SMKN 3 Negara Kekurangan 102 Siswa
Dua jurusan tak penuhi rombel 20 siswa, TPTU hanya terima 15 siswa dan jurusan elektronik hanya 3 siswa.
NEGARA, NusaBali
Pendaftaran Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajaran 2017/2018 gelombang kedua tidak berpengaruh signifikan terhadap SMA/SMK negeri di Kabupaten Jembrana. Terbukti SMKN 3 Negara di Jalan Prof DR I Gede Winasa, Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana masih kekurangan siswa. Dari kuota 252 siswa hanya terisi 150 siswa atu kurang lagi 102 siswa.
Kepala SMKN 3 Negara, Putu Astawa Yasa mengatakan, pada PPDB gelombang pertama hanya ada 149 pendaftar. Dua dari 149 pendaftar itu tidak melakukan pendaftaran ulang sehingga hanya menerima 147 siswa. Sementara pada PPDB gelombang kedua yang akan diumumkan Senin (10/7) hari ini hanya mendapat tambahan 3 siswa. “Sampai pendaftaran gelombang kedua, kami menjaring 150 siswa,” terang Astawa Yasa, Minggu (9/7).
Dikatakan, kuota siswa yang semestinya diterima di SMKN 3 Negara sebanyak 252 siswa dengan 7 rombongan belajar (rombel). Per rombel maksimal diisi 36 siswa. “Kami buka 4 jurusan yakni Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Multimedia (MM), Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU), dan elektronik,” terangnya. Dua jurusan yakni TPTU dan elektronik yang banyak kekurangan siswa. TPTU hanya ada 15 siswa dan 3 siswa pilih jurusan elektronik. “Rencana kami mengalihkan 3 siswa jurusan elektronik ke jurusan TPTU,” imbuh Astawa Yasa.
Dikatakan, meski 3 siswa elektronik digabung ke jurusan TPTU tetap kekurangan siswa. Sebab rombel minimal diisi 20 siswa. “Kami masih pusing. Kami akan koordinasi ke provinsi, apakah tetap dilanjutkan atau ada solusi lain,” ujarnya. Ditambahkan, SMKN 3 Negara yang jadi primadona saat pemerintahan Bupati Winasa ini baru kali ini mengalami kekurangan siswa. Pada tahun ajaran 2016/2017, menerima 228 siswa dari kuota 210 siswa. Akhirnya sebanyak 18 pendaftar tidak diterima. “Tahun-tahun sebelumnya kuota tetap terpenuhi. Bahkan, selalu kelebihan,” tambahnya.
Menurutnya, kekurangan siswa tahun ini disebabkan adanya SMK swasta di Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, yang baru beroperasi tahun ini. SMK pariwisata itu memanfaatkan bekas gedung SMA swasta yang sudah tutup sejak tahun lalu itu. Diduga siswa maupun orangtua siswa tertarik mendaftar di SMK swasta itu karena iming-iming bebas biaya pendaftaran dan bangunan.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Jembrana, I Putu Wardana mengaku belum mendapat laporan jumlah SMK negeri kekurangan siswa di Jembrana. Diakui, PPDB gelombang kedua tidak signifikan terjadi penambahan siswa. Di SMKN 1 Negara misalnya, hanya menerima tambahan 1 siswa dari jalur miskin. “Kami sudah memenuhi kuota pada gelombang pertama. Mengingat ada Pergub untuk gelombang kedua, kebetulan ada satu siswa yang diterima tidak mendaftar ulang, kami terima satu pengganti dari PPDB gelombang kedua,” ujarnya.
