Koster Bacakan ‘Dedication of Life’ di Rakernas PDIP
Megawati: Daerah Lain Bisa Ikuti Bali
DENPASAR, NusaBali - Ketua DPD PDIP Provinsi Bali Wayan Koster mendapat kehormatan dari DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan untuk membacakan naskah ‘Dedication of Life’ pada Rakernas ke-4 PDIP di Jakarta International Expo, Jakarta Pusat, yang berlangsung pada 29 September – 1 Oktober 2023.
Koster dari mimbar utama membacakan ‘Dedication of Life’ yang disusun oleh Presiden Pertama RI Ir Soekarno pada 10 September 1966 ini dengan penuh khidmat. Saat pembacaan ‘Dedication of Life’ suasana Rakernas yang sebelumnya terdengar suara gemuruh dari puluhan ribu kader, seketika hening. Mereka meresapi setiap kata ‘Dedication of Life’ yang dibacakan Koster untuk mengajak masyarakat melakukan pengabdian kepada Tuhan, Tanah Air, dan Bangsa.
“Saya adalah manusia biasa. Saya des tidak sempurna. Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagianku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Itulah dedication of life-ku. Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa. Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia, dan manfaat. Soekarno, 10 September 1966,“ kata Koster yang membacakan Dedication of Life.
Pembacaan pidato ‘Dedication of Life’ Bung Karno merupakan hal yang sakral dalam prosesi acara di PDIP yang diawali dengan prosesi Panji-Panji Kebesaran Partai, kemudian diikuti prosesi parade Paskibraka dengan membawa Bendera Merah Putih dan bendera PDIP. Selanjutnya, puluhan ribuan kader serempak menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, pembacaan Pancasila yang dipimpin oleh Ketua DPD PDIP Jambi Edi Purwanto, hingga menyanyikan hymne dan mars PDIP dengan penuh semangat dan suara gemuruh dari puluhan ribu kader.
Rakernas ke-4 PDIP yang bertema ‘Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat’ dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Calon Presiden Ganjar Pranowo, Ketua DPP PDIP Muhammad Prananda Prabowo, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, hingga puluhan ribu kader PDIP dari tiga pilar partai (eksekutif, struktural partai, dan legislatif).
Pada kesempatan tersebut, Megawati berharap daerah lain bisa mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster terhadap daerahnya. Koster bisa membuat konsep 100 tahun Bali ke depan. Megawati secara khusus memanggil Koster dari panggung Rakernas ke–4 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Pak Koster ada ndak ya?,” ujar Megawati saat penutupan Rakernas, Minggu (1/10).
Mendengar namanya dipanggil, Koster segera berdiri dari tempat duduknya dan menjawab pertanyaan Megawati, jika dia hadir di penutupan Rakernas tersebut. “Iya, silakan duduk bapak,” ucap Megawati.
Selanjutnya, Megawati bercerita mengenai Bali dan Wayan Koster. Menurut dia, Koster adalah Gubernur Bali sekaligus Ketua DPD PDIP Provinsi Bali. Dengan posisi seperti itu, Megawati meminta kepada Koster agar membuat sebuah konsep jangka panjang mengenai Pulau Dewata.
“Saya katakan, kamu ini mbok mikir. Bali itu kecil, rakyatnya sedikit, tapi subur. Coba kamu pikirkan sebuah konsep. Konsepnya untuk jangka panjang yang namanya 100 tahun Bali ke depan,” kata Megawati. Hal itu, sukses dilakukan Koster dengan membuat konsep 100 tahun Bali ke depan.
Megawati menjelaskan, jika Bali hanya diperuntukkan bagi kawasan pariwisata saja, tanah dan sawah yang subur diganti untuk kepentingan pariwisata semata, maka rakyat tidak punya apa-apa. Oleh karena itu, para kader PDIP harus berpikir visioner, terutama yang menduduki posisi sebagai kepala daerah.
“Kalian ini pemimpin daerah. Jangan lupa. Mudah-mudahan daerah lain bisa mengikuti apa yang telah dibuat oleh Pulau Bali. Siapa pun, pemimpinnya ke depan harus menjalankan konsep itu,” tutur Megawati. Bagi Megawati, visi dan misi jangka panjang merupakan sebuah konsep Indonesia Raya ke depan.
