Kobaran Api Banyupoh Sulit Dijinakkan
SINGARAJA, NusaBali - Kebakaran hutan dan lahan yang melanda Bukit Melanting di wilayah Banjar Dinas Kawat, Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, sulit dijinakkan.
Kobaran api tersebut masih menyala hingga Senin (16/10) siang. Karena lokasi kebakaran yang terjal, petugas hanya bisa memantau titik api dari kejauhan.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan hingga Senin kemarin titik api masih terlihat di atas bukit. "Hingga hari ketiga masih terpantau ada titik api. Untuk penyebab masih belum diketahui," ujar Ariadi.
Ia mengungkapkan, lahan yang terbakar mencapai sekitar 6 hektare dengan lokasi yang berbeda-beda. Pihaknya memastikan tidak ada kerugian materiil dalam peristiwa ini. Sebab api membakar lahan kosong dan tidak ada lahan produktif warga yang terkena. "Serta tidak ada korban jiwa dan lokasi titik api sudah jauh dari areal rumah penduduk dan lingkungan," kata dia.
Saat ini petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng bersama petugas kesatuan pengelola hutan (KPH), serta aparat desa setempat masih melakukan pemantauan titik api dari bawah bukit. Hasil pemantauan kepulan asap tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar di bawahnya. Pihaknya berharap api dapat padam dengan sendirinya melalui proses alami.
"Kami tidak dapat memadamkan api secara langsung karena jaraknya jauh dan akses menuju lokasi titik api yang sulit. Mobil pemadam tidak bisa ke sana. Selain itu, lokasi tersebut juga tidak berpenghuni. Sementara ini kami hanya lakukan penyekatan agar api tak merembet ke pemukiman terdekat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, lahan kering di perbukitan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, terbakar. Kebakaran itu diketahui terjadi sejak Sabtu (14/10) siang dan masih belum padam. Lokasi kebakaran yang berada di medan terjal membuat petugas kesulitan menjangkau titik api.
Perbekel Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana menyebutkan, kebakaran tersebut sebenarnya sudah terlihat sejak Sabtu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Namun karena cuaca cerah, api tak terlihat dan yang tampak hanya kepulan asap. Adapun lahan di wilayah tersebut kering sehingga percikan api dengan cepat merambat.
Bijaksana menyebut, lokasi kebakaran merupakan wilayah hutan. Pada saat musim kemarau hutan tersebut menjadi kering dan tandus. "Lahan kering saja yang terbakar. Tidak ada lahan produktif milik warga. Musim panas ini, tidak pernah hujan kering semua di atas," ucapnya. 7mzk
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Putu Ariadi Pribadi mengatakan hingga Senin kemarin titik api masih terlihat di atas bukit. "Hingga hari ketiga masih terpantau ada titik api. Untuk penyebab masih belum diketahui," ujar Ariadi.
Ia mengungkapkan, lahan yang terbakar mencapai sekitar 6 hektare dengan lokasi yang berbeda-beda. Pihaknya memastikan tidak ada kerugian materiil dalam peristiwa ini. Sebab api membakar lahan kosong dan tidak ada lahan produktif warga yang terkena. "Serta tidak ada korban jiwa dan lokasi titik api sudah jauh dari areal rumah penduduk dan lingkungan," kata dia.
Saat ini petugas Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Buleleng bersama petugas kesatuan pengelola hutan (KPH), serta aparat desa setempat masih melakukan pemantauan titik api dari bawah bukit. Hasil pemantauan kepulan asap tidak sampai mengganggu masyarakat sekitar di bawahnya. Pihaknya berharap api dapat padam dengan sendirinya melalui proses alami.
"Kami tidak dapat memadamkan api secara langsung karena jaraknya jauh dan akses menuju lokasi titik api yang sulit. Mobil pemadam tidak bisa ke sana. Selain itu, lokasi tersebut juga tidak berpenghuni. Sementara ini kami hanya lakukan penyekatan agar api tak merembet ke pemukiman terdekat," katanya.
Diberitakan sebelumnya, lahan kering di perbukitan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, terbakar. Kebakaran itu diketahui terjadi sejak Sabtu (14/10) siang dan masih belum padam. Lokasi kebakaran yang berada di medan terjal membuat petugas kesulitan menjangkau titik api.
Perbekel Desa Banyupoh, Ketut Bijaksana menyebutkan, kebakaran tersebut sebenarnya sudah terlihat sejak Sabtu siang sekitar pukul 13.00 Wita. Namun karena cuaca cerah, api tak terlihat dan yang tampak hanya kepulan asap. Adapun lahan di wilayah tersebut kering sehingga percikan api dengan cepat merambat.
Bijaksana menyebut, lokasi kebakaran merupakan wilayah hutan. Pada saat musim kemarau hutan tersebut menjadi kering dan tandus. "Lahan kering saja yang terbakar. Tidak ada lahan produktif milik warga. Musim panas ini, tidak pernah hujan kering semua di atas," ucapnya. 7mzk
1
Komentar