Bendesa Mongan dan Istri Kena Tusuk
Saat Lerai Keributan, Dirawat di RSUD Tabanan
TABANAN, NusaBali - Peristiwa heboh terjadi di wilayah hukum Polsek Penebel, Senin (2/10) malam lalu pukul 19.30 Wita. Bendesa Adat Mongan, Desa Penatahan, I Ketut Suka Arnata,58, dan istrinya Ni Made Ayu Nariasih,50, ditusuk seorang warga NLPS yang diduga mengalami gangguan jiwa.
Akibat kejadian itu Bendesa Adat Arnata dan istrinya harus dirawat di RSUD Tabanan karena mengalami luka yang serius hingga harus menjalani operasi. Bendesa Suka Arnata mengalami luka di bagian dada kiri dan ketiak, sementara istrinya Nariasih mengalami luka tusuk di bagian perut sekitar pusar. Dari informasi yang dihimpun peristiwa menghebohkan warga Banjar Mongan, Desa Penatahan, Kecamatan Penebel ini berawal dari Bendesa Suka Arnata dan istrinya bermaksud melerai keributan. Pada Senin malam itu pelaku NLPS dengan keluarganya I KS ribut.
Keluarga I KS pun meminta bantuan kepada korban selaku Bendesa Adat untuk melerai keributan keluarganya. Dari laporan itu korban pun langsung menuju rumah I KS bermaksud untuk mendamaikan. Begitu korban sampai di rumah pelaku bersama dengan pengurus banjar lainnya tiba-tiba korban sudah ditusuk oleh NLPS menggunakan pisau temutik. Pertama kali yang ditusuk adalah istri dari Bendesa Adat Mongan Nariasih kemudian baru menusuk Bendesa Adat Mongan Ketut Suka Arnata.
Sontak peristiwa itu pun membuat heboh warga setempat dan langsung menghubungi Polsek Penebel untuk membantu mengamankan pelaku. Sedangkan dua korban yang ditusuk langsung dibawa ke RSUD Tabanan untuk mendapat pertolongan. Informasinya pelaku langsung diamankan petugas Polsek Penebel pada, Senin malam itu kemudian Selasa (3/10) langsung dirujuk ke RSJ yang ada di Bangli untuk dirawat.
Kapolsek Penebel, AKP I Made Sutika membenarkan kejadian tersebut. Namun dia sendiri belum bisa membeberkan kasus secara detail karena masih tahap penyelidikan. "Benar ada, tapi ini masih penyelidikan. Nanti kalau sudah komplit baru saya sampaikan," katanya. Terpisah Wakil Direktur Pelayanan dan Pengendalian Mutu RSUD Tabanan, dr I Gusti Ngurah Bagus Juniada membenarkan Bendesa Adat Mongan dan istrinya dirawat di RSUD Tabanan karena menjadi korban penusukan. Dua korban tersebut tiba, Senin malam pukul 19.50 Wita di UGD Tabanan dengan kondisi sadar dan mengalami luka terbuka. "Pasien langsung ditangani hari itu dan Senin malam itu langsung menjalani operasi untuk kesembuhan lukanya," ujar dr Bagus sapaan akrabnya.
Karena kejadian sudah berlangsung Senin malam lalu, diakui dr Bagus kondisi kedua pasien sudah membaik dan sudah dirawat di ruang Bougenville. "Luka kedua pasien ini luka terbuka. Pasien yang cowok mengalami luka di areal dada kiri dan ketiak, dan pasien yang perempuan mengalami luka di perut bagian pusat. Sekarang kondisinya telah membaik," ungkap dr Bagus. Terpisah Perbekel Penatahan, I Nengah Suartika mengatakan kasus sudah diselesaikan secara kekeluargaan disaksikan aparat kepolisian dan desa. "Untuk kronologi jelas tiyang belum bisa beberkan karena saya sedang pelatihan. Namun kasus sudah selesai secara kekeluargaan," akunya.
Menurut dia, pelaku NLPS ini memang sakit, namun tak diketahui sakitnya sejak kapan. Sebab pelaku ini jarang tinggal di Banjar Mongan karena keseringan tinggal di Denpasar dan Batubulan. "Tidak tahu saya sakitnya apa, sudah lama atau bagaimana, jarang tinggal di Mongan. Dia (pelaku) juga sudah punya anak," tambah Suartika. 7 des
Keluarga I KS pun meminta bantuan kepada korban selaku Bendesa Adat untuk melerai keributan keluarganya. Dari laporan itu korban pun langsung menuju rumah I KS bermaksud untuk mendamaikan. Begitu korban sampai di rumah pelaku bersama dengan pengurus banjar lainnya tiba-tiba korban sudah ditusuk oleh NLPS menggunakan pisau temutik. Pertama kali yang ditusuk adalah istri dari Bendesa Adat Mongan Nariasih kemudian baru menusuk Bendesa Adat Mongan Ketut Suka Arnata.
Sontak peristiwa itu pun membuat heboh warga setempat dan langsung menghubungi Polsek Penebel untuk membantu mengamankan pelaku. Sedangkan dua korban yang ditusuk langsung dibawa ke RSUD Tabanan untuk mendapat pertolongan. Informasinya pelaku langsung diamankan petugas Polsek Penebel pada, Senin malam itu kemudian Selasa (3/10) langsung dirujuk ke RSJ yang ada di Bangli untuk dirawat.
Kapolsek Penebel, AKP I Made Sutika membenarkan kejadian tersebut. Namun dia sendiri belum bisa membeberkan kasus secara detail karena masih tahap penyelidikan. "Benar ada, tapi ini masih penyelidikan. Nanti kalau sudah komplit baru saya sampaikan," katanya. Terpisah Wakil Direktur Pelayanan dan Pengendalian Mutu RSUD Tabanan, dr I Gusti Ngurah Bagus Juniada membenarkan Bendesa Adat Mongan dan istrinya dirawat di RSUD Tabanan karena menjadi korban penusukan. Dua korban tersebut tiba, Senin malam pukul 19.50 Wita di UGD Tabanan dengan kondisi sadar dan mengalami luka terbuka. "Pasien langsung ditangani hari itu dan Senin malam itu langsung menjalani operasi untuk kesembuhan lukanya," ujar dr Bagus sapaan akrabnya.
Karena kejadian sudah berlangsung Senin malam lalu, diakui dr Bagus kondisi kedua pasien sudah membaik dan sudah dirawat di ruang Bougenville. "Luka kedua pasien ini luka terbuka. Pasien yang cowok mengalami luka di areal dada kiri dan ketiak, dan pasien yang perempuan mengalami luka di perut bagian pusat. Sekarang kondisinya telah membaik," ungkap dr Bagus. Terpisah Perbekel Penatahan, I Nengah Suartika mengatakan kasus sudah diselesaikan secara kekeluargaan disaksikan aparat kepolisian dan desa. "Untuk kronologi jelas tiyang belum bisa beberkan karena saya sedang pelatihan. Namun kasus sudah selesai secara kekeluargaan," akunya.
Menurut dia, pelaku NLPS ini memang sakit, namun tak diketahui sakitnya sejak kapan. Sebab pelaku ini jarang tinggal di Banjar Mongan karena keseringan tinggal di Denpasar dan Batubulan. "Tidak tahu saya sakitnya apa, sudah lama atau bagaimana, jarang tinggal di Mongan. Dia (pelaku) juga sudah punya anak," tambah Suartika. 7 des
1
Komentar