Investor Saham Dominan Usia 18-25 Tahun
Berdasarkan pekerjaan, karyawan swasta tercatat yang paling dominan bermain saham yakni 41,6 persen.
DENPASAR, NusaBali
Perkembangan pasar modal, khususnya saham di Bali terus tumbuh positif. Menariknya pemain saham kini lebih banyak anak milenial rata-rata berusia 18-25 tahun.
Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Agustus 2023, jumlah investor pasar modal secara keseluruhan (saham, obligasi, reksadana dan produk lainnya) di Bali sebanyak 218.544 investor atau tumbuh sebesar 26.565 investor baru atau kurang lebih 13,8 persen dari tahun sebelumnya.
Khusus untuk investor saham di Bali tercatat sebanyak 108.472 investor atau bertambah 13.721 investor baru, sekitar 14,5 persen dari tahun sebelumnya.
Kemudian, berdasarkan kelompok umur, ternyata mereka yang berumur antara 18-25 tahun yang persentasenya paling besar yakni 33 persen. Disusul klasifikasi umur 26-30 tahun atau sebesar 24 persen, dan usia 31-40 tahun juga tercatat 24 persen. Sementara persentase paling kecil usia 41-100 tahun atau hanya 19 persen.
Kepala Perwakilan BEI Provinsi Bali I Gusti Agus Andiyasa, mengiyakan jika generasi milenial pada usia 18-25 tahun menjadi yang terbanyak sebagai investor saham. “Ya, memang demikian faktanya,” ujarnya, Jumat (29/9).
Dia mengelak memberi prakiraan, mengapa kalangan kelompok usia 18-25 tahun yang paling banyak membeli saham. Namun demikian, dia meyakinkan salah satunya karena faktor pemahaman kalangan anak muda terhadap pasar modal, khususnya saham. Selain, karena penghasilan yang sudah memungkinkan untuk itu.
Andiyasa mengatakan, selama ini BEI telah melakukan sosialisasi dan edukasi tidak berdasarkan klasifikasi kelompok umur, tetapi semua segmen disasar. Bukan hanya kalangan anak muda, tetapi juga kelompok umur yang di atasnya. Selain kepada kalangan pelajar dan mahasiwa, karyawan, pegawai dan juga masyarakat umum juga disasar. “Agar paham, apa itu pasar modal,” katanya.
Sementara berdasarkan pekerjaan, karyawan swasta tercatat yang paling dominan bermain saham, yakni 41,6 persen, disusul pelajar 19,8 persen. Kemudian pengusaha 14,5 persen, pegawai negeri 5 persen, ibu rumah tangga 3,7 persen, guru 1,4 persen dan yang lainnya 12,5 persen. Berdasarkan gender, pria lebih banyak berinvestasi melalui saham dibanding perempuan. Perbandingannya 62,3 persen berbanding 37,7 persen. Sedangkan atas dasar demografi, investor saham paling banyak ada di Denpasar yakni 35,1 persen. Hal itu dinilai masuk akal, mengingat Denpasar merupakan pusat pemerintahan sekaligus pusat perekonomian di Bali. Kemudian diurutan berikutnya di Badung yakni 18,6 persen, Buleleng 11,5 persen, Gianyar 9,6 persen, Tabanan 8,8 persen, Karangasem 5,3 persen, Jembrana 5 persen, Klungkung 3,4 persen, dan Bangli 2,6 persen. 7 k17
1
Komentar