Meninggal dalam Perjalanan ke RS Setelah Main Tenis Meja
Mengenang Maestro Karawitan Bali I Made Subandi, Seniman Multitalenta dari Gumi Seni Gianyar
Seniman Made Subandi dikenal suka berinovasi menciptakan tabuh-tabuh baru dan tidak hanya itu juga sering membagikan ilmu kepada seniman-seniman muda karawitan
GIANYAR, NusaBali
Kabar duka menyelimuti insan seni di Gianyar, menyusul meninggalnya maestro karawitan Bali I Made Subandi,57. Seniman asal Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini meninggal mendadak setelah main tenis meja, Senin (16/10) pukul 19.00 Wita.
Banyak kalangan terkejut atas berita duka ini lantaran sebelum meninggal, Made Subandi selalu ceria dan beraktivitas biasa. Bahkan sebulan lalu, pencipta garapan Tabuh Sardula ini sempat bertandang ke Belanda dan beberapa tempat di Jawa. Hanya saja sepengetahuan keluarga, Subandi punya riwayat hipertensi yang mengharuskan dirinya setiap hari rutin minum obat.
Kabar duka menyelimuti insan seni di Gianyar, menyusul meninggalnya maestro karawitan Bali I Made Subandi,57. Seniman asal Banjar Buda Ireng, Desa Batubulan Kangin, Kecamatan Sukawati, Gianyar ini meninggal mendadak setelah main tenis meja, Senin (16/10) pukul 19.00 Wita.
Banyak kalangan terkejut atas berita duka ini lantaran sebelum meninggal, Made Subandi selalu ceria dan beraktivitas biasa. Bahkan sebulan lalu, pencipta garapan Tabuh Sardula ini sempat bertandang ke Belanda dan beberapa tempat di Jawa. Hanya saja sepengetahuan keluarga, Subandi punya riwayat hipertensi yang mengharuskan dirinya setiap hari rutin minum obat.
I Wayan Matra, kakak almarhum saat ditemui di rumah duka, Selasa (17/10) mengatakan adiknya tersebut meninggal dalam perjalanan menuju RS Premagana. Dikatakan bahwa sebelum tumbang, maestro karawitan ini terlihat biasa saja bermain tenis meja bersama teman-temannya. Saat bermain, tidak ada hal aneh dari mendiang. Mendiang katanya bermain seperti biasa. Bahkan sampai tertawa terbahak-bahak karena menang 3 set pertandingan," ujarnya.
Foto: I Made Subandi,57, semasa hidupnya. -NOVI ANTARI
Namun setelah memenangkan pertandingan, Made Subandi tiba-tiba roboh. “Tiba-tiba adik saya roboh ke lantai kemudian dilarikan ke RS Premagana,” ujarnya. Mendengar hal tersebut pihak keluarga sangat terpukul atas kepergian Made Subandi. Terlihat pada Selasa (17/10) sang istri masih menangis tak kuasa melepas kepergian suaminya tersebut. Almarhum meninggalkan tiga anak, yaitu anak pertama sudah bekerja menjadi guru honorer di SMK N 3 Sukawati, dua anak yang masih bersekolah.
Selain itu kepergian dirinya sangat membekas di kalangan seni karawitan seluruh Bali, khususnya di Gianyar. Pasalnya Subandi suka berinovasi menciptakan tabuh baru dan tidak hanya itu dirinya sering membagikan ilmu kepada anak muda karawitan. “Bahkan ciptaan tabuhnya tersebut digunakan untuk lomba dan sering mendapatkan juara 1,” ungkap Matra. Dia mengatakan jenazah almarhum masih dititipkan di RSUD Sanjiwani Gianyar. Rencananya Jenazah akan dipulangkan hari, Sabtu (21/10). Prosesi Pengabenan direncanakan pada, Senin (23/10). "Jenazah masih dititipkan di RSUD Sanjiwani Gianyar. Rencananya Jenazah akan dipulangkan hari Sabtu (21/10) dan akan diaben pada Soma Paing Menail, Senin (23/10) nanti,” jelasnya.
Salah satu teman karib almarhum, musisi Wayan Balawan dalam postingan di media sosial mengaku sangat kehilangan sosok seniman musik yang multitalenta ini. "Sudah kenal lama sekali tapi mulai serius berkolaborasi tahun 2011 dengan project Balawan and Gamelan Maestro di Gedung Kesenian Jakarta, semenjak itu beliau bergabung dengan Batuan Ethnic Fusion dan Bumi Gamelan Orchestra, Beliau adalah musisi terlengkap yang saya kenal, jenius, lucu, tengal, sederhana dan membumi, semuanya lengkap dan yang terpenting beliau adalah seniman sejati yang dicintai banyak orang. Entah berapa ratus panggung yang sudah kami jalani , Semuanya akan menjadi kenangan indah dan sejarah perjalanan musical saya dan teman teman, Alon Alon Memargi Bli Made Subandi We gonna Miss you forever," tulis Balawan. 7 nvi
Komentar