Korban Tenggelam Ditemukan Tewas Mengambang
Jenazah Putu Agus Sinta Wirama, 18, yang tenggelam saat mandi di Pantai Tuwed ditemukan mengambang di Pantai Pebuahan, Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Selasa (11/7).
NEGARA, NusaBali
Korban ditemukan sekitar 1 mil di sebelah timur TKP. Informasinya, jenazah korban ditemukan sekitar pukul 06.50 Wita oleh sejumlah warga setempat. Saat itu pula, 4 petugas Pos SAR Jembrana melintas menggunakan rubber boat di pantai Pebuahan. Sehingga korban yang dalam posisi telungkup sekitar 50 meter dari bibir pantai langsung dievakuasi petugas Pos SAR Jembrana. “Kami mulai melakukan pencarian sekitar pukul 06.15 Wita dengan jalur ke timur. Tadi anggota kebetulan melintas dan mayat korban ditemukan mengambang,” terang Kepala Pos SAR Jembrana, Ida Bagus Surya Wirawan.
Jenazah korban yang dievakuasi dibawa kembali ke pangkalan tim penyelamat gabungan di Pantai Tuwed, Kecamatan Melaya. Setelah dipastikan jenazah itu adalah Putu Agus Sinta Wirama, tim gabungan menyerahkannya kepada pihak keluarga. Selanjutnya pihak keluarga bawa korban ke rumah duka di Banjar Puseh, Desa Tuwed. “Kami langsung serahkan kepada keluarga,” ujar Surya Wirawan.
Tim Identifikasi Polres Jembrana juga turun mengecek kondisi jenazah korban. Berdasar hasil pemeriksaan bersama petugas medis dari Puskesmas Melaya, ditemukan sejumlah luka lecet pada bagian kelopak mata, bahu, dan mulut. Orangtua korban, I Putu Pastika, 45, dengan Made Ayu Ardiani, 38, meski berduka namun mengaku mengikhlaskan kepergian anak tunggalnya. “Intinya keluarga sudah mengikhlaskan,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yusak Agustinus Sooai.
Sebelumnya, ayah korban, Putu Pastika, 45, setia menunggu di tepi pantai hingga membangun tenda. Buruh serabutan ini menyakini anak semata wayangnya itu sudah meninggal. “Kemungkinan selamat sudah tidak ada. Karena dari saya kecil, sudah lebih dari 10 kejadian orang tenggelam di sini, dan semua tidak ada selamat,” katanya, Senin (10/7). Di tenda sederhana menggunakan terpal ditopang kayu seadanya itu, Pastika didampingi istri, Made Ayu Ardiani, 38, yang tampak terbaring karena mengalami jantung bocor. Sejumlah sanak keluarga menemani. Menurut Pastika, ia bersama keluarga sampai tidak tidur menunggu di tepi pantai. Ia berencana tetap bertahan menunggu sampai anaknya ditemukan. *ode
Korban ditemukan sekitar 1 mil di sebelah timur TKP. Informasinya, jenazah korban ditemukan sekitar pukul 06.50 Wita oleh sejumlah warga setempat. Saat itu pula, 4 petugas Pos SAR Jembrana melintas menggunakan rubber boat di pantai Pebuahan. Sehingga korban yang dalam posisi telungkup sekitar 50 meter dari bibir pantai langsung dievakuasi petugas Pos SAR Jembrana. “Kami mulai melakukan pencarian sekitar pukul 06.15 Wita dengan jalur ke timur. Tadi anggota kebetulan melintas dan mayat korban ditemukan mengambang,” terang Kepala Pos SAR Jembrana, Ida Bagus Surya Wirawan.
Jenazah korban yang dievakuasi dibawa kembali ke pangkalan tim penyelamat gabungan di Pantai Tuwed, Kecamatan Melaya. Setelah dipastikan jenazah itu adalah Putu Agus Sinta Wirama, tim gabungan menyerahkannya kepada pihak keluarga. Selanjutnya pihak keluarga bawa korban ke rumah duka di Banjar Puseh, Desa Tuwed. “Kami langsung serahkan kepada keluarga,” ujar Surya Wirawan.
Tim Identifikasi Polres Jembrana juga turun mengecek kondisi jenazah korban. Berdasar hasil pemeriksaan bersama petugas medis dari Puskesmas Melaya, ditemukan sejumlah luka lecet pada bagian kelopak mata, bahu, dan mulut. Orangtua korban, I Putu Pastika, 45, dengan Made Ayu Ardiani, 38, meski berduka namun mengaku mengikhlaskan kepergian anak tunggalnya. “Intinya keluarga sudah mengikhlaskan,” ujar Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Yusak Agustinus Sooai.
Sebelumnya, ayah korban, Putu Pastika, 45, setia menunggu di tepi pantai hingga membangun tenda. Buruh serabutan ini menyakini anak semata wayangnya itu sudah meninggal. “Kemungkinan selamat sudah tidak ada. Karena dari saya kecil, sudah lebih dari 10 kejadian orang tenggelam di sini, dan semua tidak ada selamat,” katanya, Senin (10/7). Di tenda sederhana menggunakan terpal ditopang kayu seadanya itu, Pastika didampingi istri, Made Ayu Ardiani, 38, yang tampak terbaring karena mengalami jantung bocor. Sejumlah sanak keluarga menemani. Menurut Pastika, ia bersama keluarga sampai tidak tidur menunggu di tepi pantai. Ia berencana tetap bertahan menunggu sampai anaknya ditemukan. *ode
Komentar