BPBD Badung Petakan Daerah Rawan Kebakaran
MANGUPURA, NusaBali - Musim kemarau dampak fenomena El Nino menjadi atensi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung.
BPBD Badung telah membuat surat imbauan terkait kesiapan mitigasi dampak kemarau. Selain itu, BPBD Badung juga petakan daerah rawan kebakaran akibat kemarau.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung I Wayan Darma, mengatakan surat imbauan yang ditujukan kepada para Camat, Perbekel, Lurah dan stakeholder lainnya, sebagai langkah antisipasi terkait musim kemarau yang terjadi saat ini. “Kami juga mengintensifkan koordinasi dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana yang disebabkan fenomena El Nino. Juga memastikan kesiapsiagaan personel dan sarana prasarana,” ujarnya, Rabu (4/10).
Langkah antisipasi kedua, BPBD Badung melakukan pemetaan lahan yang rawan kebakaran. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung Wayan Netra menyampaikan, beberapa kawasan masuk dalam pemetaan rawan kebakaran lahan seperti di Petang, Kuta Selatan, dan Kuta. “Kuta kami petakan sebagai daerah rawan kebakaran karena di kawasan itu kalau musim kemarau lahan di sana kering, jadi sangat rawan terjadi kebakaran. Namun syukurnya sejauh ini lokasi-lokasi yang telah dipetakan belum pernah terjadi kebakaran,” kata Netra.
Sementara, berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Badung, kasus kebakaran dalam dua bulan terakhir di Gumi Keris tercatat sebanyak 86 kasus. Kasus kebakaran didominasi penyebabnya karena korsleting listrik dan human error. “Kendati demikian, kebakaran lahan dampak kemarau juga patut menjadi atensi,” ujar Kepala Diskarmat Badung Wayan Wirya.
Wirya menyebut, grafik kasus kebakaran di Badung terus naik dalam dua bulan terakhir, jika dibandingkan dari awal tahun 2023. Namun jika merunut secara keseluruhan selama 2023, kata Wirya, sudah ada 237 kasus kebakaran dengan rincian Kecamatan Kuta Selatan 64 kasus, Kuta 38 Kasus, Kuta Utara 57 Kasus, Mengwi 44 Kasus, Abiansemal 28 Kasus dan Petang 6 kasus. 7 ind
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Badung I Wayan Darma, mengatakan surat imbauan yang ditujukan kepada para Camat, Perbekel, Lurah dan stakeholder lainnya, sebagai langkah antisipasi terkait musim kemarau yang terjadi saat ini. “Kami juga mengintensifkan koordinasi dalam upaya mitigasi dan kesiapsiagaan untuk menghadapi potensi bencana yang disebabkan fenomena El Nino. Juga memastikan kesiapsiagaan personel dan sarana prasarana,” ujarnya, Rabu (4/10).
Langkah antisipasi kedua, BPBD Badung melakukan pemetaan lahan yang rawan kebakaran. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Badung Wayan Netra menyampaikan, beberapa kawasan masuk dalam pemetaan rawan kebakaran lahan seperti di Petang, Kuta Selatan, dan Kuta. “Kuta kami petakan sebagai daerah rawan kebakaran karena di kawasan itu kalau musim kemarau lahan di sana kering, jadi sangat rawan terjadi kebakaran. Namun syukurnya sejauh ini lokasi-lokasi yang telah dipetakan belum pernah terjadi kebakaran,” kata Netra.
Sementara, berdasarkan data dari Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Diskarmat) Badung, kasus kebakaran dalam dua bulan terakhir di Gumi Keris tercatat sebanyak 86 kasus. Kasus kebakaran didominasi penyebabnya karena korsleting listrik dan human error. “Kendati demikian, kebakaran lahan dampak kemarau juga patut menjadi atensi,” ujar Kepala Diskarmat Badung Wayan Wirya.
Wirya menyebut, grafik kasus kebakaran di Badung terus naik dalam dua bulan terakhir, jika dibandingkan dari awal tahun 2023. Namun jika merunut secara keseluruhan selama 2023, kata Wirya, sudah ada 237 kasus kebakaran dengan rincian Kecamatan Kuta Selatan 64 kasus, Kuta 38 Kasus, Kuta Utara 57 Kasus, Mengwi 44 Kasus, Abiansemal 28 Kasus dan Petang 6 kasus. 7 ind
Komentar