TPA Temesi Gianyar Juga Ikut Terbakar
Kebakaran TPA Mandung Jadi Darurat Bencana
GIANYAR, NusaBali - Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Temesi di Desa Temesi, Kecamatan/Kabupaten Gianyar mengalami kebakaran, Senin (16/10) dini hari.
Kebakaran terjadi justru setelah TPA Temesi mendapatkan tambahan beban menampung kiriman sampah Kota Denpasar akibat terbakarnya TPA Suwung. Tak main-main, per hari TPA Temesi dapat tambahan 50 truk sampah. Jika per truk isinya 4 ton, maka per hari tambahannya sekitar 200 ton. Namun demikian, bukan sampah kiriman yang terbakar, melainkan tumpukan sampah lama di sisi barat daya. Versi petugas Damkar, luasan kebakaran yang ditangani sekitar 3 are. Namun versi Dinas Lingkungan Hidup, area yang terbakar tidak lebih dari 1 are. TPA ini akhirnya mengalami kebakaran juga padahal antisipasi telah dilakukan dengan cara penyemprotan air secara rutin.
Kepala Satpol PP Kabupaten Gianyar, I Made Watha yang membidangi Damkar saat dikonfirmasi membenarkan kejadian kebakaran TPA Temesi pada, Senin (16/10) dinihari. "Sekitar pukul 02.43 Wita," jelasnya. Tumpukan sampah yang terbakar diperkirakan seluas 3 are. Beruntung personel Damkar Gianyar bergerak cepat sehingga kobaran api tidak meluas.
Untuk menangani kebakaran ini Damkar Gianyar mengerahkan 2 armada. "Lama memadamkan 2 jam 30 menit," terangnya. Setelah dilakukan upaya, api dipastikan sudah padam. Namun sebagai antisipasi kebakaran susulan, 1 unit armada disiagakan di lokasi. "Sementara kita masih bisa tangani, karena tadi dini hari sudah clear. Pengerahan 2 unit armada dengan 12 personel damkar. Luas yang terbakar sekitar 3 are. Untuk antisipasi, kami standby-kan 1 unit armada dan personel mulai pagi ini," jelas Watha.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, Ni Made Mirnawati mengatakan api sudah berhasil dipadamkan. "Ada warga Desa Lebih yang baru berangkat ke Pasar, begitu lihat ada asap langsung lapor, Camat juga atensi, Damkar sigap ke lokasi. Kita dibantu juga oleh kelompok pemulung, mereka bantu angkat selang dari sumber air," jelasnya.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Seperti halnya kebanyakan peristiwa kebakaran TPA, suhu panas dampak El Nino diprediksi menjadi pemicu. Sebagai antisipasi, DLH melakukan upaya penyemprotan air secara berkala kemudian membolak balikkan sampah agar potensi kebakaran bisa diminimalisir. "Astungkara kebakaran tidak sampai meluas. Setelah 2 jam, api bisa dipadamkan," terang Mirna.
Kaitan sampah kiriman Denpasar, Mirnawati tidak bisa menolak karena sifatnya darurat. "Sesuai petunjuk pimpinan, kita diminta untuk membantu Kota Denpasar sampai batas waktu yang tidak ditentukan," ungkapnya. Meskipun diakui, kapasitas TPA Temesi sudah termasuk overload juga, namun DLH Gianyar tetap menerima sampah kiriman. "Beban pastilah, tapi kita tidak bisa menolak. Kita upayakan mengatur. Apalagi di musim kemarau, kita biasa kerja ekstra," ujarnya.
Selain penyemprotan secara reguler, dilakukan pula inspeksi di malam hari hingga pukul 23.00 Wita.
"Semua personel nggak bisa tidur. Tim Damkar yang sudah sigap, tingkatkan kewaspadaan. Ada 30 personel di TPA, bagi 2 shift," tambahnya. Dia juga mengungkap bahwa di TPA Temesi selama ini juga tak ada pemilahan sampah secara khusus. Keberadaan pemulung juga cukup membantu karena secara tak langsung melakukan pemilahan karena memulung barang-barang bekas yang mereka butuhkan untuk dijual.
Ditaksir ada 13 ton sampah plastik yang diangkut oleh sebanyak 100 orang pemulung dari TPA setiap harinya. Satu orang pemulung bahkan bisa mengumpulkan sebanyak 250 kilogram. Selain itu peran TPS3R dan bank sampah juga sangat membantu dalam proses pemilahan sampah. Bahkan bank sampah yang ada di beberapa titik di Gianyar juga bisa mengurangi 1 ton sampah plastik ke TPA.
Sementara pasca kebakaran yang melanda TPA Mandung di Tabanan, Pemkab Tabanan menetapkan status darurat bencana. Status ini sudah ditetapkan sejak 14 Oktober 2023 sampai 14 hari ke depan. Sejalan dengan penetapan status sejumlah upaya penanganan sudah dilakukan, mulai dari menyebarkan masker kepada warga, membagikan vitamin kepada petugas. Kemudian mendirikan Posko Bencana di Wantilan Subak Mumbu Desa Kukuh dan Posko Pengungsian di Wantilan SMAN 1 Kerambitan.
