nusabali

Prada Yanuar Tewas Menjelang Pelantikan

  • www.nusabali.com-prada-yanuar-tewas-menjelang-pelantikan

Kematian tragis Prada Yanuar Setiawan, 20, prajurit TNI AD yang tewas dikeroyok komplotan geng motor di Jalan Bypass Ngurah Rai Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Badung, Minggu (9/7) subuh, menyisakan cerita pilu.

MANGUPURA, NusaBali
Anggota TNI berusia 20 tahun ini tewas dikeroyok hanya sepekan sebelum dilantik pasca menjalani Pendidikan Infanteri di kawasan Pulaki, Kecamatan Gerokgak, Buleleng.

Hingga insiden maut merenggut nyawanya, korban Prada Yanuar Setiawan masih menjalani Pendidikan Infanteri di Pulaki. Prajurit TNI kelahiran Reo, Manggarai, NTT, 13, September 1997 ini tinggal di Asrama Dodik Latpur Pulaki.

Menurut salah seorang kerabatnya, Shahrul, selama menjalani pendidikan, korban Prada Yanuar belum pernah keluar dari asrama. Nah, sehari sebelum insiden maut, Prada Yanuar mengajukan Izin Berlibur Luar (IBL) di Asrama Dodik Latpur Pulaki, Sabtu (8/7). Korban berencana mendatangi kos-kosan rekannya, Muhamad Johari, 22, di belakang Pasar Desa Bualu, Kecamatan Kuta Selatan, Badung. Namun, Johri bersama empat rekan lainnya pilih menjemput Prada Ya-nuar di kawasan Tuban, Kecamatan Kuta, Badung, sesuai kesepakatan per telepon.

Dari Tuban, mereka selanjutnya jalan-jalan di kawasan wisata Seminyak, Legian, dan Kuta. Minggu dinihari sekitar pukul 04.40 Wita, korban dan lima rekannya asal sekampung di Rio, NTT bergerak menuju kos-kosan korban Johari di belakang Pasar Desa Bualu. Tapi, mereka malah dicegat komplotan geng motor tepat di depan SPBU Jalan Bypass Ngurah Rai sebelah utara Pura Gerya Manik Sari, Desa Pakraman Jimbaran, dan kemudian diserang hingga korban Prada Yanuar tewas.

Shahrul menyebutkan, Prada Yanuar justru tewas hanya berselang sepekan sebelum pelantikan di tempat pendidikannya di Pulaki, 17 Juli 2017 mendatang. "Padahal, nomor induk sudah dikantongi dan ditetapkan sebagai anggota TNI aktif. Dia (Prada Yanuar) tinggal dilantik dan ditempatkan," ungkap Sharul saat ditemui di pesemayaman jenazah korban Prada Yanuar di RSAD Udayana, Jalan PB Sudirman Denpasar, Minggu kemarin.

Sementara itu, kerabat korban lainnya, Ican, yang ditemui terpisah di RS Sanglah, Minggu kemarin, mengaku tidak tahu pasti bagaimana kejadian maut yang merenggut nyawa Prada Yanuar dan menyebabkan korban Jahori terluka hingga patah rahang. Yang jelasm korban tewas mengenaskan menjelang pelantikannya pasca pendidikan di Pulaki.

“Dia (Prada Yanuar) sempat komunikasi dan menginformasikan kepada kita, kalau sebentar lagi akan dilantik jadi anggota TNI. Kalau tidak salah, 17 Juli nanti,” tutur Ican. “Kalau proses kenaikan pangkat pasca kejadian ini, saya tidak tahu. Yang jelas, jenazah kemungkinan secepatnya akan dikirim ke kampung di Reo, Manggarai Tengah,” lanjut Ican.

Sementara, korban Muhammad Johari hingga kemarin sore masih dalam penanganan tim medis di IGD RS Sanglah. Korban Johari mengalami patah rahang dan lebam di wajah. Pantauan NusaBali, Johari terlihat tidak mampu menggerakkan bagian leher dan wajah. Mulutnya terus menganga karena terjadi pergeseran di bagian rahangnya. Berkomunikasi dan makan pun dia tidak mampu. Dia hanya bicara me-nggunakan bahasa isyarat.

Menurut salah satu kerabatnya, Budi, korban Johari kesehariannya bekerja di Nusa Dua Hotel. Kerabatnya bingung untuk biaya operasi patah ralang yang menelan biaya sekitar Rp 50 juta. “Sebenarnya, dia punya BPJS, tapi belum bisa dikomunikasikan, karena ini kasusnya bukan kecelakaan kerja. Makanya sampai saat ini kami belum berani mengiyakan untuk operasi. Kami masih tunggu persetujuan dari ke-luarganya di kampung dulu, karena biayanya cukup besar,” papar Budi. *dar,in

Komentar