nusabali

Perdana, Festival Kopi akan Digelar di Kuta

Warnai Geliat Pariwisata, Bantu UMKM hingga Petani Kopi

  • www.nusabali.com-perdana-festival-kopi-akan-digelar-di-kuta

DENPASAR, NusaBali - Asosiasi Kopi Indonesia (Aski) DPD Bali bersiap menggelar acara 'Bali Coffee Katulistiwa Festival', di Kuta, Badung pada 4-8 Oktober 2023 mendatang. Festival kopi yang digelar pertama kali ini diharapkan ikut mempercepat pemulihan perekonomian Bali.

Ketua Aski Bali, Dwi Atmika Arya Rumawan menyampaikan pelaku UMKM di bidang kopi merupakan salah satu sektor ekonomi yang paling terkena dampak kontraksi ekonomi akibat pandemi Covid-19. "Ekonomi Bali paling down pada saat pandemi dan sekarang belum pulih 100 persen. Nah, ini salah satu tujuan kita ingin mendorong perekonomian di Bali dengan melibatkan UMKM karena mereka banyak yang terdampak Covid kemarin," jelas Dwi kepada NusaBali di Denpasar, Kamis (21/9).

Festival yang digelar selama lima hari sekaligus untuk merayakan hari kopi se-dunia yang jatuh setiap tanggal 1 Oktober. Pelaksanaan festival sengaja digelar di kawasan wisata internasional untuk mendapatkan perhatian para wisatawan internasional yang datang ke Bali. Belasan pelaku UMKM khususnya dari Bali akan mengikuti festival. Sejumlah kegiatan juga telah disiapkan untuk menarik para pengunjung, seperti atraksi barista, uji kopi, talk show, musik, dan beberapa perlombaan.

Perlombaan nantinya meliputi V60 fun battle, lomba gambar PAUD dan TK, cupping honey, dan cupping wine. Selain itu, festival juga akan mengadakan field trip ke kebun kopi di daerah Kintamani, Bangli, bertemu petani kopi dan melihat langsung proses produksi tanaman kopi. Menurut Dwi, bertumbuhnya industri minuman kopi diharapkan juga turut memberi semangat para petani untuk terus meningkatkan produktivitasnya. "Jangan sampai karena permintaan turun, mereka beralih menanam komoditas lainnya seperti sayur ataupun bunga. Di daerah pegunungan kalau mereka menanam sayur atau bunga mereka harus menebang pepohonan, sehingga juga merugikan lingkungan," bebernya.

Dwi menuturkan sengaja membubuhkan kata katulistiwa dalam nama festival sebagai identitas kopi di Bali maupun Indonesia yang memiliki aroma khas sesuai iklim di daerah ekuator. "Katulistiwa jadi ciri khas kopi di Bali maupun Indonesia," kata dia.

Salah satu produsen kopi di Bali, Gede Suarsa mengatakan masing-masing daerah di Bali memang memiliki aroma kopi khas tersendiri. Kopi arabika di kawasan Kintamani memiliki aroma sedikit kecut karena tanaman kopi di sana berdampingan dengan tanaman jeruk. Berbeda halnya dengan kopi robusta yang banyak ditanam di daerah Pupuan, Tabanan, memiliki sedikit aroma coklat karena tanaman kopi di sana berdampingan dengan tanaman kakao atau cokelat. "Kita bicara robusta Pupuan, tidak bisa digantikan oleh robusta di daerah lain," jelas Suarsa.

Bahkan, menurut pengalamannya, masing-masing desa di Kecamatan Pupuan, Tabanan memiliki aroma kopi yang khas, yang kemungkinan diakibatkan faktor lingkungan seperti tanah dan udara. Ia pun berharap pelaksanaan festival dapat menggairahkan industri kopi di Bali termasuk dapat meningkatkan kesejahteraan para petani kopi. 7 cr78

Komentar