Bali Pertahankan Gelar Utsawa Dharma Gita
Saat pengumuman pemenang ada kejadian unik, saat nama Bali yang disebut sebagai pemenang, justru ramai-ramai disoraki.
PALEMBANG, NusaBali
Target Bali mempertahankan gelar juara Utsawa Dharma Gita (UDG) terwujud. Bali berhasil menjadi juara umum UDG ke-13 yang berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel). Kemenangan tersebut membuat Pulau Dewata meraih gelar juara umum UDG ke empat kali berturut-turut.
Sebagai juara umum, para duta Bali ini mendapatkan piala yang diserahkan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Ketut Widnya. Piala diterima oleh perwakilan kontingen Bali Gede Nyoman Mudana yang merupakan Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemerintahan Provinsi Bali. Pemberian piala disaksikan Ketua Umum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Ketua PHDI Sumatera Selatan I Gusti Bagus Surya Negara, Ketua Umum UDG ke 13 I Wayan Budha, Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama Ida Bagus Gede Subawa serta gubernur Sumsel yang diwakili Joko Imam Sentosa.
"Bersyukur dan merasa senang, akhirnya target bisa tercapai sehingga kami bisa mempertahankan gelar juara. Ini tidak terlepas dari persiapan yang kami lakukan untuk menghadapi UDG. Dimana ada pembinaan terhadap peserta yang mewakili Bali di tingkat nasional," ujar Nyoman Mudana kepada NusaBali usai acara di Dining Hall Wisma Atlet Jakabaring Sport City, Minggu malam (9/7).
Sementara Kordinator kontingen UDG Provinsi Bali sekaligus Kabid Sejarah dan Tradisi Dinas Kebudayaan Pemrov Bali (kiri) Gede Sri Darma menambahkan, keberhasilan Bali tak terlepas dari persiapan yang dilakukan baik dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi. Plus dukungan dari Pemprov Bali, Dinas Kebudayaan dan semua komponen yang terlibat di dalamnya.
Pengumuman nama-nama pemenang dilakukan malam hari saat penutupan. Di penutupan itu, tiap kontingen bisa mengirimkan perwakilannya untuk mengisi acara. Bali mengirimkan salah satu wakilnya untuk menyanyi. Sedangkan provinsi lain ada yang membawakan tarian daerahnya.
Ketika pengumuman pemenang, juri hanya menyebut jenis lomba, nomor peserta, nama provinsi dan nilai. Pemenang ada enam orang. Juara 1, 2, 3, harapan 1, harapan 2 dan harapan 3. Pengumuman berjalan seru, lantaran saat juri menyebutkan itu, para peserta segera menyambut dengan gembira. Namun ada kejadian unik. Saat nama Bali yang disebut sebagai pemenang, mereka justru menyoraki ramai-ramai.
Maklum, kontingen Bali hampir mendominasi kategori yang di perlombakan. Dari 34 kategori, Bali meraih 23 gelar sehingga menghantarkannya sebagai juara umum. Tahun ini merupakan ke empat Bali menjadi juara. Sebelumnya di tahun 2008, 2011 dan 2014.
Dirjen Bimas Hindu Ketut Widnya mengatakan, sangat bangga dengan para peserta. Sebab, mereka sangat semangat dan sportif mengikuti lomba. Ia juga mengingatkan agar para peserta yang menjadi juara tidak cepat berpuas diri dan kendor belajarnya. Melainkan tetap mawasdiri, intropeksi dan terus belajar.
"Dalam perlombaan menang dan kalah biasa. Bagi yang belum juara, tetap bersabar. Persiapkan diri lagi untuk mengikuti UDG ke 14," imbuh Widnya. Widnya mengatakan, UDG ke 13 ini lebih baik, lantaran peserta tidak terlalu dikuasai oleh satu daerah saja.
Saat disinggung Bali menjadi juara umum ke empat kali, pria kelahiran Desa Serangan, Banjar Ponjok, Denpasar Selatan, 10 Juni 1962 ini menjelaskan, pembinaan di Bali memang intensif dan sudah ada kejuaraan ditingkat kota/kabupaten hingga provinsi. Namun kali ini, tidak terlalu monopoli di tingkat nasional. "Dulu UDG selalu dimonopoli Bali. Sekarang saya lihat tidak, karena juara Dharma Wacana bahasa Inggris dan kategori lainnya ada dari daerah lain. Ini menunjukan pembinaan di luar Bali sangat baik dan ada kemajuan," terang Widnya kepada NusaBali.
