Desa Adat Kutuh Gelar Pamlepeh Meresih
Pasca Kebakaran Pura Gunung Payung
MANGUPURA, NusaBali - Desa Adat Kutuh akan menggelar upacara Pemlepeh Meresih Pura Dang Kahyangan Gunung Payung pada Senin (25/9) mendatang. Upacara tersebut bagian dari pembersihan setelah musibah terbakarnya Meru Tumpang Tiga beberapa waktu lalu.
Bendesa Adat Kutuh I Nyoman Mesir, mengatakan telah meminta petunjuk dan arahan kepada Ida Sulinggih di Griya Kuta serta PHDI Badung terkait pelaksanaan upacara pasca terjadinya musibah kebakaran yang terjadi Selasa (19/9) siang. “Saya bersama prajuru telah meminta petunjuk ke Ida Sulinggih di Griya Kuta dan PHDI Kabupaten Badung. Saat ini kita masih rapat di desa untuk persiapan upacara,” kata Mesir, Kamis (21/9) siang.
Menurut Mesir, dari petunjuk dan arahan Ida Sulinggih dan PHDI Badung, rencananya akan dilaksanakan Upacara Pamlepeh Meresih pada Soma Wage Tambir atau Senin (25/9). Adapun upakara yang dilaksanakan berupa Caru Wraspati Kaplpa, Guru Bendu Piduka, Penuntun, Pamralina dan Pangrapuh.
“Upacara tersebut bertujuan untuk menetralisir kondisi secara niskala, pasca terjadinya musibah kebakaran. Selain itu juga berkaitan dengan rencana pembangunan ulang bangunan palinggih yang terbakar,” ujarnya.
Terkait pembiayaan upacara tersebut, Mesir mengaku sepenuhnya akan dialokasikan dari desa adat. Usai upacara dilaksanakan, ke depan juga direncanakan akan dibangun ulang palinggih yang terbakar. “Pemkab Badung siap membantu untuk pembiayaan pasca kebakaran, namun hal itu didahului dengan pengajuan proposal dari desa adat,” katanya.
“Alau kita bicara pembangunan palinggih, itu kita perkirakan kurang lebih sekitar Rp 400 juta,” imbuh Mesir.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di Pura Gunung Payung, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Selasa (19/9) sore. Dalam peristiwa itu, Meru Tumpang Tiga yang ada di sana terbakar pada bagian atapnya. Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 15.00 Wita.
Awal mula kebakaran pertama kali diketahui oleh salah seorang warga bernama Astawa yang bekerja di dekat lokasi pura. Warga melihat ada kepulan asap tebal dari tebing yang ada di sebelah pura. Melihat hal itu, warga langsung berupaya memadamkan api, namun sayangnya api sudah menjalar ke atas dan melalap atap Meru Tumpang Tiga yang ada di Mandala Utama Pura Gunung Puyung. Akibat kejadian itu, dieprkirakan kerugian mencapai Rp 300 juta. 7 dar
Menurut Mesir, dari petunjuk dan arahan Ida Sulinggih dan PHDI Badung, rencananya akan dilaksanakan Upacara Pamlepeh Meresih pada Soma Wage Tambir atau Senin (25/9). Adapun upakara yang dilaksanakan berupa Caru Wraspati Kaplpa, Guru Bendu Piduka, Penuntun, Pamralina dan Pangrapuh.
“Upacara tersebut bertujuan untuk menetralisir kondisi secara niskala, pasca terjadinya musibah kebakaran. Selain itu juga berkaitan dengan rencana pembangunan ulang bangunan palinggih yang terbakar,” ujarnya.
Terkait pembiayaan upacara tersebut, Mesir mengaku sepenuhnya akan dialokasikan dari desa adat. Usai upacara dilaksanakan, ke depan juga direncanakan akan dibangun ulang palinggih yang terbakar. “Pemkab Badung siap membantu untuk pembiayaan pasca kebakaran, namun hal itu didahului dengan pengajuan proposal dari desa adat,” katanya.
“Alau kita bicara pembangunan palinggih, itu kita perkirakan kurang lebih sekitar Rp 400 juta,” imbuh Mesir.
Diberitakan sebelumnya, kebakaran terjadi di Pura Gunung Payung, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung pada Selasa (19/9) sore. Dalam peristiwa itu, Meru Tumpang Tiga yang ada di sana terbakar pada bagian atapnya. Kebakaran itu terjadi sekitar pukul 15.00 Wita.
Awal mula kebakaran pertama kali diketahui oleh salah seorang warga bernama Astawa yang bekerja di dekat lokasi pura. Warga melihat ada kepulan asap tebal dari tebing yang ada di sebelah pura. Melihat hal itu, warga langsung berupaya memadamkan api, namun sayangnya api sudah menjalar ke atas dan melalap atap Meru Tumpang Tiga yang ada di Mandala Utama Pura Gunung Puyung. Akibat kejadian itu, dieprkirakan kerugian mencapai Rp 300 juta. 7 dar
Komentar