nusabali

Alwi Farhan Ukir Sejarah Juara Dunia Junior BWF

  • www.nusabali.com-alwi-farhan-ukir-sejarah-juara-dunia-junior-bwf

JAKARTA, NusaBali - Di tengah kekecewaan atas kegagalan tim bulutangkis Indonesia di Asian Games 2022, kabar membanggakan datang dari Alwi Farhan yang mencetak sejarah menjadi tunggal putra Indonesia pertama yang meraih gelar juara dunia junior bulu tangkis.

Alwi menjadi juara dunia junior BWF 2023 setelah mengalahkan Hu Zhe An (China), 21-19, 19-21, 21-14 selama 65 menit, dalam final di The Podium Arena, Spokane, Washington, Amerika Serikat, Senin (9/10).

Tampilnya Alwi sebagai juara membuat remaja kelahiran Surakarta pada 12 Mei 2005 itu jadi tunggal putra Indonesia pertama yang mampu merebut gelar juara dunia junior.

"Alhamdulillah dan bersyukur saya bisa menang. Saya tidak menyangka bisa sampai di sini. Karena tahun lalu pun saya tahu betapa berat perjuangannya tampil di WJC. Kemenangan ini tak lepas berkat dukungan dan doa orangtua, keluarga, pelatih, rekan, dan team support hingga akhirnya saya bisa jadi juara seperti saat ini," kata Alwi di laman PBSI.

Alwi pun tidak lupa mengucapkan rasa terima kasihnya atas doa dan dukungan kepada orangtua, keluarga, teman, pelatih, PBSI, dan klub Exist yang membinanya.

Dalam kurun penyelenggaraan BWF World Junior Championships dari 1992-2022, pemain bulutangkis Indonesia belum pernah menjadi juara dunia junior di nomor tunggal putra dan ganda putri. Adapun di nomor tunggal putri, ganda putra, dan ganda campuran Indonesia sudah pernah punya juara dunia junior.

Prestasi Indonesia di tunggal putri ditorehkan Gregoria Mariska Tunjung Cahyaningsih yang menjadi juara dunia junior 2017. Di ganda putra, Indonesia tercatat dua kali menjadi juara dunia junior yaitu pada 1992 atas nama pasangan Santoso/Kusno dan pada 2019 melalui pasangan Leo Rolly Carnando/Daniel Martin.

Di ganda campuran, Indonesia mengukir empat kali juara yaitu pada 2011 melalui Gloria Emanuelle Widjaja/Alfian Eko Prasetya, pada 2012 melalui Melati Daeva Oktavianti/Edi Subaktiar, pada 2017 melalui Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari, dan pada 2018 melalui Indah Cahya Sari Jamil/Leo Rolly Carnando.

Sedangkan nomor tunggal putri Chiara Marvella Handoyo harus puas meraih posisi runner up usai kalah dari wakil Thailand, Pitchamon Opatniputh, 11-21, 9-21 dalam dalam 33 menit.

Dengan kegagalan ini, Chiara pun gagal mengikuti jejak Gregoria Mariska Tunjung, sebagai pemain tunggal putri Indonesia terakhir yang menjadi juara dunia junior 2017 di Yogyakarta. ant

Komentar