Adi Arnawa Sebut Demi Menjaga Pariwisata Berkelanjutan
Dukung Proyek LRT
MANGUPURA, NusaBali - Seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke Pulau Dewata, sejumlah ruas jalan di Kabupaten Badung kerap mengalami kemacetan parah.
Bahkan kemacetan itu nyaris dijumpai setiap hari oleh wisatawan. Guna mengurai kemacetan, Sekda Badung I Wayan Adi Arnawa mendukung rencana pemerintah pusat membangun LRT di bawah tanah atau underground yang membentang dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga Cemagi.
“Kondisi kemacetan di Badung karena sudah tidak relevan lagi kondisi jalan dengan mobil atau kendaraan yang melintas. Jadi memang harus ada upaya agar bisa mengurai kekroditan ini,” kata Sekretaris Daerah (Sekda) Badung I Wayan Adi Arnawa, Minggu (1/10).
Menurut Adi Arnawa, salah satu cara untuk mengurai kemacetan, selain dengan pelebaran ruas jalan, juga bisa dengan pembuatan jalan baru. Sayangnya, kata dia, untuk pelebaran jalan sudah tidak memungkinkan lantaran di wilayah Kuta sudah dipenuhi bangunan. Nah, alternatifnya harus dengan cara pembangunan di bawah tanah. “Di Bali tidak boleh ada pembangun bagian atas. Satu-satunya cara dengan bikin jalur bawah tanah,” katanya.
Adi Arnawa juga tidak memungkiri, pemerintah pusat sudah merancang membangun LRT. Untuk rute pembangunannya dirancang dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai ke Central Parkir. Nanti dari sana akan diarahkan ke Seminyak hingga Canggu, dan Cemagi. “Itu sedang berproses dan saat ini sudah dalam bentuk FS (Feasibility Study). Saya juga hadir saat rapat itu,” beber Adi Arnawa.
Dia berharap pembangunan LRT melalui bawah tanah itu bias terealisasi. Tidak saja dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai hingga ke Cemagi, namun menjangkau kawasan strategis lain seperti Pantai Kuta. “Mau tidak mau harus melakukan perubahan ke depannya. Apalagi hal itu demi menjaga pariwisata berkelanjutan,” katanya.
Seperti diketahui, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan akan merealisasikan pembangunan LRT yang akan dibangun di bawah tanah atau underground. LRT ini berbeda dengan LRT Jabodebek, LRT Jakarta, dan LRT Palembang yang dibangun elevated atau melayang. Disebut-sebut sudah ada beberapa negara yang tertarik dalam pendanaan proyek LRT tersebut, di antaranya Korea Selatan, Jepang, dan China. 7 dar
1
Komentar