Enam Dimensi Rencana Cepat Dukung Buleleng Smart City
SINGARAJA, NusaBali - Tahapan menuju Buleleng Smart City atau Kabupaten/Kota Cerdas, akhirnya tuntas dilaksanakan Pemkab Buleleng bersama seluruh stakeholder. Ada enam dimensi rencana cepat yang sudah disepakati akan mendukung Buleleng menuju kabupaten cerdas.
Untuk menjamin rencana besar menuju kota cerdas tercapai, Pemkab Buleleng bersama seluruh stakeholder menandatangani komitmen bersama, Rabu (4/10).
Enam dimensi yang dimaksud adalah tata kelola pemerintahan cerdas, konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, kehidupan yang cerdas menjamin kelayakan taraf hidup masyarakat dalam satu kabupaten/kota. Selain juga pengelolaan tata kelola lingkungan dalam pembangunan kabupaten/kota dengan cerdas, inovasi dalam memasarkan daerahnya memanfaatkan teknologi saat ini. Serta mewujudkan ekosistem perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi saat ini.
Tenaga Ahli Kota/Kabupaten Cerdas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI Diah Mutiarin mengungkapkan hingga saat ini ada 150 kota/kabupaten yang telah mengimplementasikan kota/kabupaten cerdas. Khusus untuk Kabupaten Buleleng, implementasi kota/kabupaten cerdas ini diharapkan dapat mengintegrasikan inovasi yang ada menjadi satu konsep kota/kabupaten cerdas.
Menurutnya saat ini semua aspek sudah digital. Akan tetapi, kesesuaian antara sistem dan data belum tercapai dengan baik. Kesesuaian yang baik juga diharapkan bisa diimplementasikan oleh Kabupaten Buleleng, meski secara bertahap.
“Dari semua itu, implementasi kota/kabupaten cerdas juga diharapkan bisa menggerakkan semua enam dimensi untuk dapat menunjang pembangunan di daerah,” ungkap Mutiarin.
Selain itu untuk mewujudkan kota/kabupaten cerdas harus dilakukan secara kolaborasi antara pemerintah serta pihak terkait. Pemerintah daerah harus bekerjasama dengan akademisi dan juga usaha-usaha yang ada. Termasuk kerjasama dengan media. Salah satu kolaborasi dalam hal penganggaran. Sebab jika hanya mengandalkan APBD dan APBN saja tentu proses untuk mencapai tujuan akan lebih lama.
Di tempat yang sama Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan Buleleng dengan melalui berbagai tahap persiapan sudah sangat matang menuju kabupaten cerdas. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), petugas-petugas yang dilihatkan dalam enam rencana cepat menuju kabupaten cerdas sudah mengikuti bimbingan teknis (bimtek) sebanyak tiga kali.
Implementasi digitalisasi menurutnya mendorong efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi pelayanan publik. Dengan digitalisasi, pelayanan menjadi cepat, terukur dan prosesnya transparan. Masyarakat bisa mengetahui sudah sejauh mana pelayanan diberikan kepada mereka. Bukti dari sebuah pelayanan sangat jelas karena sudah ada jejak-jejak digital.
“Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat. Ini dalam konteks pelayanan publik. Jika konteks ekonomi bagaimana digitalisasi bisa menaikkan kelas UMKM. Misalnya, menggunakan digital untuk memperluas pemasaran,” ujar Lihadnyana.
Sedangkan untuk pemenuhan sarana prasarana pendukung, Pemkab Buleleng juga sudah melakukan persiapan alokasi anggaran. Tahun ini saja misalnya Pemkab Buleleng berkomitmen menuntaskan pembangunan Buleleng Command Center (BCC), sebagai pusat data di Buleleng.
“Di awal investasi digital memang awalnya. Tetapi kedepannya akan ada efisiensi pelayanan publik,” tegas Lihadnyana. 7k23
Enam dimensi yang dimaksud adalah tata kelola pemerintahan cerdas, konsep masyarakat yang berpusat pada manusia dan berbasis teknologi, kehidupan yang cerdas menjamin kelayakan taraf hidup masyarakat dalam satu kabupaten/kota. Selain juga pengelolaan tata kelola lingkungan dalam pembangunan kabupaten/kota dengan cerdas, inovasi dalam memasarkan daerahnya memanfaatkan teknologi saat ini. Serta mewujudkan ekosistem perekonomian di daerah yang mampu memenuhi tantangan di era informasi saat ini.
Tenaga Ahli Kota/Kabupaten Cerdas Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) RI Diah Mutiarin mengungkapkan hingga saat ini ada 150 kota/kabupaten yang telah mengimplementasikan kota/kabupaten cerdas. Khusus untuk Kabupaten Buleleng, implementasi kota/kabupaten cerdas ini diharapkan dapat mengintegrasikan inovasi yang ada menjadi satu konsep kota/kabupaten cerdas.
Menurutnya saat ini semua aspek sudah digital. Akan tetapi, kesesuaian antara sistem dan data belum tercapai dengan baik. Kesesuaian yang baik juga diharapkan bisa diimplementasikan oleh Kabupaten Buleleng, meski secara bertahap.
“Dari semua itu, implementasi kota/kabupaten cerdas juga diharapkan bisa menggerakkan semua enam dimensi untuk dapat menunjang pembangunan di daerah,” ungkap Mutiarin.
Selain itu untuk mewujudkan kota/kabupaten cerdas harus dilakukan secara kolaborasi antara pemerintah serta pihak terkait. Pemerintah daerah harus bekerjasama dengan akademisi dan juga usaha-usaha yang ada. Termasuk kerjasama dengan media. Salah satu kolaborasi dalam hal penganggaran. Sebab jika hanya mengandalkan APBD dan APBN saja tentu proses untuk mencapai tujuan akan lebih lama.
Di tempat yang sama Penjabat (Pj) Bupati Buleleng Ketut Lihadnyana mengatakan Buleleng dengan melalui berbagai tahap persiapan sudah sangat matang menuju kabupaten cerdas. Dari sisi Sumber Daya Manusia (SDM), petugas-petugas yang dilihatkan dalam enam rencana cepat menuju kabupaten cerdas sudah mengikuti bimbingan teknis (bimtek) sebanyak tiga kali.
Implementasi digitalisasi menurutnya mendorong efektivitas, efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi pelayanan publik. Dengan digitalisasi, pelayanan menjadi cepat, terukur dan prosesnya transparan. Masyarakat bisa mengetahui sudah sejauh mana pelayanan diberikan kepada mereka. Bukti dari sebuah pelayanan sangat jelas karena sudah ada jejak-jejak digital.
“Dengan demikian, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah akan meningkat. Ini dalam konteks pelayanan publik. Jika konteks ekonomi bagaimana digitalisasi bisa menaikkan kelas UMKM. Misalnya, menggunakan digital untuk memperluas pemasaran,” ujar Lihadnyana.
Sedangkan untuk pemenuhan sarana prasarana pendukung, Pemkab Buleleng juga sudah melakukan persiapan alokasi anggaran. Tahun ini saja misalnya Pemkab Buleleng berkomitmen menuntaskan pembangunan Buleleng Command Center (BCC), sebagai pusat data di Buleleng.
“Di awal investasi digital memang awalnya. Tetapi kedepannya akan ada efisiensi pelayanan publik,” tegas Lihadnyana. 7k23
1
Komentar