Terkait UDG ke-14 nanti, lulusan S3 University of Delhi, India ini memaparkan, ada tiga kandidat untuk menjadi tuan rumah. Yaitu Papua, Kaltim dan Maluku. Ketiga tempat itu, akan disurvei terlebih dahulu. Bagi tempat yang memiliki akomodasi dan transportasi baik berpeluang terpilih. "Seperti di Palembang. Sarana dan prasarananya mantep," puji Widnya seraya tersenyum. *k22
Sebagai juara umum, para duta Bali ini mendapatkan piala yang diserahkan Dirjen Bimas Hindu Kementerian Agama Ketut Widnya. Piala diterima oleh perwakilan kontingen Bali Gede Nyoman Mudana yang merupakan Sekretaris Dinas Kebudayaan Pemerintahan Provinsi Bali. Pemberian piala disaksikan Ketua Umum PHDI Pusat Wisnu Bawa Tenaya, Ketua PHDI Sumatera Selatan I Gusti Bagus Surya Negara, Ketua Umum UDG ke 13 I Wayan Budha, Direktur Pendidikan Hindu Ditjen Bimas Hindu Kementerian Agama Ida Bagus Gede Subawa serta gubernur Sumsel yang diwakili Joko Imam Sentosa.
"Bersyukur dan merasa senang, akhirnya target bisa tercapai sehingga kami bisa mempertahankan gelar juara. Ini tidak terlepas dari persiapan yang kami lakukan untuk menghadapi UDG. Dimana ada pembinaan terhadap peserta yang mewakili Bali di tingkat nasional," ujar Nyoman Mudana kepada NusaBali usai acara di Dining Hall Wisma Atlet Jakabaring Sport City, Minggu malam (9/7).
Sementara Kordinator kontingen UDG Provinsi Bali sekaligus Kabid Sejarah dan Tradisi Dinas Kebudayaan Pemrov Bali (kiri) Gede Sri Darma menambahkan, keberhasilan Bali tak terlepas dari persiapan yang dilakukan baik dari tingkat kota/kabupaten sampai provinsi. Plus dukungan dari Pemprov Bali, Dinas Kebudayaan dan semua komponen yang terlibat di dalamnya.
Pengumuman nama-nama pemenang dilakukan malam hari saat penutupan. Di penutupan itu, tiap kontingen bisa mengirimkan perwakilannya untuk mengisi acara. Bali mengirimkan salah satu wakilnya untuk menyanyi. Sedangkan provinsi lain ada yang membawakan tarian daerahnya.
Ketika pengumuman pemenang, juri hanya menyebut jenis lomba, nomor peserta, nama provinsi dan nilai. Pemenang ada enam orang. Juara 1, 2, 3, harapan 1, harapan 2 dan harapan 3. Pengumuman berjalan seru, lantaran saat juri menyebutkan itu, para peserta segera menyambut dengan gembira. Namun ada kejadian unik. Saat nama Bali yang disebut sebagai pemenang, mereka justru menyoraki ramai-ramai.
Maklum, kontingen Bali hampir mendominasi kategori yang di perlombakan. Dari 34 kategori, Bali meraih 23 gelar sehingga menghantarkannya sebagai juara umum. Tahun ini merupakan ke empat Bali menjadi juara. Sebelumnya di tahun 2008, 2011 dan 2014.
Dirjen Bimas Hindu Ketut Widnya mengatakan, sangat bangga dengan para peserta. Sebab, mereka sangat semangat dan sportif mengikuti lomba. Ia juga mengingatkan agar para peserta yang menjadi juara tidak cepat berpuas diri dan kendor belajarnya. Melainkan tetap mawasdiri, intropeksi dan terus belajar.
"Dalam perlombaan menang dan kalah biasa. Bagi yang belum juara, tetap bersabar. Persiapkan diri lagi untuk mengikuti UDG ke 14," imbuh Widnya. Widnya mengatakan, UDG ke 13 ini lebih baik, lantaran peserta tidak terlalu dikuasai oleh satu daerah saja.
Saat disinggung Bali menjadi juara umum ke empat kali, pria kelahiran Desa Serangan, Banjar Ponjok, Denpasar Selatan, 10 Juni 1962 ini menjelaskan, pembinaan di Bali memang intensif dan sudah ada kejuaraan ditingkat kota/kabupaten hingga provinsi. Namun kali ini, tidak terlalu monopoli di tingkat nasional. "Dulu UDG selalu dimonopoli Bali. Sekarang saya lihat tidak, karena juara Dharma Wacana bahasa Inggris dan kategori lainnya ada dari daerah lain. Ini menunjukan pembinaan di luar Bali sangat baik dan ada kemajuan," terang Widnya kepada NusaBali.
Terkait UDG ke-14 nanti, lulusan S3 University of Delhi, India ini memaparkan, ada tiga kandidat untuk menjadi tuan rumah. Yaitu Papua, Kaltim dan Maluku. Ketiga tempat itu, akan disurvei terlebih dahulu. Bagi tempat yang memiliki akomodasi dan transportasi baik berpeluang terpilih. "Seperti di Palembang. Sarana dan prasarananya mantep," puji Widnya seraya tersenyum. *k22
1
Komentar