Polres Buleleng Simulasi Pengamanan dalam Kota
Songsong Pemilu 2024
SINGARAJA, NusaBali - Sebanyak 630 personel Polres Buleleng melaksanakan simulasi pengamanan dalam kota, pada Rabu (4/10) di Lapangan Bhuana Patra Kota Singaraja.
Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan anggota Polri dan pihak terkait lainnya dalam mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban selama rangkaian Pemilu 2024.
Simulasi dimulai dengan ratusan petugas kepolisian berjaga di pinggir lapangan. Selain menggunakan pakaian dinas lengkap, sejumlah aparat kepolisian juga menggunakan pakaian preman. Beberapa unit kendaraan lengkap pengurai massa milik polisi juga telah disiapkan di tengah lapangan.
Polisi juga membentuk jalur-jalur dan pos penjagaan pada simulasi itu, di antaranya di pos kantor Bupati dan DPRD, kantor KPU, dan satu lokasi yang digunakan sebagai lokasi pemungutan suara.
Dalam simulasi tersebut, diceritakan proses tahapan kampanye yang dilakukan oleh calon legislatif (caleg). Kemudian dilanjutkan tahap pendistribusian logistik dan pemungutan suara. Dalam pemungutan suara, ada pendukung salah satu calon yang tidak terima akan hasil pemungutan suara yang dilakukan. Hingga terjadi ketegangan antara masa pendukung dan petugas.
Ketegangan itu terus berlanjut sampai ke Kantor KPU. Dengan kondisi masa yang terus bertambah, polisi melakukan tindakan pengaman lanjutan. Personel kepolisian diterjunkan untuk melakukan pengamanan. Selain personel yang menggunakan tameng, dua anjing pelacak juga diikutkan untuk mengurai masa. Selain itu, satu mobil water canon Polres Buleleng juga dikerahkan.
Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, simulasi sistem pengamanan kota ini digelar serangkaian Operasi Mata Brata yang akan digelar pada 19 Oktober 2023 mendatang. Kegiatan ini mensimulasikan tahapan pengamanan dalam mengantisipasi ketidakpuasan masyarakat atas hasil pemilihan nantinya.
"Simulasi ini kami libatkan seluruh personel dari Polres dan Polsek, terkait dengan bagaimana nanti porsedurnya, dari tahap per tahapnya sudah ditentukan oleh peraturan Kapolri terkait dengan penggunaan kekuatan. Jumlah personel yang kami libatkan sekitar 630 orang," ujarnya.
AKBP Dhanu menyebutkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pemetaan titik kerawanan. Dalam pemetaan tersebut, pihaknya telah melakukan pendekatan-pendekatan ke tokoh masyarakat dan masyarakat melalui Polisi Banjar. "Dalam menjaga kondusivitas kami harus bersinergi dengan semua pihak. Sehingga pelaksanaan Pemilu di Kabupaten Buleleng, bisa dilaksanakan dengan baik," tandasnya. 7mzk
Simulasi dimulai dengan ratusan petugas kepolisian berjaga di pinggir lapangan. Selain menggunakan pakaian dinas lengkap, sejumlah aparat kepolisian juga menggunakan pakaian preman. Beberapa unit kendaraan lengkap pengurai massa milik polisi juga telah disiapkan di tengah lapangan.
Polisi juga membentuk jalur-jalur dan pos penjagaan pada simulasi itu, di antaranya di pos kantor Bupati dan DPRD, kantor KPU, dan satu lokasi yang digunakan sebagai lokasi pemungutan suara.
Dalam simulasi tersebut, diceritakan proses tahapan kampanye yang dilakukan oleh calon legislatif (caleg). Kemudian dilanjutkan tahap pendistribusian logistik dan pemungutan suara. Dalam pemungutan suara, ada pendukung salah satu calon yang tidak terima akan hasil pemungutan suara yang dilakukan. Hingga terjadi ketegangan antara masa pendukung dan petugas.
Ketegangan itu terus berlanjut sampai ke Kantor KPU. Dengan kondisi masa yang terus bertambah, polisi melakukan tindakan pengaman lanjutan. Personel kepolisian diterjunkan untuk melakukan pengamanan. Selain personel yang menggunakan tameng, dua anjing pelacak juga diikutkan untuk mengurai masa. Selain itu, satu mobil water canon Polres Buleleng juga dikerahkan.
Kapolres Buleleng AKBP I Made Dhanuardana mengatakan, simulasi sistem pengamanan kota ini digelar serangkaian Operasi Mata Brata yang akan digelar pada 19 Oktober 2023 mendatang. Kegiatan ini mensimulasikan tahapan pengamanan dalam mengantisipasi ketidakpuasan masyarakat atas hasil pemilihan nantinya.
"Simulasi ini kami libatkan seluruh personel dari Polres dan Polsek, terkait dengan bagaimana nanti porsedurnya, dari tahap per tahapnya sudah ditentukan oleh peraturan Kapolri terkait dengan penggunaan kekuatan. Jumlah personel yang kami libatkan sekitar 630 orang," ujarnya.
AKBP Dhanu menyebutkan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pemetaan titik kerawanan. Dalam pemetaan tersebut, pihaknya telah melakukan pendekatan-pendekatan ke tokoh masyarakat dan masyarakat melalui Polisi Banjar. "Dalam menjaga kondusivitas kami harus bersinergi dengan semua pihak. Sehingga pelaksanaan Pemilu di Kabupaten Buleleng, bisa dilaksanakan dengan baik," tandasnya. 7mzk
Komentar