Gepeng Kembali Marak di Kuta
Satpol PP Gencarkan Razia
MANGUPURA, NusaBali - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) BKO Kuta kembali menggencarkan razia gelandang dan pengemis (gepeng).
Sebab, belakangan ini para gepeng kembali muncul di wilayah Kuta dengan beragam modus seperti menjual tisu, namun ada yang terang-terangan meminta-minta.
Persoalan gepeng tidak pernah habisnya di wilayah Kuta. Meski sudah berkali-kali dirazia dan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, para gepeng kembali datang ke Kuta.
Komandan Regu Satuan Polisi Pamong Praja BKO Kuta I Wayan Suantara, mengatakan banyak menerima laporan masyarakat terkait kemunculan gepeng di sejumlah ruas jalan di wilayah Kuta. Makanya, sejak Senin (25/9) hingga Jumat (29/9) kemarin petugas terus memantau dan mengawasi keberadaan gepeng di titik yang kerap jadi tempat mangkal.
“Jadi kami sudah mulai gencar lagi operasi. Mulai Senin sampai sekarang kami terus patroli di beberapa titik yang memang kerap digunakan oleh gepeng ini sebagai lokasi mangkal,” kata Suantara.
Suantara merinci sejumlah titik yang kerap digunakan para gepeng untuk beraksi, seperti di Jalan Raya Kuta, Jalan Poppies, Jalan Dewi Sri, Jalan Patih Jelantik, Simpang Imam Bonjol hingga di kawasan pantai. Selama pemantauan itu, pihaknya menemukan sejumlah gepeng yang sedang meminta-minta kepada wisatawan, bahkan ada yang menawarkan sejumlah barang dagangan seperti tisu. “Kami temukan 5-10 gepeng yang bersaksi. Ada yang melancarkan aksinya dengan modus jual tisu, ada juga yang langsung meminta-minta,” katanya.
Para gepeng yang tertangkap tangan itu langsung diciduk ke Kantor Satpol PP BKO Kuta untuk dibina lebih lanjut. Setelah itu, para gepeng yang didominasi anak-anak tersebut langsung diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Badung untuk proses pemulangan. “Orang lama semua yang kita amankan,” ucap Suantara.
Dia tidak memungkiri kehadiran para gepeng di wilayah Kuta sangat menganggu keamanan dan kenyamanan wisatawan. Apalagi, kondisi saat ini pariwisata sudah mulai bangkit dan sudah banyak yang datang berkunjung ke wilayah Kuta. “Mereka kan minta-minta di jalan dan traffic light. Tentu berdampak pada citra pariwisata. Padahal, sudah ditangani berulang kali dan dipulangkan berulang kali juga. Namun sayangnya justru kembali muncul di Kuta. Tentunya kami akan terus intensifkan pengawasan ke depannya,” tegasnya. 7 dar
Persoalan gepeng tidak pernah habisnya di wilayah Kuta. Meski sudah berkali-kali dirazia dan dipulangkan ke kampung halaman masing-masing, para gepeng kembali datang ke Kuta.
Komandan Regu Satuan Polisi Pamong Praja BKO Kuta I Wayan Suantara, mengatakan banyak menerima laporan masyarakat terkait kemunculan gepeng di sejumlah ruas jalan di wilayah Kuta. Makanya, sejak Senin (25/9) hingga Jumat (29/9) kemarin petugas terus memantau dan mengawasi keberadaan gepeng di titik yang kerap jadi tempat mangkal.
“Jadi kami sudah mulai gencar lagi operasi. Mulai Senin sampai sekarang kami terus patroli di beberapa titik yang memang kerap digunakan oleh gepeng ini sebagai lokasi mangkal,” kata Suantara.
Suantara merinci sejumlah titik yang kerap digunakan para gepeng untuk beraksi, seperti di Jalan Raya Kuta, Jalan Poppies, Jalan Dewi Sri, Jalan Patih Jelantik, Simpang Imam Bonjol hingga di kawasan pantai. Selama pemantauan itu, pihaknya menemukan sejumlah gepeng yang sedang meminta-minta kepada wisatawan, bahkan ada yang menawarkan sejumlah barang dagangan seperti tisu. “Kami temukan 5-10 gepeng yang bersaksi. Ada yang melancarkan aksinya dengan modus jual tisu, ada juga yang langsung meminta-minta,” katanya.
Para gepeng yang tertangkap tangan itu langsung diciduk ke Kantor Satpol PP BKO Kuta untuk dibina lebih lanjut. Setelah itu, para gepeng yang didominasi anak-anak tersebut langsung diserahkan ke Dinas Sosial Kabupaten Badung untuk proses pemulangan. “Orang lama semua yang kita amankan,” ucap Suantara.
Dia tidak memungkiri kehadiran para gepeng di wilayah Kuta sangat menganggu keamanan dan kenyamanan wisatawan. Apalagi, kondisi saat ini pariwisata sudah mulai bangkit dan sudah banyak yang datang berkunjung ke wilayah Kuta. “Mereka kan minta-minta di jalan dan traffic light. Tentu berdampak pada citra pariwisata. Padahal, sudah ditangani berulang kali dan dipulangkan berulang kali juga. Namun sayangnya justru kembali muncul di Kuta. Tentunya kami akan terus intensifkan pengawasan ke depannya,” tegasnya. 7 dar
1
Komentar