Sekda Kabupaten Tabanan, Gede Susila mengatakan penetapan status darurat bencana ditetapkan sejak 14 Oktober lalu setelah dilakukan rapat bersama dipimpin Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya di TPA Mandung. "Dengan ditetapkan status ini artinya ada kebencanaan yang harus dilakukan antisipasi cepat," ujarnya, Senin kemarin.
Disebutkan sejumlah upaya sudah dilakukan dalam penanganan TPA Mandung yang terbakar. Mulai dari membentuk Posko Bencana, serta sudah mengantisipasi Posko Pengungsian bila ada warga yang mengungsi. "Sejauh ini masih aman, belum ada yang mengungsi. Karena api di TPA Mandung sudah berhasil dipadamkan. Tinggal memadamkan asap saja," jelasnya. Disebutkan dalam penanganan TPA Mandung, Pemkab Tabanan bersinergi dengan TNI/Polri. Apalagi Danrem 163 Wira Satya, Minggu (15/10) telah mengunjungi TPA Mandung. "Termasuk Pak Kapolres Tabanan, Pak Dandim Tabanan sudah bantu mem-back up menawarkan bantuan pasca ditetapkan Tabanan menjadi starus darurat bencana," katanya.
Susila menambahkan secara umum penanganan kebakaran di TPA Mandung 75 persennya api sudah bisa dipadamkan. Tinggal memadamkan asapnya saja dengan skema 3 jam sekali dilakukan penyemprotan dengan 3 armada Pemadam Kebakaran yang disiagakan di lokasi. "Titik api sudah tidak ada muncul kita tinggal memadamkan asap saja. Termasuk juga sampah-sampah baru itu sudah habis terbakar. Hanya sampah yang sudah lama itu masih menimbulkan asap. Jadi kita sekarang masih stand by penanganan," katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Tabanan, I Nyoman Sri Nadha Giri mengatakan terkait status darurat bencana telah disebar ribuan masker kepada masyarakat terutama yang ada di sekitaran TPA Mandung. Seperti masyarakat Desa Sembung Gede hingga Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan. "Kita sebar masker dalam tiga tahap, tahap pertama 1.000, kemudian tahap kedua 2.000 dan tahap ketiga 1.500 masker," jelasnya.
Hanya saja sampai sekarang pihaknya masih mendata secara detail desa-desa yang terdampak terutama paparan dari asap kebakaran TPA terutama ketika malam hari. "Kalau malam hari agak berbau memang karena udaranya lembab. Kita masih terus pantau," tegasnya. Dia menambahkan selain masker kepada petugas juga sudah didistribusikan vitamin. Vitamin langsung dikoordinir oleh Puskesmas Kerambitan. "Vitamin diberikan kepada petugas yang memadamkan api," tandas Sri Nadha. 7 nvi, des
Kepala Satpol PP Kabupaten Gianyar, I Made Watha yang membidangi Damkar saat dikonfirmasi membenarkan kejadian kebakaran TPA Temesi pada, Senin (16/10) dinihari. "Sekitar pukul 02.43 Wita," jelasnya. Tumpukan sampah yang terbakar diperkirakan seluas 3 are. Beruntung personel Damkar Gianyar bergerak cepat sehingga kobaran api tidak meluas.
Untuk menangani kebakaran ini Damkar Gianyar mengerahkan 2 armada. "Lama memadamkan 2 jam 30 menit," terangnya. Setelah dilakukan upaya, api dipastikan sudah padam. Namun sebagai antisipasi kebakaran susulan, 1 unit armada disiagakan di lokasi. "Sementara kita masih bisa tangani, karena tadi dini hari sudah clear. Pengerahan 2 unit armada dengan 12 personel damkar. Luas yang terbakar sekitar 3 are. Untuk antisipasi, kami standby-kan 1 unit armada dan personel mulai pagi ini," jelas Watha.
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Gianyar, Ni Made Mirnawati mengatakan api sudah berhasil dipadamkan. "Ada warga Desa Lebih yang baru berangkat ke Pasar, begitu lihat ada asap langsung lapor, Camat juga atensi, Damkar sigap ke lokasi. Kita dibantu juga oleh kelompok pemulung, mereka bantu angkat selang dari sumber air," jelasnya.
Belum diketahui pasti penyebab kebakaran. Seperti halnya kebanyakan peristiwa kebakaran TPA, suhu panas dampak El Nino diprediksi menjadi pemicu. Sebagai antisipasi, DLH melakukan upaya penyemprotan air secara berkala kemudian membolak balikkan sampah agar potensi kebakaran bisa diminimalisir. "Astungkara kebakaran tidak sampai meluas. Setelah 2 jam, api bisa dipadamkan," terang Mirna.
