Maria Londa Gagal Penuh Kontroversi
Maria mampu mencatatkan lompatan terbaik 6,25m pada percobaan kelimanya. Namun, lompatan terbaiknya juga tiga lompatan terakhir itu tidak masuk hitungan resmi lomba yang dikeluarkan panitia
JAKARTA, NusaBali
Atlet lompat jauh asal Bali, Maria Natalia Londa gagal menuai hasil bagus, apalagi meraih medali Asian Games 2022 Hangzhou, China. Maria yang bertanding pada Senin (2/10) malam hanya di peringkat 10, dengan lompatan 5,98 meter. Namun panitia yang penuh kontroversi mengiringi kegagalan Maria Londa.
Atas pencapaian itu, pelatih Maria Made Sukariata sampai saat ini belum bisa dihubungi. Sebelum ke Asian Games, Maria Londa diharapkan dapat melampaui lompatannya di SEA Games 2023 Kamboja, dengan 6,28 meter.
"Di Asian Games, saya menargetkan Maria tampil maksimal dan tidak mengalami cedera," kata Made Sukariata, Kamis (10/8).
Ya, Maria Natalia Londa harus menelan pil pahit pada final lompat jauh Asian Games Hangzhou yang kontroversial dan mengecewakan pada Senin malam. Atlet 32 tahun itu gagal mengeluarkan performa terbaiknya menyusul sejumlah diskualifikasi dan keputusan juri yang memicu perdebatan di Hangzhou Olympic Sports Centre Stadium.
Berupaya memperbaiki upaya pertamanya sejauh 5,98m, Maria mendapati lompatan keduanya didiskualifikasi. Dia lalu mengajukan protes untuk lompatan ketiganya yang juga dianggap tidak sah karena posisi kakinya saat menumpu menjadi perhatian juri.
Lompatan ketiga itu sangat menentukan Maria karena hanya delapan besar dari 15 kontestan yang berlaga di putaran final berhak mendapatkan tiga lompatan berikutnya untuk pertarungan medali.
Maria sendiri yakin upaya ketiganya merupakan lompatan terbaiknya malam itu, sekaligus berpeluang ke fase terakhir final meskipun dia realistis menghadapi lawan-lawan yang tangguh.
"Asian Games kali ini, kalau boleh saya bilang mengecewakan. Semua sudah terjadi, saya sudah berproses," kata Maria Londa, kepada kantor berita Antara.
"Ada sedikit gangguan di posisi lompatan ketiga. Lompatan saya dianulir fault padahal posisi kaki masih di papan tumpu, hanya pada saat melayang itu dianulir dianggap lewat, padahal posisi awalan saya menumpu tidak di sana, tidak kena sama sekali,"
Setelah berdebat cukup lama dengan panel juri, Maria diberi tiga lompatan terakhir untuk ikut fase terakhir final untuk perebutan medali. Akan tetapi, keputusan juri di awal sudah kadung mengganggu ritme Maria dan lompatan berikutnya.
Meskipun Maria mampu mencatatkan lompatan terbaik 6,25m pada percobaan kelimanya. Namun, setelah peninjauan kembali, lompatan terbaiknya juga tiga lompatan terakhir pemegang enam medali emas SEA Games dari lompat jauh dan lompat jangkit itu tidak masuk hitungan dalam hasil resmi lomba yang dikeluarkan panitia. Pada akhirnya, Maria finis di peringkat ke-10 dengan hanya catatan 5,98m yang dianggap sah oleh dewan juri.
"Saya pribadi di sini bukan hanya tentang mengikuti lomba, tapi kami ingin meraih prestasi terbaik," kata Maria Londa, yang pernah merasakan podium teratas Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Di tengah keputusan kontroversial itu, medali emas dibawa pulang wakil tuan rumah Xiong Shiqi dengan lompatan 6,73m. Ancy Sojan Edappilly merebut perak dengan 6,63m untuk India sedangkan Yue Nga Yan berhak atas medali perunggu untuk Hong Kong dengan catatan 6,50m. ant, k22
1
Komentar