SMPN 2 Satap Nusa Penida Krisis Guru
Karena tidak ada toilet, ketika guru dan siswa buang air kecil, terpaksa ke semak-semak atau got.
SEMARAPURA, NusaBali
Kondisi pendidikan di Kecamatan Nusa Penida, Klungkung, belum sama dengan di Klungkung daratan. Salah satunya disebabkan, minimnya guru PNS sehingga harus dikover oleh guru abdi maupun kontrak.
Hal ini disampaikan I Nengah Merta Gunada, seorang pegawai TU di SMPN 2 Satu Atap (Satap) di Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida. Dalam acara temu wirasa dengan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Balai Desa Batukandik, belum lama ini. “Saat ini jumlah guru PNS di SMPN 2 Satap hanya lima orang, itupun semua dari luar Kecamatan Nusa Penida,” keluh Gunada kepada Bupati Suwirta.
Sisanya merupakan guru pengabdi yang diperbantukan di sekolah. Dengan kondisi tersebut tentu sulit meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari segi pendidikan, seperti halnya di Klungkung daratan. “Kami berharap pemerintah bisa menambah tenaga guru, atau setidaknya guru pengabdi itu bisa diangkat menjadi guru kontrak,” harapnya.
Gunada menjelaskan, sekolah tersebut mulanya berdiri tahun 2002, bernama Sekolah Terbuka. Kemudian tahun 2008 statusnya berubah menjadi SMPN 2 Satap. Saat itu jumlah guru yang diterima mencapai 15 orang, sebagian besar dari luar Kecamatan Nusa Penida. Hanya saja beberapa tahun kemudian guru tersebut ditarik ke tempat lain. Lima guru yang masih bertahan sampai saat ini.
Selain kekurangan guru, SMPN 2 Satap juga tidak memiliki ruangan guru. Mereka terpaksa menggunakan ruang Perpustakaan. Sekolah ini juga tidak memiliki toilet. Gunada mengaku kalau dilihat dari luar, bangunan sekolah sudah bagus karena baru mendapat bantuan tembok panyengker. Tapi kalau masuk ke dalamnya banyak kekurangan. “Kami sudah mengajukan proposal untuk membangun toilet ke Dinas Pendidikan tahun lalu, tapi belum terealisasi,” imbuhnya.
Bupati Suwirta mengatakan untuk masalah pendidikan di Nusa Penida, termasuk di SMPN 2 Satap, pihaknya memerintahkan Dinas Pendidikan untuk mengkaji serta menginventarisir jumlah tenaga pengajar yang dibutuhkan. “Saya tidak mau kebutuhan tenaga yang direkrut nanti tidak sesuai dengan peruntukannya,” katanya.
Pada tahun ini Pemkab langsung merekrut 243 guru pengabdi di atas 5 tahun menjadi guru kontrak. Sisanya akan direkrut pada 2018. Hal ini sudah dikoordinasiksan dengan Sekda Klungkung Gede Putu Winastra dan Disdik. “Nanti akan ada pengangkatan tenaga kontrak lagi,” katanya.
Bupati Suwirta menegaskan kepada pihak sekolah kalau ada guru PNS yang mau pindah untuk segera melapor. Jika memang masih dibutuhkan oleh pihak sekolah, maka permohonan pindah tidak akan diterima. Kecuali memang dari pihak sekolah mengizinkannya. “Kalau pihak sekolah keberatan, sampai jungkir balik pun tidak saya kasi guru yang bersangkutan pindah,” tegasnya.
Untuk melihat kondisi langsung di lapangan, Bupati Suwirta akan turun dalam program Bedah Desa. Karena masih ada sejumlah desa yang belum disambangi. Program ini untuk mengetahui secara pasti kondisi nyata di lapangan.
Dikonfirmasi terpisah, Selasa (11/2), Kepala Kepala SMPN 2 Satap Batukandik Made Tantra tidak menampik kondisi tersebut. Kata dia, sebelum 2013 pihaknya memiliki 9 guru PNS yang notabene dari luar daerah, baik di Klungkung, Denpasar, Negara dan Karangasem. Namun begitu ada kesempatan atau masa transisi dari bupati sebelumnya tahun 2014, mereka mengajukan pindah ke daerah lain. Karena memperhitungan jarak yang jauh sehingga mereka tidak betah. Karena tidak ada toilet, ketika guru dan siswa buang air kecil, terpaksa ke semak-semak atau got.
