Kemarau, Petani Padi Alih Tanam Bunga
Debit sumber air yang menyusut menyulitkan menanam padi, sehingga para petani beralih menanam bunga.
SINGARAJA, NusaBali
Kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Buleleng, membuat sejumlah petani putar otak. Dengan kondisi debit sumber air yang mengecil, petani padi kini lebih banyak beralih ke tanaman yang lebih hemat air, salah satunya menanam bunga.
Salah satu petani, Kadek Karni, 46, warga Desa Petandakan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, yang melakukan peralihan pertanian. Ia yang awalnya mengandalkan pertanian padi kini memilih menanam bunga di lahan seluas 25 are miliknya. Kondisi itu, lantaran debit air di desa setempat mengecil sejak bulan September lalu.
Ia mengakui, hal itu tidak hanya terjadi padanya. Bahkan kelompok tani setempat sudah melakukan kesepakatan untuk melaksanakan penggiliran air di kawasan itu. "Kondisi ini sudah berlangsung sejak awal September lalu. Kondisi air yang mengecil, kami terpaksa beralih ke tanaman bunga, agar lebih irit air," ujarnya, Kamis (5/10).
Karni menyebut, selain dirinya pemuliaan tanaman pertanian juga dialami oleh petani lainnya. Untuk menyiasati sulitnya air, para petani setempat memilih menanam umbi-umbian hingga kacang hijau.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pertanian Kabupaten Buleleng Made Sumiarta mengatakan, pada tahun ini dari data pihaknya ada sekitar 200 hektare lahan pertanian yang berpotensi mengalami kekeringan. Potensi kekeringan tersebut, tersebut ada di empat kecamatan. Diantaranya Kecamatan Seririt, Buleleng, Sawan dan Kecamatan Sukasada. Hal itu, diduga terjadi akibat dampak fenomena El Nino.
"Ini akibat dampak El Nino belakangan ini. Lahan-lahan sudah mulai kering hingga krisis air. Petani kini harus menggilir air agar bisa menanam varietas tanaman," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, petani pun diimbau untuk melakukan pola yang tanam yang baik. Petani diminta menyesuaikan kondisi iklim dengan varietas tanaman yang akan ditanam.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian, beberapa tahun ini Pemkab Buleleng telah mengusulkan bantuan ke Kementerian Pertanian RI dalam hal pengadaan mesin pompa air. Mesin ini nantinya diperuntukkan bagi lahan pertanian yang jauh dari sumber mata air. "Bantuan pengadaan mesin pompa selalu kita usulkan. Karena di Buleleng sendiri, banyak ada sumur sumur resapan di daerah pertanian," kata dia.7mzk
Kemarau panjang yang terjadi di Kabupaten Buleleng, membuat sejumlah petani putar otak. Dengan kondisi debit sumber air yang mengecil, petani padi kini lebih banyak beralih ke tanaman yang lebih hemat air, salah satunya menanam bunga.
Salah satu petani, Kadek Karni, 46, warga Desa Petandakan, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, yang melakukan peralihan pertanian. Ia yang awalnya mengandalkan pertanian padi kini memilih menanam bunga di lahan seluas 25 are miliknya. Kondisi itu, lantaran debit air di desa setempat mengecil sejak bulan September lalu.
Ia mengakui, hal itu tidak hanya terjadi padanya. Bahkan kelompok tani setempat sudah melakukan kesepakatan untuk melaksanakan penggiliran air di kawasan itu. "Kondisi ini sudah berlangsung sejak awal September lalu. Kondisi air yang mengecil, kami terpaksa beralih ke tanaman bunga, agar lebih irit air," ujarnya, Kamis (5/10).
Karni menyebut, selain dirinya pemuliaan tanaman pertanian juga dialami oleh petani lainnya. Untuk menyiasati sulitnya air, para petani setempat memilih menanam umbi-umbian hingga kacang hijau.
Terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pertanian Kabupaten Buleleng Made Sumiarta mengatakan, pada tahun ini dari data pihaknya ada sekitar 200 hektare lahan pertanian yang berpotensi mengalami kekeringan. Potensi kekeringan tersebut, tersebut ada di empat kecamatan. Diantaranya Kecamatan Seririt, Buleleng, Sawan dan Kecamatan Sukasada. Hal itu, diduga terjadi akibat dampak fenomena El Nino.
"Ini akibat dampak El Nino belakangan ini. Lahan-lahan sudah mulai kering hingga krisis air. Petani kini harus menggilir air agar bisa menanam varietas tanaman," ujarnya.
Dengan kondisi tersebut, petani pun diimbau untuk melakukan pola yang tanam yang baik. Petani diminta menyesuaikan kondisi iklim dengan varietas tanaman yang akan ditanam.
Ia menambahkan, untuk mengantisipasi kekeringan di lahan pertanian, beberapa tahun ini Pemkab Buleleng telah mengusulkan bantuan ke Kementerian Pertanian RI dalam hal pengadaan mesin pompa air. Mesin ini nantinya diperuntukkan bagi lahan pertanian yang jauh dari sumber mata air. "Bantuan pengadaan mesin pompa selalu kita usulkan. Karena di Buleleng sendiri, banyak ada sumur sumur resapan di daerah pertanian," kata dia.7mzk
Komentar