73 Negara Bahas Isu Krusial di Jimbaran
MANGUPURA, NusaBali - Sebanyak 1.094 peserta dari 73 negara menghadiri Stakeholders Consultation Meeting (SCM) ke-2 di Hotel Intercontinental Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kamis (12/10).
Kegiatan ini merupakan rangkaian menjelang World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 mendatang. Sejumlah isu krusial pun diangkat dan dibahas dalam kegiatan yang berlangsung selama dua hari itu.
Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon, mengatakan forum ini ingin mengajak semua orang untuk menghemat penggunaan air demi kesejahteraan bersama. Ada sejumlah isu yang dibahas dan beberapa prioritas dalam mengatasi krisis air global termasuk di antaranya menciptakan keseimbangan baru antara air untuk manusia dan alam.
“Selain itu keseimbangan antara akses air perkotaan dan perdesaan, keseimbangan air untuk pertanian dan irigasi untuk menjamin produksi pangan, dan pengelolaan sumber daya air terpadu untuk menjamin pembangunan berkelanjutan,” katanya di sela-sela kegiatan.
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengatakan pertemuan Stakeholders Consultation Meeting (SCM) itu juga mendorong kolaborasi lebih lanjut antara seluruh pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam proses politik, tematik, dan regional. Pihaknya berharap nantinya perhelatan World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 di Bali mendatang akan menjadi platform yang sangat baik untuk memberikan hasil yang berorientasi pada tindakan nyata dan dipandu oleh semangat melimpah yang menyerukan pembaharuan rasa solidaritas dan kerja sama antar bangsa.
“SCM ini adalah persiapan terakhir kami menuju World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 mendatang,” ungkap Basuki yang juga didapuk sebagai Wakil Ketua Komite Penyelenggara Nasional Forum Air Sedunia ke-10.
Pada kesempatan itu pula, Menteri Basuki menjelaskan pihaknya akan membawa Bandung Spirit tahun 1955 tentang pulau-pulau kecil. Sebab pihaknya ingin menghidupkan kembali semangat Bandung tentang Asia-Afrika agar menghasilkan keadilan tentang air. “Kami akan membahas Water Justice secara global, termasuk pengelolaan air di pulau-pulau kecil dan akses air bersih untuk semua. Kemudian, kami akan memetakan keterkaitan antar sub-tema, wilayah, dan ketiga proses, merencanakan tindakan lebih lanjut dan merancang hasil akhir untuk forum, serta merancang tindak lanjut setelahnya,” paparnya.
“Hari ini (kemarin) saja sudah ada perhatian apalagi nanti saat gelaran World Water Forum ke-10. Kami berharap mereka sudah yakin, InsyaAllah bisa berhasil. Jadi tidak hanya sukses tetapi juga usefull, bahwa hasilnya bisa dimanfaatkan ke depan ada konkret action yang bisa dihasilkan nanti dari forum ini,” harapnya.
Sementara Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, mengungkapkan dipilihnya Bali sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 merupakan kehormatan bagi Pemerintah Provinsi Bali dan masyarakat Bali. Dia menilai, forum tersebut sangat penting dan strategis sebagai langkah berbagi pengetahuan, pemahaman, pengalaman lingkungan untuk memberikan solusi atas isu-isu permasalahan air dan dapat meningkatkan pencapaian ketahanan air. 7 dar
Presiden World Water Council (WWC) Loic Fauchon, mengatakan forum ini ingin mengajak semua orang untuk menghemat penggunaan air demi kesejahteraan bersama. Ada sejumlah isu yang dibahas dan beberapa prioritas dalam mengatasi krisis air global termasuk di antaranya menciptakan keseimbangan baru antara air untuk manusia dan alam.
“Selain itu keseimbangan antara akses air perkotaan dan perdesaan, keseimbangan air untuk pertanian dan irigasi untuk menjamin produksi pangan, dan pengelolaan sumber daya air terpadu untuk menjamin pembangunan berkelanjutan,” katanya di sela-sela kegiatan.
Sementara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengatakan pertemuan Stakeholders Consultation Meeting (SCM) itu juga mendorong kolaborasi lebih lanjut antara seluruh pemangku kepentingan yang berpartisipasi dalam proses politik, tematik, dan regional. Pihaknya berharap nantinya perhelatan World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 di Bali mendatang akan menjadi platform yang sangat baik untuk memberikan hasil yang berorientasi pada tindakan nyata dan dipandu oleh semangat melimpah yang menyerukan pembaharuan rasa solidaritas dan kerja sama antar bangsa.
“SCM ini adalah persiapan terakhir kami menuju World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 mendatang,” ungkap Basuki yang juga didapuk sebagai Wakil Ketua Komite Penyelenggara Nasional Forum Air Sedunia ke-10.
Pada kesempatan itu pula, Menteri Basuki menjelaskan pihaknya akan membawa Bandung Spirit tahun 1955 tentang pulau-pulau kecil. Sebab pihaknya ingin menghidupkan kembali semangat Bandung tentang Asia-Afrika agar menghasilkan keadilan tentang air. “Kami akan membahas Water Justice secara global, termasuk pengelolaan air di pulau-pulau kecil dan akses air bersih untuk semua. Kemudian, kami akan memetakan keterkaitan antar sub-tema, wilayah, dan ketiga proses, merencanakan tindakan lebih lanjut dan merancang hasil akhir untuk forum, serta merancang tindak lanjut setelahnya,” paparnya.
“Hari ini (kemarin) saja sudah ada perhatian apalagi nanti saat gelaran World Water Forum ke-10. Kami berharap mereka sudah yakin, InsyaAllah bisa berhasil. Jadi tidak hanya sukses tetapi juga usefull, bahwa hasilnya bisa dimanfaatkan ke depan ada konkret action yang bisa dihasilkan nanti dari forum ini,” harapnya.
Sementara Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya, mengungkapkan dipilihnya Bali sebagai tuan rumah World Water Forum ke-10 pada Mei 2024 merupakan kehormatan bagi Pemerintah Provinsi Bali dan masyarakat Bali. Dia menilai, forum tersebut sangat penting dan strategis sebagai langkah berbagi pengetahuan, pemahaman, pengalaman lingkungan untuk memberikan solusi atas isu-isu permasalahan air dan dapat meningkatkan pencapaian ketahanan air. 7 dar
1
Komentar