Diproses dari Hakikat Kesucian dan Yoga
Penekun Spiritual di Ababi Kembangkan Dupa Ayur
AMLAPURA, NusaBali - Penekun spiritual I Made Dwija Nurjaya mengembangkan dupa Ayur. Dupa ini berbahan rempah dan dibuat dengan basis kesucian dan yoga. Dia mewajibkan 25 karyawannya sembahyang dan yoga sebelum memulai kerja. Selain itu, berlaku larangan kerja bagi yang kacuntakaaan.
“Bagi yang punya kematian, menunggu sampai upacara Mararapuh selesai. Bagi wanita yang haid menunggu sampai bersih, barulah bisa kerja,” jelas I Made Dwija Nurjaya di lokasi kerjanya, Banjar Bias, Desa Ababi, Kecamatan Abang, Karangasem, Minggu (8/10).
Dwija Nurjaya mengatakan selama ini baru memproduksi tiga jenis dupa, yakni dupa Gaharu berbahan pohon Gaharu, dupa Galang Kangin, dan Sandyakala. Semuanya dibuah dari bahan rempah-rempah isi ceraken.
Dia tertarik membuat dua berbahan rempah ini sejak tahun 2003. Bahan-bahan yang dipakai dupa disesuaikan dengan kebutuhan bahan upakara yadnya. Di samping itu, dupa ini untuk memutus mata rantai penggunaan dupa parfum berbahan zat kimia. Wewangian ini tentu tidak alami. “Kendalanya, masyarakat masih menggunakan dupa gunakan parfum. Memang pangsa pasarnya beda. Harga dupa wangi alami lebih mahal karena menggunakan bahan rempah. Tetapi, wanginya beda dan terkesan lebih sakral untuk keperluan sembahyang,” tambahnya.
Dia mengatakan, dari 25 karyawannya, kebanyakan kalangan ibu-ibu rumah tangga, terutama yang kerjanya mencetak dupa. Satu per satu atau masing-masing karyawan mendapatkan bagian mesin cetak.
Dwija Nurjaya menambahkan, karyawan laki-laki tugasnya membuat adonan bahan dupa. Setelah adonannya siap pakai maka karyawan wanita mencetak menggunakan mesin manual. Setiap karyawan bekerja pukul 09.00 Wita-18.00 Wita dengan sistem borongan. Perusahaan dupa rempah ini memberdayakan tenaga lokal dari Banjar Bias, Desa Ababi.
Namun, tidak banyak yang mengetahui, di Banjar Bias, Desa Ababi, tempat produksi dupa rempah berbahan alami, karena di tempat usaha itu tidak terang plang. “Jika turun hujan, karyawan libur. Sebab, tidak bisa mengeringkan hasil produksi,” tambahnya.
Karyawan bagian cetak, Ni Ketut Mariati dari banjar bias mengaku rata-rata setiap hari mampu memproduksi 6.000 batang dupa. “Saya produksi dupa Gaharu,”’ jelas Ni Ketut Mariati.
Sedangkan, karyawan Ni Kadek Eni juga dari Banjar Bias, Desa Ababi, produksi dupa galang kangin berbahan menyan, majegau dan cendana. “Saya mampu memproduksi 13.000 batang dupa per hari, karena secara teknis telah menguasai caranya,” kata Eni.
Kata dia, bekerja mencetak dupa bukan saja berharap dapat imbalan. Tapi, pikiran jadi bersih dan fisik jadi bugar karena tiap hari ikut yoga asanas.7k16
1
Komentar