Puluhan Burung Peliharaan Desa Adat Buleleng Dicuri
SINGARAJA, NusaBali - Puluhan ekor burung milik Desa Adat Buleleng, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, raib diduga dicuri.
Puluhan ekor burung yang hilang tersebut jenis merpati, tekukur, dan kitiran yang merupakan peliharaan Desa Adat Buleleng. Burung-burung tersebut dikandangkan di dekat Setra Desa Adat Buleleng.
Bendesa Adat Buleleng, Jro Nyoman Sutrisna mengatakan, kejadian hilangnya burung peliharaan Desa Adat Buleleng itu diketahui pada Minggu (8/10) pagi oleh tukang kebun setra. Saat itu, tukang kebun tengah bersih-bersih setra dan hendak melepaskan burung. Namun burung-burung yang telah dipelihara selama enam bulan sudah tidak ada di kandangnya.
Ia menduga, pelaku mengambil puluhan ekor burung tersebut pada Sabtu (7/10) malam antara pukul 23.00 Wita atau Minggu dinihari. Sebab, biasanya hingga malam hari kawasan setra masih ada orang atau pemedek. "Setra tidak ada yang jaga. Kecuali kalau ada upacara atau ngaben. Mungkin pelaku ke sana pelaku dan tahu burungnya kalau sore dikandangkan," katanya, dikonfirmasi Senin (9/10).
Ia menambahkan, burung-burung yang hilang memang dipelihara Desa Adat Buleleng di setra untuk menghilangkan kesan seram di setra. "Kalau pagi burungnya kami keluarkan, sorenya kami kandangkan kembali dan dikunci. Saat Minggu pagi itu kondisi sangkar burung tersebut rusak dicongkel. Ketahuan hilang pagi hari pada saat pembersihan setra," ungkap dia.
Pihaknya tak mengetahui pasti jumlah burung yang hilang. Namun diperkirakan mencapai sekitar 40an ekor lebih. Jumlah burung yang dipelihara Desa Adat Buleleng awalnya ada 53 ekor, kemudian ada yang bertambah setelah berkembang biak dan ada juga berkurang karena mati. Akibat kejadian pencurian ini, Desa Adat Buleleng merugi sekitar Rp 3 juta.
"Burung-burung itu sengaja dipelihara di dekat setra supaya pemedek yang ke setra senang, tamannya teduh, rapi, ada burung-burung. Agar tidak ada kesan seram di kuburan. Selain itu bisa jadi atraksi, kalau pemedek bawa makanan burung akan mendekat dan bisa difoto," katanya.
Pihak Desa Adat Buleleng telah melaporkan kejadian ini ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Kendran. Ia menyerahkan kejadian ini kepada pihak berwajib dan secara niskala. "Kami meminta yang mengambil tolong dikembalikan ke setra. Krama kalau ada yang tahu keberadaan burung ini ada di toko atau pasar agar disampaikan," pinta Jro Sutrisna.
Kejadian hilangnya burung peliharaan Desa Adat Buleleng juga sudah ia sampaikan di paruman untuk dibahas. Apakah diputuskan akan menambah burung lagi atau ditiadakan.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika menyebutkan, kejadian dugaan pencurian burung di Desa Adat Buleleng ini akan diselidiki. "Akan diselidiki, kami cek dulu laporannya ke Bhabinkamtibmas," ujar AKP Diatmika. 7mzk
Bendesa Adat Buleleng, Jro Nyoman Sutrisna mengatakan, kejadian hilangnya burung peliharaan Desa Adat Buleleng itu diketahui pada Minggu (8/10) pagi oleh tukang kebun setra. Saat itu, tukang kebun tengah bersih-bersih setra dan hendak melepaskan burung. Namun burung-burung yang telah dipelihara selama enam bulan sudah tidak ada di kandangnya.
Ia menduga, pelaku mengambil puluhan ekor burung tersebut pada Sabtu (7/10) malam antara pukul 23.00 Wita atau Minggu dinihari. Sebab, biasanya hingga malam hari kawasan setra masih ada orang atau pemedek. "Setra tidak ada yang jaga. Kecuali kalau ada upacara atau ngaben. Mungkin pelaku ke sana pelaku dan tahu burungnya kalau sore dikandangkan," katanya, dikonfirmasi Senin (9/10).
Ia menambahkan, burung-burung yang hilang memang dipelihara Desa Adat Buleleng di setra untuk menghilangkan kesan seram di setra. "Kalau pagi burungnya kami keluarkan, sorenya kami kandangkan kembali dan dikunci. Saat Minggu pagi itu kondisi sangkar burung tersebut rusak dicongkel. Ketahuan hilang pagi hari pada saat pembersihan setra," ungkap dia.
Pihaknya tak mengetahui pasti jumlah burung yang hilang. Namun diperkirakan mencapai sekitar 40an ekor lebih. Jumlah burung yang dipelihara Desa Adat Buleleng awalnya ada 53 ekor, kemudian ada yang bertambah setelah berkembang biak dan ada juga berkurang karena mati. Akibat kejadian pencurian ini, Desa Adat Buleleng merugi sekitar Rp 3 juta.
"Burung-burung itu sengaja dipelihara di dekat setra supaya pemedek yang ke setra senang, tamannya teduh, rapi, ada burung-burung. Agar tidak ada kesan seram di kuburan. Selain itu bisa jadi atraksi, kalau pemedek bawa makanan burung akan mendekat dan bisa difoto," katanya.
Pihak Desa Adat Buleleng telah melaporkan kejadian ini ke Bhabinkamtibmas Kelurahan Kendran. Ia menyerahkan kejadian ini kepada pihak berwajib dan secara niskala. "Kami meminta yang mengambil tolong dikembalikan ke setra. Krama kalau ada yang tahu keberadaan burung ini ada di toko atau pasar agar disampaikan," pinta Jro Sutrisna.
Kejadian hilangnya burung peliharaan Desa Adat Buleleng juga sudah ia sampaikan di paruman untuk dibahas. Apakah diputuskan akan menambah burung lagi atau ditiadakan.
Sementara itu, Kasi Humas Polres Buleleng AKP Gede Darma Diatmika menyebutkan, kejadian dugaan pencurian burung di Desa Adat Buleleng ini akan diselidiki. "Akan diselidiki, kami cek dulu laporannya ke Bhabinkamtibmas," ujar AKP Diatmika. 7mzk
Komentar