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri (PPL) Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Bali, Ni Wayan Lestari mengatakan dari data yang ada memang ekspor Bali menunjukkan penurunan pada Januari-Agustus.
“Ya, menurun dari ekspor kakao, kopi dan vanili,” ujarnya.
Namun disampaikan Ni Wayan Lestari, data terkait ekspor bukan hanya dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali saja. Dikatakan Surat Keterangan Asal (SKA) atau ekspor Bali juga berasal dari tempat lain, yang juga berurusan dengan ekspor.
Menurutnya data yang menyeluruh bertalian dengan perkembangan ekspor ada di Badan Pusat Statistik. Dinas (Perindustrian dan Perdagangan) juga menyampaikan ke BPS.
"Di sana semua terangkum," terangnya.
Sedangkan data dari Dinas, mengacu pada SKA yang diterbitkan Dinas Perindustrian dan Perdagangan saja. Tidak termasuk dari data pihak lain.
“Kalau yang ini (data Dinas Perindustrian dan Perdagangan) berdasarkan SKA(Surat Keterangan Asal, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Bali),” katanya.
Menurut Wayan Lestari, kegiatan ekspor Bali tetap jalan. Dalam arti, ekspor komoditas dari Bali tetap jalan, tidak terputus. “Ekspor tergantung permintaan dari buyer," jelasnya. k17
1
Komentar