Terpisah, Ketua MKKS SMA di Jembrana yang juga Kepala SMAN 1 Negara, I Putu Prapta Arya mengatakan ada SMA negeri kekurangan siswa. Di antaranya SMAN 1 Mendoyo kekurangan 48 siswa, SMAN 2 Mendoyo kekurangan 75 siswa, dan SMAN 1 Pekutatan kekurangan 51 siswa. Sementara PPDB gelombang kedua, SMAN 1 Mendoyo mendapat tambahan 5 pendaftar, SMAN 2 Mendoyo nihil, dan SMAN 1 Pekutatan mendapat tambahan 7 pendaftar. *ode
Kepala SMKN 3 Negara, Putu Astawa Yasa mengatakan, pada PPDB gelombang pertama hanya ada 149 pendaftar. Dua dari 149 pendaftar itu tidak melakukan pendaftaran ulang sehingga hanya menerima 147 siswa. Sementara pada PPDB gelombang kedua yang akan diumumkan Senin (10/7) hari ini hanya mendapat tambahan 3 siswa. “Sampai pendaftaran gelombang kedua, kami menjaring 150 siswa,” terang Astawa Yasa, Minggu (9/7).
Dikatakan, kuota siswa yang semestinya diterima di SMKN 3 Negara sebanyak 252 siswa dengan 7 rombongan belajar (rombel). Per rombel maksimal diisi 36 siswa. “Kami buka 4 jurusan yakni Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ), Multimedia (MM), Teknik Pendingin dan Tata Udara (TPTU), dan elektronik,” terangnya. Dua jurusan yakni TPTU dan elektronik yang banyak kekurangan siswa. TPTU hanya ada 15 siswa dan 3 siswa pilih jurusan elektronik. “Rencana kami mengalihkan 3 siswa jurusan elektronik ke jurusan TPTU,” imbuh Astawa Yasa.
Dikatakan, meski 3 siswa elektronik digabung ke jurusan TPTU tetap kekurangan siswa. Sebab rombel minimal diisi 20 siswa. “Kami masih pusing. Kami akan koordinasi ke provinsi, apakah tetap dilanjutkan atau ada solusi lain,” ujarnya. Ditambahkan, SMKN 3 Negara yang jadi primadona saat pemerintahan Bupati Winasa ini baru kali ini mengalami kekurangan siswa. Pada tahun ajaran 2016/2017, menerima 228 siswa dari kuota 210 siswa. Akhirnya sebanyak 18 pendaftar tidak diterima. “Tahun-tahun sebelumnya kuota tetap terpenuhi. Bahkan, selalu kelebihan,” tambahnya.
Menurutnya, kekurangan siswa tahun ini disebabkan adanya SMK swasta di Desa Pergung, Kecamatan Mendoyo, yang baru beroperasi tahun ini. SMK pariwisata itu memanfaatkan bekas gedung SMA swasta yang sudah tutup sejak tahun lalu itu. Diduga siswa maupun orangtua siswa tertarik mendaftar di SMK swasta itu karena iming-iming bebas biaya pendaftaran dan bangunan.
Sementara Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMK di Jembrana, I Putu Wardana mengaku belum mendapat laporan jumlah SMK negeri kekurangan siswa di Jembrana. Diakui, PPDB gelombang kedua tidak signifikan terjadi penambahan siswa. Di SMKN 1 Negara misalnya, hanya menerima tambahan 1 siswa dari jalur miskin. “Kami sudah memenuhi kuota pada gelombang pertama. Mengingat ada Pergub untuk gelombang kedua, kebetulan ada satu siswa yang diterima tidak mendaftar ulang, kami terima satu pengganti dari PPDB gelombang kedua,” ujarnya.
Terpisah, Ketua MKKS SMA di Jembrana yang juga Kepala SMAN 1 Negara, I Putu Prapta Arya mengatakan ada SMA negeri kekurangan siswa. Di antaranya SMAN 1 Mendoyo kekurangan 48 siswa, SMAN 2 Mendoyo kekurangan 75 siswa, dan SMAN 1 Pekutatan kekurangan 51 siswa. Sementara PPDB gelombang kedua, SMAN 1 Mendoyo mendapat tambahan 5 pendaftar, SMAN 2 Mendoyo nihil, dan SMAN 1 Pekutatan mendapat tambahan 7 pendaftar. *ode
1
Komentar