Megawati Ingin Buat Peta 12 Wilayah Tumbuh-tumbuhan RI
JAKARTA, NusaBali - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri ingin membagi 12 wilayah Indonesia berdasarkan kekayaan tumbuh-tumbuhan. Megawati meyakini bahwa tumbuh-tumbuhan bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat agar tak tergantung pada produk impor.
JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri ingin membagi 12 wilayah Indonesia berdasarkan kekayaan tumbuh-tumbuhan. Megawati meyakini bahwa tumbuh-tumbuhan bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat agar tak tergantung pada produk impor.
Hal itu disampaikan Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto saat melakukan pertemuan dan dialog di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Kamis (21/9) pagi. Pertemuan tersebut digelar serangkaian kegiatan Pra Rakernas IV PDIP.
Hasto hadir bersama pendiri dan peneliti senior Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB Prof Rokhmin Dahuri dan Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani Azwar Anas. Mereka disambut oleh Kepala Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan LPPM IPB Prof Dr Yonvitner beserta jajaran civitas IPB.
Hasto mengatakan, peletakan batu pertama bangunan IPB dilakukan oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno atau Bung Karno pada 1952. Kini, bangunan IPB masih berdiri kokoh.
Hasto tertarik dengan salah satu tulisan yang menempel di sebuah dinding bangunan IPB. Di situ tertulis ‘Ilmu Sistematik Geografi dan Sosiologi Tumbuh-Tumbuhan’. Hasto meminta penjelasan singkat dari Prof Yonvitner soal makna tulisan tersebut, lantaran politisi asal Jogjakarta ini, teringat keinginan Presiden Kelima RI yang juga Ketua Umum DPP PDIP Prof Dr (HC) Megawati Soekarnoputri soal peta tanaman berdasarkan geografinya.
Dikatakannya, Megawati ingin membagi 12 wilayah Indonesia berdasarkan kekayaan tumbuh-tumbuhan. Karena Megawati sangat menaruh perhatian terhadap tumbuh-tumbuhan yang tersebar di seluruh Indonesia. Apalagi, Megawati meyakini bahwa tumbuh-tumbuhan bisa memenuhi kebutuhan pangan rakyat agar tak tergantung pada produk impor.
“Nah, Ibu (Megawati) itu ingin buat ini. Jadi, ini misalnya peta Indonesia, lalu dibagi dalam 12 (wilayah). Ini ada rasionalitas secara geostrategic, dibagi 12. Lalu, untuk merancang ini (Ilmu Sistematik Geografi dan Sosiologi Tumbuh-tumbuhan), masyarakat kita punya (data) tradisi makannya apa. Misalnya dalam gelombang pertama antara Aceh sampai Sumatera Utara, apa bulan Januari yang bisa mereka produksi, bulan Februari apa, nah Ibu kepengen itu,” kata Hasto dalam keterangan tertulisnya.
Namun, Hasto menyebut Megawati ingin peta tumbuh-tumbuhan dibuat secara dinamis dari Aceh hingga Papua. Lantaran perlu disadari bahwa setiap daerah memiliki potensi tumbuh-tumbuhan yang berbeda.
“Tetapi itu secara dinamis, sampai ke Papua, sehingga masa nanti kita di sini musim durian, di sana enggak. Di sini umbi-umbian di sana enggak. Nah, sampai pada sistem distribusi dan memenuhi kebutuhan, kedaulatan pangan untuk kesejahteraan (masyarakat),” jelas Hasto.
Diketahui, PDIP akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) IV pada 29 September 2023. Forum tersebut akan mengangkat tema ‘Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat’ dengan sub tema ‘Pangan Lambang Supremasi Kepemimpinan Negara pada Dunia’.
Hasto mengatakan, pangan itu penting bagi sebuah negara, karena bisa menjadi lambang supremasi kepemimpinan suatu bangsa terhadap dunia. Selain itu, akan menjadi bangsa terpandang di mata dunia pula.
Dosen Universitas Pertahanan (Unhan) itu mengatakan, PDIP bakal membantu sosialisasi produk pangan yang mengandung banyak manfaat bagi rakyat. PDIP juga menjadi partai yang berkomitmen mengembangkan riset untuk mewujudkan kedaulatan pangan. Dia pun, mengapresiasi IPB yang mampu menghasilkan pangan berbahan Spirulina yang kaya protein untuk mencegah tengkes atau stunting.
“Kegiatan riset dan inovasi mampu menghasilkan berbagai karya anak bangsa yang membangun Indonesia dengan kedaulatan pangannya. Ini sebagai contoh bagaimana Spirulina merupakan makanan yang bersumber dari proses inovasi dengan merek dagang Seacera, ternyata kaya protein yang mampu mencegah stunting,” ucap Hasto.
Peneliti PKSPL-IPB Kustiariah mengatakan, Spirulina itu berasal dari gangga laut mikro yang kaya protein, mineral, vitamin, dan antioksidan.
“Jadi bagus untuk kesehatan. Tidak hanya untuk stunting, misalnya untuk anak-anak, tetapi juga untuk orang tua demi menjaga imunitas,” ujar Kustiariah.
Kustiariah menambahkan, PKSPL-IPB juga membuat produk Tembora yang berbahan tempe dan rumput laut, tetapi perlu diindustrialisasi lebih lanjut. “Tempe juga superfood yang asli Indonesia itu ditambah rumput laut. Jadi, tembora itu singkatan tempe Bogor rumput laut. Kami menunggu industrialisasi, merek sudah kami daftarkan,” katanya. 7 k22
1
Komentar