Industri Kerajinan Gerabah Merambah ke Manca Negara
DENPASAR, NusaBali - ‘Melempem’ saat pandemi Covid-19, industri kerajinan gerabah, Bali bergairah, merambah pasar mancanegara. Perajin pun mengaku bersyukur. Apalagi belakangan ini, permintaan semakin banyak.
“Ke mancanegara, seperti ke India, Malaysia, Belanda, Jepang dan yang lain. Pokoknya ke mancanegara,” ujar I Ketut Mangku Griya, salah seorang perajin gerabah asal Bangli, Selasa(3/10).
Sebelumnya, ketika pandemi Covid-19, bisnis kerajinan gerabah kondisinya parah. Pesanan sepi, tidak ada. “Pokoknya berat semua,” ungkap Mangku Griya, saat ditemui di bengkel usahanya di kawasan Jalan bypass I Gusti Ngurah Rai, Kesiman, Denpasar.
Menurut Ketut Mangku Griya, persisnya gairah industri gerabah kembali setelah perhelatan G20 (15-16 November 2022 di Bali).
“Permintaan semakin banyak,” katanya. Produk gerabah yang banyak diorder kebanyakan yang sudah dikeramik. Namun jenis terakota, juga banyak dicari. Selain ekspor ke mancanegara, pesanan dari pasar lokal juga menggembirakan.
“Hotel-hotel, vila dan lainnya banyak yang memesan,” terangnya. Diantaranya di kawasan wisata Ubud, Gianyar kemudian sampai Singaraja. Omset penjualan sekali pengiriman mencapai belasan hingga puluhan juta rupiah.
Jenis produk kerajinan gerabah antara lain gentong, pas bunga, pas kapsul, guci dan lainnya. Harganya dari Rp 100 ribu sampai jutaan rupiah. K17.
Komentar