Prestasi Asian Games Melorot
PDIP Minta Evaluasi Secara Menyeluruh
JAKARTA, NusaBali - Asian Games 2022 Hangzhou, China sudah usai. Penutupan pun, telah dilakukan pada Minggu (8/10) kemarin. Hasilnya, Tim Indonesia berada di peringkat 13 dengan perolehan 7 medali emas, 11 medali perak dan 18 medali perunggu.
Perolehan tersebut turun dari Asian Games 2018 Jakarta-Palembang, Indonesia. Kala itu, Indonesia sukses menempati posisi empat dengan 31 medali emas, 24 medali perak dan 43 medali perunggu.
PDI Perjuangan (PDIP) sangat prihatin atas anjloknya prestasi olahraga Indonesia di Asian Games tersebut. Atas capaian itu, mereka meminta evaluasi menyeluruh. “Sangat menyedihkan, Indonesia berada di peringkat ke-13 dengan tujuh medali emas di Asian Games Hangzhou. Penurunan prestasi ini harus menjadi evaluasi menyeluruh, termasuk jajaran Kemenpora yang tidak berhasil memenuhi harapan bangsa," ujar Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/10).
Di Asian Games Hangzhou pula, cabang olahraga (cabor) bulutangkis tidak membawa pulang satu pun medali. Padahal, bulutangkis kerap menjadi andalan Indonesia dalam meraih medali di sejumlah kejuaraan. Menurut Hasto, anjloknya prestasi cabor bulutangkis menunjukkan adanya persoalan serius terkait kepemimpinan, sistem rekrutmen, pembinaan dan pelatihan, serta aspek manajerial. “Bulutangkis seharusnya menjadi lambang kepemimpinan Indonesia. Seluruh anak bangsa begitu sedih atas melunturnya supremasi bulutangkis ini," ucap Hasto. Di cabang sepakbola yang merupakan salah satu favorit masyarakat Indonesia, juga tidak mampu mencapai perempat final.
PDIP merekomendasikan kepada Pemerintah bersama seluruh pengurus/pembina olahraga termasuk Menpora, KONI untuk mengintropeksi diri. Duduk bersama mengevaluasi prestasi atlet Indonesia di Asian Games kali ini. Kebijakan dan kepedulian Pemerintah di sektor olahraga sangat diperlukan seperti pembinaan atlet, fasilitas olahraga dan lain-lain.
Politik pun tidak bisa dipisahkan begitu saja dari olahraga. Hasto menjelaskan, Amerika, Rusia dan China menunjukkan perhatian terhadap olahraga karena prestasi di olahraga menjadi bentuk kekuatan suatu bangsa.
"Terlepas faktor tuan rumah, prestasi China begitu dahsyat di Asian Games ini. Di ajang Olimpiade pun, China selalu menempel ketat Amerika dan Rusia. Jadi, olahraga tidak bisa dilepaskan dari politik kebangsaan karena di dalamnya, melalui politik olahraga, ada semangat, ada cita-cita dan ada tekad menunjukkan jati diri bangsa melalui olahraga," papar Hasto.
Melalui olahraga, lanjut Hasto, dapat dibangun kepemimpinan dan supremasi Indonesia bagi dunia. Di ajang Asian Games dan Olimpiade sorotan dunia sangat besar. Di sanalah momen yang tepat bagi atlet Indonesia untuk unjuk prestasi. "Dalam olahraga melekat nilai-nilai fairness, ketaatan pada aturan main, kesetaraan, dan semangat mengejar prestasi. Karena itulah menjadi sangat penting sebagai jalan eksistensi kepemimpinan Indonesia melalui olahraga," tegas Hasto. k22
Komentar