Konsep tersebut yang diinginkan oleh Bung Karno, agar Indonesia berkeadilan dan makmur tidak sekadar angan-angan dan ilusi belaka. “Melainkan kebenaran, kecuali kalian tidak melakukannya,” tandas Megawati. 7 k22, bin
“Saya adalah manusia biasa. Saya des tidak sempurna. Sebagai manusia biasa saya tidak luput dari kekurangan dan kesalahan. Hanya kebahagianku ialah dalam mengabdi kepada Tuhan, kepada Tanah Air, kepada Bangsa. Itulah dedication of life-ku. Jiwa pengabdian inilah yang menjadi falsafah hidupku, dan menghikmati serta menjadi bekal-hidup dalam seluruh gerak hidupku. Tanpa jiwa pengabdian ini saya bukan apa-apa. Akan tetapi dengan jiwa pengabdian ini, saya merasakan hidupku bahagia, dan manfaat. Soekarno, 10 September 1966,“ kata Koster yang membacakan Dedication of Life.
Pembacaan pidato ‘Dedication of Life’ Bung Karno merupakan hal yang sakral dalam prosesi acara di PDIP yang diawali dengan prosesi Panji-Panji Kebesaran Partai, kemudian diikuti prosesi parade Paskibraka dengan membawa Bendera Merah Putih dan bendera PDIP. Selanjutnya, puluhan ribuan kader serempak menyanyikan lagu Indonesia Raya, mengheningkan cipta yang dipimpin oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, pembacaan Pancasila yang dipimpin oleh Ketua DPD PDIP Jambi Edi Purwanto, hingga menyanyikan hymne dan mars PDIP dengan penuh semangat dan suara gemuruh dari puluhan ribu kader.
Rakernas ke-4 PDIP yang bertema ‘Kedaulatan Pangan untuk Kesejahteraan Rakyat’ dihadiri Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, Presiden Joko Widodo, Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin, Ketua DPR RI Puan Maharani, Calon Presiden Ganjar Pranowo, Ketua DPP PDIP Muhammad Prananda Prabowo, Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto, Menteri Kabinet Indonesia Maju, Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan Muhamad Mardiono, Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, Ketua Umum Partai Hanura Oesman Sapta Odang, hingga puluhan ribu kader PDIP dari tiga pilar partai (eksekutif, struktural partai, dan legislatif).
Pada kesempatan tersebut, Megawati berharap daerah lain bisa mengikuti apa yang telah dilakukan oleh Gubernur Bali Wayan Koster terhadap daerahnya. Koster bisa membuat konsep 100 tahun Bali ke depan. Megawati secara khusus memanggil Koster dari panggung Rakernas ke–4 PDIP di JIExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat.
“Pak Koster ada ndak ya?,” ujar Megawati saat penutupan Rakernas, Minggu (1/10).
Mendengar namanya dipanggil, Koster segera berdiri dari tempat duduknya dan menjawab pertanyaan Megawati, jika dia hadir di penutupan Rakernas tersebut. “Iya, silakan duduk bapak,” ucap Megawati.
Selanjutnya, Megawati bercerita mengenai Bali dan Wayan Koster. Menurut dia, Koster adalah Gubernur Bali sekaligus Ketua DPD PDIP Provinsi Bali. Dengan posisi seperti itu, Megawati meminta kepada Koster agar membuat sebuah konsep jangka panjang mengenai Pulau Dewata.
“Saya katakan, kamu ini mbok mikir. Bali itu kecil, rakyatnya sedikit, tapi subur. Coba kamu pikirkan sebuah konsep. Konsepnya untuk jangka panjang yang namanya 100 tahun Bali ke depan,” kata Megawati. Hal itu, sukses dilakukan Koster dengan membuat konsep 100 tahun Bali ke depan.
Megawati menjelaskan, jika Bali hanya diperuntukkan bagi kawasan pariwisata saja, tanah dan sawah yang subur diganti untuk kepentingan pariwisata semata, maka rakyat tidak punya apa-apa. Oleh karena itu, para kader PDIP harus berpikir visioner, terutama yang menduduki posisi sebagai kepala daerah.
“Kalian ini pemimpin daerah. Jangan lupa. Mudah-mudahan daerah lain bisa mengikuti apa yang telah dibuat oleh Pulau Bali. Siapa pun, pemimpinnya ke depan harus menjalankan konsep itu,” tutur Megawati. Bagi Megawati, visi dan misi jangka panjang merupakan sebuah konsep Indonesia Raya ke depan.
Konsep tersebut yang diinginkan oleh Bung Karno, agar Indonesia berkeadilan dan makmur tidak sekadar angan-angan dan ilusi belaka. “Melainkan kebenaran, kecuali kalian tidak melakukannya,” tandas Megawati. 7 k22, bin
Komentar