Kepala UPT Disdikpora Nusa Penida I Komang Sumendra menjelaskan, untuk saat ini di tingkat SMP di Kecamatan Nusa Penida memang masih kekurangan guru. Karena guru di tingkat SMP merupakan guru yang menjurus ke bidang masing-masing. Alternatifnya tentu ada pengangkatan baik guru PNS maupun kontrak. “Kalau di SD sudah tercover saat pengangkatan guru kontrak tahun ini,” katanya. Kata dia, pembangunan toilet belum terwujud karena sudah diberikan bantuan tembok panyengker. *wa
Hal ini disampaikan I Nengah Merta Gunada, seorang pegawai TU di SMPN 2 Satu Atap (Satap) di Desa Batukandik, Kecamatan Nusa Penida. Dalam acara temu wirasa dengan Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta di Balai Desa Batukandik, belum lama ini. “Saat ini jumlah guru PNS di SMPN 2 Satap hanya lima orang, itupun semua dari luar Kecamatan Nusa Penida,” keluh Gunada kepada Bupati Suwirta.
Sisanya merupakan guru pengabdi yang diperbantukan di sekolah. Dengan kondisi tersebut tentu sulit meningkatkan sumber daya manusia (SDM) dari segi pendidikan, seperti halnya di Klungkung daratan. “Kami berharap pemerintah bisa menambah tenaga guru, atau setidaknya guru pengabdi itu bisa diangkat menjadi guru kontrak,” harapnya.
Gunada menjelaskan, sekolah tersebut mulanya berdiri tahun 2002, bernama Sekolah Terbuka. Kemudian tahun 2008 statusnya berubah menjadi SMPN 2 Satap. Saat itu jumlah guru yang diterima mencapai 15 orang, sebagian besar dari luar Kecamatan Nusa Penida. Hanya saja beberapa tahun kemudian guru tersebut ditarik ke tempat lain. Lima guru yang masih bertahan sampai saat ini.
Selain kekurangan guru, SMPN 2 Satap juga tidak memiliki ruangan guru. Mereka terpaksa menggunakan ruang Perpustakaan. Sekolah ini juga tidak memiliki toilet. Gunada mengaku kalau dilihat dari luar, bangunan sekolah sudah bagus karena baru mendapat bantuan tembok panyengker. Tapi kalau masuk ke dalamnya banyak kekurangan. “Kami sudah mengajukan proposal untuk membangun toilet ke Dinas Pendidikan tahun lalu, tapi belum terealisasi,” imbuhnya.
Bupati Suwirta mengatakan untuk masalah pendidikan di Nusa Penida, termasuk di SMPN 2 Satap, pihaknya memerintahkan Dinas Pendidikan untuk mengkaji serta menginventarisir jumlah tenaga pengajar yang dibutuhkan. “Saya tidak mau kebutuhan tenaga yang direkrut nanti tidak sesuai dengan peruntukannya,” katanya.
Pada tahun ini Pemkab langsung merekrut 243 guru pengabdi di atas 5 tahun menjadi guru kontrak. Sisanya akan direkrut pada 2018. Hal ini sudah dikoordinasiksan dengan Sekda Klungkung Gede Putu Winastra dan Disdik. “Nanti akan ada pengangkatan tenaga kontrak lagi,” katanya.
Bupati Suwirta menegaskan kepada pihak sekolah kalau ada guru PNS yang mau pindah untuk segera melapor. Jika memang masih dibutuhkan oleh pihak sekolah, maka permohonan pindah tidak akan diterima. Kecuali memang dari pihak sekolah mengizinkannya. “Kalau pihak sekolah keberatan, sampai jungkir balik pun tidak saya kasi guru yang bersangkutan pindah,” tegasnya.
Untuk melihat kondisi langsung di lapangan, Bupati Suwirta akan turun dalam program Bedah Desa. Karena masih ada sejumlah desa yang belum disambangi. Program ini untuk mengetahui secara pasti kondisi nyata di lapangan.
Dikonfirmasi terpisah, Selasa (11/2), Kepala Kepala SMPN 2 Satap Batukandik Made Tantra tidak menampik kondisi tersebut. Kata dia, sebelum 2013 pihaknya memiliki 9 guru PNS yang notabene dari luar daerah, baik di Klungkung, Denpasar, Negara dan Karangasem. Namun begitu ada kesempatan atau masa transisi dari bupati sebelumnya tahun 2014, mereka mengajukan pindah ke daerah lain. Karena memperhitungan jarak yang jauh sehingga mereka tidak betah. Karena tidak ada toilet, ketika guru dan siswa buang air kecil, terpaksa ke semak-semak atau got.
Kepala UPT Disdikpora Nusa Penida I Komang Sumendra menjelaskan, untuk saat ini di tingkat SMP di Kecamatan Nusa Penida memang masih kekurangan guru. Karena guru di tingkat SMP merupakan guru yang menjurus ke bidang masing-masing. Alternatifnya tentu ada pengangkatan baik guru PNS maupun kontrak. “Kalau di SD sudah tercover saat pengangkatan guru kontrak tahun ini,” katanya. Kata dia, pembangunan toilet belum terwujud karena sudah diberikan bantuan tembok panyengker. *wa
1
Komentar