PHDI Buleleng: Agama Jangan Dibawa ke Politik
SINGARAJA, NusaBali - Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Buleleng menegaskan tidak ada urusan agama dibawa ke politik, atau urusan politik dikait-kaitkan dengan agama.
Hal itu disepakati dalam paruman PHDI Buleleng bersama sulinggih, walaka dan pengurus PHDI se-Buleleng, Sabtu (30/9), di Pasraman Asem Kembar, Desa Tegallinggah, Kecamatan Sukasada, Buleleng.
Ketua PHDI Buleleng Gde Made Metera mengatakan dalam paruman tersebut membahas 3 poin penting yang menjadi program kerja PHDI setahun ke depan. Poin pertama dari paruman sulinggih membahas tentang panca yadnya. Materi ini dipilih karena umat Hindu di Buleleng khususnya masih ada yang belum paham betul masalah panca yadnya. Masih sering ditemui persoalan perbedaan sarana upacara/upakara dalam kehidupan beragama.
“Upacara memang berbeda sesuai dengan dresta kearifan lokal masing-masing tetapi tujuan dan filosofinya sama. Nah nanti Ida Sulinggih yang muput upacara akan langsung memberikan pemahaman kepada umat agar ada satu pandangan yang sama dalam pelaksanaan panca yadnya,” ungkap Metera.
Lalu poin kedua yang menjadi penekanan penting dari hasil paruman walaka, menyoal moderasi beragama. Menurutnya memasuki tahun-tahun politik dan tahapan Pemilu 2024, PHDI Buleleng tidak menginginkan hal keagamaan ditarik ke politik. Atau sebaliknya hal-hal politik dibawa ke ranah agama.
“Kami mengajak semua umat jangan membawa agama ke politik atau sebaliknya. Mari tetap beragama dengan damai dan santun, karena tujuan beragama itu damai jangan ada pertengkaran karena agama,” imbuh dia.
Sementara itu poin ketiga yang juga ditetapkan dalam paruman, dari pengurus bernaung di bawah PHDI yang sudah mendapatkan pengakuan hukum. Jika ada PHDI lain yang muncul, pengurus PHDI Buleleng tidak akan berkonfrontasi ke sana. PHDI Kabupaten Buleleng maupun yang sudah terbentuk di masing-masing kecamatan sudah menyusun program-program pembinaan kepada umat. Sehingga apa yang menjadi program prioritas PHDI Buleleng satu tahun ke depan dapat tercapai maksimal. 7k23
Ketua PHDI Buleleng Gde Made Metera mengatakan dalam paruman tersebut membahas 3 poin penting yang menjadi program kerja PHDI setahun ke depan. Poin pertama dari paruman sulinggih membahas tentang panca yadnya. Materi ini dipilih karena umat Hindu di Buleleng khususnya masih ada yang belum paham betul masalah panca yadnya. Masih sering ditemui persoalan perbedaan sarana upacara/upakara dalam kehidupan beragama.
“Upacara memang berbeda sesuai dengan dresta kearifan lokal masing-masing tetapi tujuan dan filosofinya sama. Nah nanti Ida Sulinggih yang muput upacara akan langsung memberikan pemahaman kepada umat agar ada satu pandangan yang sama dalam pelaksanaan panca yadnya,” ungkap Metera.
Lalu poin kedua yang menjadi penekanan penting dari hasil paruman walaka, menyoal moderasi beragama. Menurutnya memasuki tahun-tahun politik dan tahapan Pemilu 2024, PHDI Buleleng tidak menginginkan hal keagamaan ditarik ke politik. Atau sebaliknya hal-hal politik dibawa ke ranah agama.
“Kami mengajak semua umat jangan membawa agama ke politik atau sebaliknya. Mari tetap beragama dengan damai dan santun, karena tujuan beragama itu damai jangan ada pertengkaran karena agama,” imbuh dia.
Sementara itu poin ketiga yang juga ditetapkan dalam paruman, dari pengurus bernaung di bawah PHDI yang sudah mendapatkan pengakuan hukum. Jika ada PHDI lain yang muncul, pengurus PHDI Buleleng tidak akan berkonfrontasi ke sana. PHDI Kabupaten Buleleng maupun yang sudah terbentuk di masing-masing kecamatan sudah menyusun program-program pembinaan kepada umat. Sehingga apa yang menjadi program prioritas PHDI Buleleng satu tahun ke depan dapat tercapai maksimal. 7k23
1
Komentar