Dinkes Bali Gunakan Portal Khusus
Pantau Kasus Stunting
Dasbor monitoring stunting tersebut bernama stunting.baliprov.dev dibuat oleh Diskominfo Bali
DENPASAR, NusaBali
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali mulai menggunakan portal daring khusus untuk memantau stunting, di mana dalam portal tersebut terdapat data yang bisa melacak dan memvisualisasikan kasus stunting di suatu wilayah.
“Saat ini kita sudah memiliki aplikasi khusus yang berisi sasaran balita stunting by name by address,” kata Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Kamis (21/9).
Dasbor monitoring stunting tersebut bernama stunting.baliprov.dev dibuat oleh Diskominfo Bali tahun ini untuk membantu pemerintah daerah (pemda) fokus pada sasaran balita stunting sehingga dapat menurunkan pravelensinya di Pulau Dewata.
Berdasarkan data SSGI Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada akhir 2022 tercatat stunting di Bali berada di angka delapan persen, sementara Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra berharap agar kasus tersebut dapat dientaskan.
Untuk mencapai itu, Sang Made meminta jajarannya membuat data realtime sehingga setiap saat kondisi balita stunting dapat dipantau dan penanganannya tidak salah sasaran.
“Aplikasi ada di Diskominfo, Dinkes Bali hanya membantu menginput data balita stunting yang ada di Bali,” ujarnya.
Data di dalamnya ditarik dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Kemenkes yang dibuat tahun 2018 lalu. Sementara di Bali, sejak Juli 2023 lalu pemda mulai memanfaatkan fitur ini.
Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan proses input data sudah berjalan di tiap posyandu dan akan terus berlangsung.
“Memang yang melakukan adalah petugas puskesmas yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan sekarang sudah dibantu juga oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di setiap kecamatan,” katanya.
Anom menyadari pencapaian dalam menekan stunting adalah hal yang penting, namun di samping target intervensi spesifik dan intervensi sensitif, penguatan input data sasaran balita stunting di posyandu merupakan hal yang lebih penting.
“Ini penting karena input data sasaran balita stunting yang valid dan tepat waktu akan mempermudah kita untuk melakukan intervensi, sekaligus mencapai target intervensi terhadap sasaran balita stunting di Bali,” tuturnya. 7 ant
Dinas Kesehatan (Dinkes) Bali mulai menggunakan portal daring khusus untuk memantau stunting, di mana dalam portal tersebut terdapat data yang bisa melacak dan memvisualisasikan kasus stunting di suatu wilayah.
“Saat ini kita sudah memiliki aplikasi khusus yang berisi sasaran balita stunting by name by address,” kata Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom di Denpasar, Kamis (21/9).
Dasbor monitoring stunting tersebut bernama stunting.baliprov.dev dibuat oleh Diskominfo Bali tahun ini untuk membantu pemerintah daerah (pemda) fokus pada sasaran balita stunting sehingga dapat menurunkan pravelensinya di Pulau Dewata.
Berdasarkan data SSGI Kementerian Kesehatan (Kemenkes), pada akhir 2022 tercatat stunting di Bali berada di angka delapan persen, sementara Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra berharap agar kasus tersebut dapat dientaskan.
Untuk mencapai itu, Sang Made meminta jajarannya membuat data realtime sehingga setiap saat kondisi balita stunting dapat dipantau dan penanganannya tidak salah sasaran.
“Aplikasi ada di Diskominfo, Dinkes Bali hanya membantu menginput data balita stunting yang ada di Bali,” ujarnya.
Data di dalamnya ditarik dari aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGBM) Kemenkes yang dibuat tahun 2018 lalu. Sementara di Bali, sejak Juli 2023 lalu pemda mulai memanfaatkan fitur ini.
Kepala Dinkes Bali I Nyoman Gede Anom mengatakan proses input data sudah berjalan di tiap posyandu dan akan terus berlangsung.
“Memang yang melakukan adalah petugas puskesmas yang merupakan bagian dari Dinas Kesehatan kabupaten/kota, dan sekarang sudah dibantu juga oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) di setiap kecamatan,” katanya.
Anom menyadari pencapaian dalam menekan stunting adalah hal yang penting, namun di samping target intervensi spesifik dan intervensi sensitif, penguatan input data sasaran balita stunting di posyandu merupakan hal yang lebih penting.
“Ini penting karena input data sasaran balita stunting yang valid dan tepat waktu akan mempermudah kita untuk melakukan intervensi, sekaligus mencapai target intervensi terhadap sasaran balita stunting di Bali,” tuturnya. 7 ant
Komentar