Hujan Diprediksi Guyur Bali November
Baru 60 Persen Wilayah, Selebihnya di Bulan Desember
Sedangkan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024 dengan kondisi turun hujan yang bervariasi di masing-masing wilayah
MANGUPURA, NusaBali
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan wilayah Pulau Bali mulai diguyur hujan pada dasarian II dan III atau pertengahan bulan November mendatang. Saat itu diperkirakan 60 persen wilayah Bali sudah diguyur hujan dan sisanya 40 persen diperkirakan pada bulan Desember. Sementara untuk puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari dan Februari 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar, Aminudin Al Roniri mengatakan dari 20 Zona Musim (Zom) di wilayah Provinsi Bali, sebanyak 12 zom memasuki musim penghujan pada pertengahan November 2023. Sedangkan 8 zona sisanya mengalami musim penghujan pada pertengahan bulan Desember 2023. "Secara umum, Pulau Bali memasuki awal musim hujan itu pada pertengahan November. Itu lebih dari separuh wilayah sudah memasuki awal musim hujan atau dengan kata lain 60 persennya mulai diguyur hujan," ungkap Aminudin saat memberikan keterangan pers via daring, Kamis (5/10).
Masih menurut dia, dari data yang dimiliki BBMKG, bahwa puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024 dengan kondisi turun hujan yang bervariasi di masing-masing wilayah. Ada 19 zona musim atau 95 persen wilayah Bali pada Januari 2024 itu sudah memasuki puncak musim hujan. Sisanya, 1 zona atau 5 persen wilayah Bali memasuki puncak musim hujan di bulan Februari 2024.
"Kalau puncak musim hujan itu pada Januari. Nyaris seluruh wilayah Bali saat itu memasuki puncak musim hujan," rinci Aminudin. Dia juga tidak memungkiri kalau musim hujan tahun ini memang lebih pendek dari musim kemarau. Hal ini dipicu fenomena El Nino. Saat ini pengaruh El Nino dalam level moderat sampai Februari 2024 dan kemudian semakin melemah. Kondisi itu sesuai analisis yang memperkirakan bahwa musim hujan cenderung akan lebih pendek pada tahun depan.
Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya bencana terkait hydrometeorologi. "Saat musim hujan, curah hujan bervariasi setiap daerah, tapi rata-ratanya normal. Perlu untuk mengantisipasi terjadinya bencana hydrometeorologi. Karena setelah kemarau panjang, kemudian terjadi hujan dengan kondisi normal selama masa yang pendek dari musim kering, tentu cukup rawan," imbaunya. Jika dibandingkan prakiraan awal musim hujan 2023/2024 terhadap rata-rata periode 1991-2020, sebanyak 2 zom atau 10 persen diprakirakan sama dan 18 zom atau 90 persen diprakirakan mundur (lebih lambat dari rata-ratanya). Hal itu tidak lepas dari musim kemarau tahun ini yang dipengaruhi el nino, sehingga membuat kondisinya cenderung lebih kering dibandingkan rata-ratanya.
Sementara untuk curah hujan saat musim hujan di Bali diperkirakan dalam rentang 500-600 mm perbulan. Kondisi hujan tahun ini sifatnya normal dengan waktu yang lebih pendek dibandingkan musim kemarau. "Dengan kondisi hujan yang relatif pendek dibandingkan musim kemarau, maka curah hujan tentu cenderung banyak dari rata-ratanya," katanya lagi.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya merinci kalau 12 Zom yang mengalami awal musim hujan pada pertengahan November masing-masing dari Jembrana (bagian utara dan timur), Buleleng (bagian tengah, selatan dan tenggara), Tabanan (bagian barat, utara dan tengah), Gianyar (bagian utara, selatan dan tengah), Badung (bagian utara dan tengah), Bangli (bagian tengah, utara dan selatan), Karangasem (bagian barat), dan Klungkung (bagian utara).
"Sedangkan 8 Zom yang mengalami musim penghujan pada pertengahan Desember masing-masing Jembrana (bagian barat), Buleleng (bagian barat dan utara), Bangli (bagian utara dan timur), Karangasem (bagian utara, timur, tengah dan selatan), Gianyar (bagian selatan), Badung (bagian selatan), Tabanan (bagian selatan), Klungkung (bagian selatan), Kota Denpasar dan Nusa Penida," tambahnya
Sementara, untuk 19 Zom yang mengalami puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi pada bulan Januari 2024 masing-masing sebagian besar Jembrana, (bagian barat, utara dan timur), Buleleng (bagian barat, tengah, selatan dan tenggara), Tabanan (bagian barat, utara, tengah dan selatan), Badung (bagian utara, tengah dan selatan), Gianyar (bagian utara, tengah dan selatan), Bangli (bagian tengah, utara, timur dan Selatan), Karangasem (bagian utara, barat, timur dan selatan), Klungkung (bagian utara), Kota Denpasar dan Nusa Penida. "Sedangkan 1 Zom yang memasuki puncak musim hujan di bulan Februari 2024, meliputi wilayah Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan dan Karangasem bagian selatan," pungkas Wirajaya. 7 dar
Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar memperkirakan wilayah Pulau Bali mulai diguyur hujan pada dasarian II dan III atau pertengahan bulan November mendatang. Saat itu diperkirakan 60 persen wilayah Bali sudah diguyur hujan dan sisanya 40 persen diperkirakan pada bulan Desember. Sementara untuk puncak musim hujan diperkirakan akan terjadi pada Januari dan Februari 2024.
