Hidupkan Warisan Sastra dan Intelektual Masa Lalu
Singaraja Literary Festival
SINGARAJA, NusaBali - Puluhan agenda siap disajikan dalam Singaraja Literary Festival yang akan terselenggara Jumat (29/9) hingga Minggu (1/10) mendatang.
Festival yang digagas Yayasan Mahima Indonesia ini bertujuan untuk menghidupkan kembali warisan sastra dan intelektualisme masa lalu yang dimiliki Singaraja.
Penggagas Festival Kadek Sonia Piscayanti dan Made Adnyana Ole, Kamis (21/9), menerangkan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan mengambil nafas sastra yang menjadi penggerak kebudayaan di semua masa. Melalui 30 program yang akan digelar, diharapkan dapat menjadi jembatan untuk menghidupkan ingatan soal kehidupan di masa lalu, sebagai sebuah cermin refleksi di masa kini.
“Kami mengambil tema Gedong Kirtya sebagai pusat intelektualisme bangsa. Visinya kami ingin mengajak mengajak pendidik, peneliti, mahasiswa, dan pelajar untuk mengapresiasi dan merayakan kembali kekayaan di bidang kesusastraan, dalam berbagai bentuk alih wahana karya yang bersumber dari lontar di Gedong Kirtya,” terang Sonia yang juga Dosen Undiksha Singaraja ini.
Menurutnya festival sastra yang digelar sejalan dengan aktivasi ruang publik Gedong Kirtya dan kawasannya, sehingga dapat diakses oleh siapapun. Puluhan program yang sudah dirangkai dalam festival ini memiliki agenda yang sangat padat. Selama tiga hari akan digelar lomba-lomba, workshop, kuliah umum, diskusi publik, bedah buku, pameran, akustik musik, teater dan tari, serta pertunjukan naratif dalang dan kolaborasi lintas komunitas.
Sonia juga menyebut dalam festival ini juga akan menghadirkan pembicara-pembicara terkenal yang memang kompeten di bidangnya. Diantaranya Sugi Lanus yang bicara soal kontribusi Gedong Kirtya dalam perjalanan sejarah bangsa. Ni Wayan Giri Adnyani selaku Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan bicara soal Sastra dan Pariwisata.
Selanjutnya Marlowe Bandem akan bicara soal arsip dan pengetahuan budaya. Devi Asmarani akan bicara soal perubahan sosial di Bali dari kacamata jurnalis, Anne-Lot ahli sejarah Bali asal Belanda akan bicara soal AA Panji Tisna dan pengaruhnya.
Ada juga beberapa penulis muda yang akan berbagi pengalaman dalam dunia sastra. Singaraja Literary Festival juga didukung oleh Ubud Writers and Readers Festival yang menghadirkan penulis Andre Syahreza, Henry Manampiring, dan Gde Aryantha Soethama, dan beberapa komunitas kreatif di Buleleng. 7k23
Penggagas Festival Kadek Sonia Piscayanti dan Made Adnyana Ole, Kamis (21/9), menerangkan seluruh kegiatan yang akan dilaksanakan mengambil nafas sastra yang menjadi penggerak kebudayaan di semua masa. Melalui 30 program yang akan digelar, diharapkan dapat menjadi jembatan untuk menghidupkan ingatan soal kehidupan di masa lalu, sebagai sebuah cermin refleksi di masa kini.
“Kami mengambil tema Gedong Kirtya sebagai pusat intelektualisme bangsa. Visinya kami ingin mengajak mengajak pendidik, peneliti, mahasiswa, dan pelajar untuk mengapresiasi dan merayakan kembali kekayaan di bidang kesusastraan, dalam berbagai bentuk alih wahana karya yang bersumber dari lontar di Gedong Kirtya,” terang Sonia yang juga Dosen Undiksha Singaraja ini.
Menurutnya festival sastra yang digelar sejalan dengan aktivasi ruang publik Gedong Kirtya dan kawasannya, sehingga dapat diakses oleh siapapun. Puluhan program yang sudah dirangkai dalam festival ini memiliki agenda yang sangat padat. Selama tiga hari akan digelar lomba-lomba, workshop, kuliah umum, diskusi publik, bedah buku, pameran, akustik musik, teater dan tari, serta pertunjukan naratif dalang dan kolaborasi lintas komunitas.
Sonia juga menyebut dalam festival ini juga akan menghadirkan pembicara-pembicara terkenal yang memang kompeten di bidangnya. Diantaranya Sugi Lanus yang bicara soal kontribusi Gedong Kirtya dalam perjalanan sejarah bangsa. Ni Wayan Giri Adnyani selaku Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif akan bicara soal Sastra dan Pariwisata.
Selanjutnya Marlowe Bandem akan bicara soal arsip dan pengetahuan budaya. Devi Asmarani akan bicara soal perubahan sosial di Bali dari kacamata jurnalis, Anne-Lot ahli sejarah Bali asal Belanda akan bicara soal AA Panji Tisna dan pengaruhnya.
Ada juga beberapa penulis muda yang akan berbagi pengalaman dalam dunia sastra. Singaraja Literary Festival juga didukung oleh Ubud Writers and Readers Festival yang menghadirkan penulis Andre Syahreza, Henry Manampiring, dan Gde Aryantha Soethama, dan beberapa komunitas kreatif di Buleleng. 7k23
1
Komentar