Seruling Gus Teja Mengalun di Peringatan 21 Tahun Bom Bali
MANGUPURA, NusaBali.com - Peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali kembali digelar di depan Ground Zero atau Tugu Peringatan Bom Bali, Jalan Legian, Kuta, Badung, Kamis (12/10/2023) malam.
Meski peristiwa itu masih membekas dan menjadi trauma bagi masyarakat Bali bahkan dunia, namun terlihat para korban maupun keluarga korban datang dengan tegar melakukan doa bersama serta melakukan tabur bunga.
Suasana malam semakin syahdu langsung terasa tat kala seruling Gus Teja mengalun di Ground Zero, lokasi Bom Bali meledak 21 tahun silam.
Puncak acara pun diisi doa bersama yang dipimpin Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) serta siraman rohani dari Gede Prama.
Gelaran yang dimotori oleh LPM Kelurahan Kuta, I Putu Adnyana mengatakan bahwa peringatan Bom Bali tahun ini mengusung tema 'Bencana Menjadi Berkah'. Tema itu, terang dia, untuk mengajak umat manusia memetik hikmah dari peristiwa kelam tersebut sekaligus menjadi spirit yang memperkuat solidaritas dan kepedulian akan sesama.
Dalam kegiatan yang berlangsung pada pukul 17.00 Wita itu juga turut menggandeng Yayasan Istri Suami Anak (Isana) Dewata.
“Kegiatan doa perdamaian ini sudah berjalan belasan tahun dan sampai saat ini masih bisa kami laksanakan di Ground Zero. Selama belasan tahun, kegiatan ini dilakukan atas swadaya masyarakat dan penyintas bom Bali. Namun bagaimana kita berharap bisa menciptakan perdamaian di wilayah Kuta, Bali, dan Indonesia,” terang Adnyana.
Adnyana berharap gelaran doa perdamaian peringatan tragedi kemanusiaan Bom Bali itu bisa dilaksanakan setiap tahunnya.
Selain itu ia juga berharap kepada pejabat di tingkat pusat bahkan provinsi untuk segera merealisasikan adanya taman perdamaian di wilayah area monumen Bom Bali.
“Doa perdamaian ini digaungkan untuk perdamaian Pulau Bali ke depannya. Di sini tindakan preventif dalam mencegah ancaman keamanan dan kenyamanan di wilayah Kuta,” harapnya.
Dalam kesempatan yang sama, Penjabat Gubernur Bali, Sang Made Mahendra Jaya mengajak semua pihak yang hadir untuk kembali merenungi peristiwa kelam tersebut.
Ia mengingatkan kepada hadirin yang hadir bahwa tragedi bom Bali itu merengut ratusan korban dan memporak-porandakan Bali. Bahkan hingga saat ini tragedi itu masih menyisakan luka yang mendalam di hati sanubari semua pihak.
“Gelaran ini sangat penting untuk mengingatkan kita semua tentang kehidupan dan perdamaian. Tidak ada hal yang lebih berarti tentang hidup dan indahnya kedamaian," ungkapnya.
Lebih lanjut ia katakan peristiwa bom Bali merupakan hal yang tidak boleh terulang dan Bali sebagai destinasi wisata sangat berkepentingan agar senantiasa aman dan setiap orang yang datang ke Bali terbebas dari rasa kekhawatiran dan rasa takut akan ancaman dan gangguan.
Ia juga mengajak agar semua pihak bisa berdamai dengan masa lalu, memaafkan dan membangun masa depan yang lebih baik bersama-sama.
“Perdamaian mengajarkan setiap orang untuk tidak berbuat konflik dan bertindak bermusuhan atau berniat buruk terhadap orang lain. Perdamaian juga memperlakukan orang lain tanpa melihat identitas dan saling menerima perbedaan. Mari kita merenung dan berdoa bersama, memohon agar kekerasan dan penderitaan tidak lagi menghantui dunia. Semoga perdamaian dan pengampunan menyelimuti hati kita dan membawanya ke masa depan yang lebih cemerlang,” tutupnya. *ris
1
Komentar