‘Gema Perdamaian Refleksi Budi Luhur’
Jokowi, Yenny Wahid hingga Pastika Dianugrahi Tokoh Perdamaian
DENPASAR, NusaBali - Komunitas Gema Perdamaian menggelar acara puncak Gema Perdamaian 2023 di Pelataran Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali (Bajra Sandhi) Niti Mandala, Denpasar, Sabtu (14/10) sore. Pesan perdamaian mengemuka sebagai refleksi budi luhur umat manusia.
Dalam acara yang dihadiri 3.000 peserta tersebut, Presiden Joko Widodo, Zannuba Ariffah Chafsoh (Yenny Wahid) hingga Komjen Pol (Purn) Made Mangku Pastika dianugrahi tokoh perdamaian. Acara Gema Perdamaian diawali dengan prosesi padayatra (berjalan mengelilingi Monumen Bajra Sandhi sambil melantunkan doa) yang bermakna bahwa yang ada di dunia ini selalu berputar dan berevolusi. Beragam pertunjukan seni bertemakan perdamaian juga dipentaskan.
Ketua Panitia Gema Perdamaian Kadek Adnyana mengatakan, puncak acara Gema Perdamaian ke-21 ini diikuti sekitar 3.000 peserta dari berbagai kelompok masyarakat, seperti para pemuka agama, perwakilan etnis nusantara, termasuk para mahasiswa. "Kami Komunitas Gema Perdamaian mengajak rekan-rekan semua untuk mewujudkan damai, merefleksikan budi luhurnya. Apapun yang bisa dilakukan maka lakukan bersama-sama. Hal yang kecil ini akan menjadi satu hal yang besar nanti," ujar Adnyana.
Ketua Panitia Gema Perdamaian Kadek Adnyana mengatakan, puncak acara Gema Perdamaian ke-21 ini diikuti sekitar 3.000 peserta dari berbagai kelompok masyarakat, seperti para pemuka agama, perwakilan etnis nusantara, termasuk para mahasiswa. "Kami Komunitas Gema Perdamaian mengajak rekan-rekan semua untuk mewujudkan damai, merefleksikan budi luhurnya. Apapun yang bisa dilakukan maka lakukan bersama-sama. Hal yang kecil ini akan menjadi satu hal yang besar nanti," ujar Adnyana.
Foto: Pemuka lintas agama melakukan doa damai serangkaian Gema Perdamaian ke-21 di panggung terbuka Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala, Sumerta, Denpasar Timur. -YUDA
Adnyana mengatakan, sebelumnya sejak Januari pihaknya telah mengadakan sejumlah kegiatan seperti bersih-bersih lingkungan, gerakan sosial kemanusiaan. Menurut dia, kegiatan-kegiatan tersebut dapat membangkitkan perasaan empati yang berujung terwujudnya perdamaian. "Kita harus mengupayakan apa tindakan-tindakan untuk menjaga, menciptakan, perdamaian ke depan," tegasnya.
Asisten Bidang Pemerintahan Setda Provinsi Bali Dewa Nyoman Sunartha yang mewakili Pj Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya yang berhalangan hadir mengatakan masih banyak tragedi kemanusiaan terjadi seperti perang, bom bunuh diri dan bentuk kekerasan, atau terorisme yang merenggut nyawa dan menggoreskan luka yang mendalam.
Dewa Sunartha mengajak untuk bersama-sama menciptakan ruang untuk merenung dan membangun perdamaian. Renungan juga mengarahkan pandangan ke dalam. Menghadapi pilihan apakah akan membiarkan kebencian, kekerasan, dan penderitaan terus berputar dalam lingkaran yang tak berujung atau akan mengubahnya menjadi berkah dan perdamaian.
"Saya mengajak seluruh komponen masyarakat Bali untuk bersama-sama bahu membahu mewujudkan situasi yang aman, tertib, dan kondusif serta penuh kedamaian," ujar Dewa Sunartha.
Sementara terkait penghargaan terhadap Jokowi, Yenny Wahid dan Pastika sebagai tokoh perdamaian, Ketua Dewan Pengarah Gema Perdamaian, Ida Rsi Wisesanatha mengatakan, ketiga tokoh tersebut sangat pantas menerima penghargaan sebagai tokoh perdamaian berdasarkan rekam jejak dan kiprahnya yang nyata menciptakan perdamaian.
“Presiden Jokowi dalam kebijakan-kebijakan beliau sangat menjaga Pancasila, NKRI, Merah Putih, jelas sekali. Rakyat Indonesia tahu itu semua,” ujar Rsi Wisesanatha.
Presiden Jokowi, lanjut dia, juga berani langsung menemui Presiden Ukraina dan Presiden Rusia untuk memediasi perdamaian antara kedua negara yang sedang sengit-sengitnya berperang. Indonesia sangat berperan besar secara nyata untuk menciptakan perdamaian di dunia. Di dalam negeri, Presiden Jokowi telah terbukti berhasil menjaga stabilitas keamanan Indonesia dan menjaga keseimbangan tatanan sosial politik.
Sedangkan Yenny Wahid yang notabene putri dari Presiden RI keempat, Abdurahman Wahid (Gus Dur) dikenal sebagai tokoh yang menggaungkan nasionalisme dan menghormati keragaman di Indonesia, serta konsisten melanjutkan perjuangan yang digariskan sang Ayah.
“Kemudian Bapak Made Mangku Pastika, apapun kiprahnya dalam menjalankan perannya, unsur-unsur perdamaian, unsur kebijaksanaan senantiasa diperhatikan agar semua berjalan dengan baik, penuh toleransi, dan menghormati semua pihak,” ujar Rsi Wisesanatha.
Kata dia, Mangku Pastika bagi Krama Bali dalam konteks perdamaian tidak saja berjasa dalam pengungkapan kasus Bom Bali 12 Oktober 2002. Saat menjabat Kapolda Bali hingga kemudian menjadi Gubernur Bali, Pastika sangat mendukung upaya-upaya perdamaian, menghormati kemajemukan, termasuk mendukung Gema Perdamaian dari sejak awal.
Sementara Pastika sangat mengapresiasi Gema Perdamaian yang masih eksis hingga sekarang. Kegiatan ini awalnya digagas mulai tahun 2003 sebagai salah satu upaya pemulihan Bali setelah peristiwa Bom Bali 12 Oktober 2002. “Saya sangat mendukung apa yang dilakukan selama ini, dan semoga menyentuh hati semua orang, bahwa damai itu indah dan ini tentu dimulai dari diri kita sendiri. Bisakah kita hilangkan dengan penuh kesadaran apa itu AIDSS yakni amarah, iri, dendam, serakah, dan sombong. Kalau ini bisa maka kedamaian akan ada di sana,” mantan Kepala Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional (BNN) ini.
Pastika mengucapkan terima kasih atas penghargaan yang diberikan, meski menurutnya penghargaan tersebut sesungguhnya lebih tepat diberikan kepada seluruh insan masyarakat Bali. "Walaupun sebenarnya bukan buat saya pribadi, buat rakyat Bali sebenarnya yang sudah bisa menjaga harmoni di antara sesama, toleransi yang luar biasa saya kira. Semua yang datang ke Bali merasakan getaran spiritual Bali yang menjaga perdamaian itu," ujarnya. cr78.
1
Komentar