Kaitan sampah kiriman Denpasar, Mirnawati tidak bisa menolak karena sifatnya darurat. "Sesuai petunjuk pimpinan, kita diminta untuk membantu Kota Denpasar sampai batas waktu yang tidak ditentukan," ungkapnya. Meskipun diakui, kapasitas TPA Temesi sudah termasuk overload juga, namun DLH Gianyar tetap menerima sampah kiriman. "Beban pastilah, tapi kita tidak bisa menolak. Kita upayakan mengatur. Apalagi di musim kemarau, kita biasa kerja ekstra," ujarnya.
Selain penyemprotan secara reguler, dilakukan pula inspeksi di malam hari hingga pukul 23.00 Wita.
"Semua personel nggak bisa tidur. Tim Damkar yang sudah sigap, tingkatkan kewaspadaan. Ada 30 personel di TPA, bagi 2 shift," tambahnya. Dia juga mengungkap bahwa di TPA Temesi selama ini juga tak ada pemilahan sampah secara khusus. Keberadaan pemulung juga cukup membantu karena secara tak langsung melakukan pemilahan karena memulung barang-barang bekas yang mereka butuhkan untuk dijual.
Ditaksir ada 13 ton sampah plastik yang diangkut oleh sebanyak 100 orang pemulung dari TPA setiap harinya. Satu orang pemulung bahkan bisa mengumpulkan sebanyak 250 kilogram. Selain itu peran TPS3R dan bank sampah juga sangat membantu dalam proses pemilahan sampah. Bahkan bank sampah yang ada di beberapa titik di Gianyar juga bisa mengurangi 1 ton sampah plastik ke TPA.
Sementara pasca kebakaran yang melanda TPA Mandung di Tabanan, Pemkab Tabanan menetapkan status darurat bencana. Status ini sudah ditetapkan sejak 14 Oktober 2023 sampai 14 hari ke depan. Sejalan dengan penetapan status sejumlah upaya penanganan sudah dilakukan, mulai dari menyebarkan masker kepada warga, membagikan vitamin kepada petugas. Kemudian mendirikan Posko Bencana di Wantilan Subak Mumbu Desa Kukuh dan Posko Pengungsian di Wantilan SMAN 1 Kerambitan.
Sekda Kabupaten Tabanan, Gede Susila mengatakan penetapan status darurat bencana ditetapkan sejak 14 Oktober lalu setelah dilakukan rapat bersama dipimpin Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya di TPA Mandung. "Dengan ditetapkan status ini artinya ada kebencanaan yang harus dilakukan antisipasi cepat," ujarnya, Senin kemarin.
Disebutkan sejumlah upaya sudah dilakukan dalam penanganan TPA Mandung yang terbakar. Mulai dari membentuk Posko Bencana, serta sudah mengantisipasi Posko Pengungsian bila ada warga yang mengungsi. "Sejauh ini masih aman, belum ada yang mengungsi. Karena api di TPA Mandung sudah berhasil dipadamkan. Tinggal memadamkan asap saja," jelasnya. Disebutkan dalam penanganan TPA Mandung, Pemkab Tabanan bersinergi dengan TNI/Polri. Apalagi Danrem 163 Wira Satya, Minggu (15/10) telah mengunjungi TPA Mandung. "Termasuk Pak Kapolres Tabanan, Pak Dandim Tabanan sudah bantu mem-back up menawarkan bantuan pasca ditetapkan Tabanan menjadi starus darurat bencana," katanya.
Susila menambahkan secara umum penanganan kebakaran di TPA Mandung 75 persennya api sudah bisa dipadamkan. Tinggal memadamkan asapnya saja dengan skema 3 jam sekali dilakukan penyemprotan dengan 3 armada Pemadam Kebakaran yang disiagakan di lokasi. "Titik api sudah tidak ada muncul kita tinggal memadamkan asap saja. Termasuk juga sampah-sampah baru itu sudah habis terbakar. Hanya sampah yang sudah lama itu masih menimbulkan asap. Jadi kita sekarang masih stand by penanganan," katanya.
Sementara itu Kepala BPBD Tabanan, I Nyoman Sri Nadha Giri mengatakan terkait status darurat bencana telah disebar ribuan masker kepada masyarakat terutama yang ada di sekitaran TPA Mandung. Seperti masyarakat Desa Sembung Gede hingga Desa Kukuh, Kecamatan Kerambitan. "Kita sebar masker dalam tiga tahap, tahap pertama 1.000, kemudian tahap kedua 2.000 dan tahap ketiga 1.500 masker," jelasnya.
Hanya saja sampai sekarang pihaknya masih mendata secara detail desa-desa yang terdampak terutama paparan dari asap kebakaran TPA terutama ketika malam hari. "Kalau malam hari agak berbau memang karena udaranya lembab. Kita masih terus pantau," tegasnya. Dia menambahkan selain masker kepada petugas juga sudah didistribusikan vitamin. Vitamin langsung dikoordinir oleh Puskesmas Kerambitan. "Vitamin diberikan kepada petugas yang memadamkan api," tandas Sri Nadha. 7 nvi, des
Komentar