Objek Wisata Kayu Putih Diharapkan Makin Berkembang
Dambakan Karya Agung Pura Babakan
TABANAN, NusaBali - Objek Wisata Kayu Putih di Desa Adat Bayan, Desa Tua, Kecamatan Marga, Tabanan menjadi tumpuan krama pamaksan Pura Babakan yang berlokasi di dalam kawasan wisata. Diharapkan, perkembangan wisata di Kayu Putih bisa mewujudkan karya agung di pura bersejarah itu.
Jumlah kunjungan di Kayu Putih yang naik daun pada tahun 2021 di kala pandemi Covid-19 ini mengalami fluktuasi. Saat kayu raksasa yang berusia sekitar 700 tahun ini tengah viral, kunjungan per harinya bisa mencapai sedikitnya 100 orang.
Kini, kunjungannya mulai menurun namun berada dalam kondisi stabil. Penyarikan Pura Babakan I Made Kurna Wijaya yang juga pengelola mengungkapkan, sepanjang tahun 2023 ini angka kunjungan berada di 20-30 orang per hari pada hari-hari kerja. Kunjungannya meningkat pada akhir pekan menjadi 50-70 orang per hari.
"Kunjungan kami di sini kebanyakan turis asing, didominasi WNA Rusia. Untungnya sekarang-sekarang ini sudah tidak ada kasus-kasus tidak senonoh karena sudah kami jaga ketat dan batasan jam kunjungan dari 08.00-18.00 Wita," tutur Kurna Wijaya, Rabu (20/9) lalu.
Selama ini, Objek Wisata Kayu Putih hanya mengandalkan punia dari kunjungan wisatawan tanpa menerapkan tiket. Selain itu, pengelola juga mengakui masih banyak yang perlu dibenahi dan ditata, terutama Pura Babakan. Pura yang berkaitan erat dengan keberadaan Desa Adat Bayan dan kayu putih itu sendiri.
Kurna mengaku optimis dengan perkembangan DTW yang dikelola oleh pamaksan Pura Babakan ini. Sebab, segmen pengunjung dari penekun spiritual, yoga, dan pegiat meditasi menggandrungi tempat ini. Mereka disebut bisa datang berkali-kali untuk melakukan aktivitas masing-masing.
Di samping itu, kawasan Kayu Putih ini memang diyakini oleh warga sekitar memiliki energi yang sesuai untuk kegiatan spiritual. Maka tidak heran, kata Kurna Wijaya, segmen pengunjung semacam ini meskipun sudah berkali-kali datang, mereka dipastikan akan datang lagi.
"Kami mengharapkan untuk (peningkatan) kunjungan guna perbaikan kawasan, terutama palinggih di Pura Babakan. Selain itu, kami mau nyanggra (menyambut) piodalan yang sifatnya besar. Tapi belum bisa dilakukan karena palinggih pura belum diperbaiki," ungkap Kurna Wijaya.
Lanjut pria yang akrab disapa warga sebagai Pak Nina ini, peran kunjungan wisatawan sangat krusial untuk menuntaskan perbaikan dan penataan pura. Sebab, dananya berasal dari punia yang diberikan oleh para pengunjung Kayu Putih.
Pamaksan Pura Babakan tengah mendambakan untuk bisa menggelar karya Ngenteg Linggih. Namun, terwujudnya doa para krama pamaksan ini tergantung dari ketersediaan dana yang sebagian besar didukung pemasukan dari Kayu Putih.
"Pujawali di Pura Babakan itu 15 sebelum Hari Raya Galungan, tepatnya pada Anggara Kasih Julungwangi," tegas Kurna Wijaya, mengimbuhkan bahwa karya agung ini baru bisa terlaksana apabila pura dan kawasan kayu putih sudah tertata rapi. *ol1
1
Komentar