Kepala Stasiun Klimatologi Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) wilayah III Denpasar, Aminudin Al Roniri mengatakan dari 20 Zona Musim (Zom) di wilayah Provinsi Bali, sebanyak 12 zom memasuki musim penghujan pada pertengahan November 2023. Sedangkan 8 zona sisanya mengalami musim penghujan pada pertengahan bulan Desember 2023. "Secara umum, Pulau Bali memasuki awal musim hujan itu pada pertengahan November. Itu lebih dari separuh wilayah sudah memasuki awal musim hujan atau dengan kata lain 60 persennya mulai diguyur hujan," ungkap Aminudin saat memberikan keterangan pers via daring, Kamis (5/10).
Masih menurut dia, dari data yang dimiliki BBMKG, bahwa puncak musim hujan diprakirakan terjadi pada bulan Januari dan Februari 2024 dengan kondisi turun hujan yang bervariasi di masing-masing wilayah. Ada 19 zona musim atau 95 persen wilayah Bali pada Januari 2024 itu sudah memasuki puncak musim hujan. Sisanya, 1 zona atau 5 persen wilayah Bali memasuki puncak musim hujan di bulan Februari 2024.
"Kalau puncak musim hujan itu pada Januari. Nyaris seluruh wilayah Bali saat itu memasuki puncak musim hujan," rinci Aminudin. Dia juga tidak memungkiri kalau musim hujan tahun ini memang lebih pendek dari musim kemarau. Hal ini dipicu fenomena El Nino. Saat ini pengaruh El Nino dalam level moderat sampai Februari 2024 dan kemudian semakin melemah. Kondisi itu sesuai analisis yang memperkirakan bahwa musim hujan cenderung akan lebih pendek pada tahun depan.
Hal itu dibuktikan dengan meningkatnya bencana terkait hydrometeorologi. "Saat musim hujan, curah hujan bervariasi setiap daerah, tapi rata-ratanya normal. Perlu untuk mengantisipasi terjadinya bencana hydrometeorologi. Karena setelah kemarau panjang, kemudian terjadi hujan dengan kondisi normal selama masa yang pendek dari musim kering, tentu cukup rawan," imbaunya. Jika dibandingkan prakiraan awal musim hujan 2023/2024 terhadap rata-rata periode 1991-2020, sebanyak 2 zom atau 10 persen diprakirakan sama dan 18 zom atau 90 persen diprakirakan mundur (lebih lambat dari rata-ratanya). Hal itu tidak lepas dari musim kemarau tahun ini yang dipengaruhi el nino, sehingga membuat kondisinya cenderung lebih kering dibandingkan rata-ratanya.
Sementara untuk curah hujan saat musim hujan di Bali diperkirakan dalam rentang 500-600 mm perbulan. Kondisi hujan tahun ini sifatnya normal dengan waktu yang lebih pendek dibandingkan musim kemarau. "Dengan kondisi hujan yang relatif pendek dibandingkan musim kemarau, maka curah hujan tentu cenderung banyak dari rata-ratanya," katanya lagi.
Kepala Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar, I Nyoman Gede Wirajaya merinci kalau 12 Zom yang mengalami awal musim hujan pada pertengahan November masing-masing dari Jembrana (bagian utara dan timur), Buleleng (bagian tengah, selatan dan tenggara), Tabanan (bagian barat, utara dan tengah), Gianyar (bagian utara, selatan dan tengah), Badung (bagian utara dan tengah), Bangli (bagian tengah, utara dan selatan), Karangasem (bagian barat), dan Klungkung (bagian utara).
"Sedangkan 8 Zom yang mengalami musim penghujan pada pertengahan Desember masing-masing Jembrana (bagian barat), Buleleng (bagian barat dan utara), Bangli (bagian utara dan timur), Karangasem (bagian utara, timur, tengah dan selatan), Gianyar (bagian selatan), Badung (bagian selatan), Tabanan (bagian selatan), Klungkung (bagian selatan), Kota Denpasar dan Nusa Penida," tambahnya
Sementara, untuk 19 Zom yang mengalami puncak musim hujan yang diprakirakan terjadi pada bulan Januari 2024 masing-masing sebagian besar Jembrana, (bagian barat, utara dan timur), Buleleng (bagian barat, tengah, selatan dan tenggara), Tabanan (bagian barat, utara, tengah dan selatan), Badung (bagian utara, tengah dan selatan), Gianyar (bagian utara, tengah dan selatan), Bangli (bagian tengah, utara, timur dan Selatan), Karangasem (bagian utara, barat, timur dan selatan), Klungkung (bagian utara), Kota Denpasar dan Nusa Penida. "Sedangkan 1 Zom yang memasuki puncak musim hujan di bulan Februari 2024, meliputi wilayah Gianyar bagian selatan, Klungkung bagian selatan dan Karangasem bagian selatan," pungkas Wirajaya. 7 dar
PRAKIRAAN ZONA TURUN HUJAN DI BALI*
- Zona musim yang mengalami awal musim hujan pada pertengahan November 2023, masing-masing Jembrana (bagian utara dan timur), Buleleng (bagian tengah, selatan dan tenggara), Tabanan (bagian barat, utara dan tengah), Gianyar (bagian utara, selatan dan tengah), Badung (bagian utara dan tengah), Bangli (bagian tengah, utara dan selatan), Karangasem (bagian barat), dan Klungkung (bagian utara).
- Zona musim yang mengalami musim penghujan pada pertengahan Desember 2023, masing-masing Jembrana (bagian barat), Buleleng (bagian barat dan utara), Bangli (bagian utara dan timur), Karangasem (bagian utara, timur, tengah dan selatan), Gianyar (bagian selatan), Badung (bagian selatan), Tabanan (bagian selatan), Klungkung (bagian selatan), Kota Denpasar dan Nusa Penida.
1
Komentar