Pedagang Khawatirkan Tempat Baru
Konsultasi Publik Revitalisasi Pasar Tabanan
Pemindahan lokasi berjualan, luasan, hingga posisi tempat berjualan menjadi kegelisahan para pedagang terhadap revitalisasi Pasar Tabanan.
TABANAN, NusaBali
Pembangunan besar-besaran Pasar Tabanan atau yang disebut Pasar Gadarata (Gabungan Dagang Rakyat Tabanan) terus dimatangkan. Saat ini telah memasuki konsultasi publik tahap dua yang dilaksanakan di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Rabu (18/10).
Konsultasi publik yang langsung dilakukan Bappenas melibatkan puluhan pedagang, masyarakat hingga perangkat daerah di Tabanan. Terungkap dari konsultasi publik sejumlah pedagang masih resah akan tempat baru. Yang paling resah adalah pedagang obat hingga pedagang handphone.
Sebab nantinya pembangunan Pasar Gadarata dengan konsep KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) ini bakal dibuat beragam artinya nanti dipadukan juga dengan pasar modern, otomatis penempatan pedagang bakal dipindah. Sementara jika dipindah ke dalam ditakutkan tidak ada pembeli.
Selain resah dengan tempat baru, para pedagang juga mempertanyakan tempat jualan yang baru nanti. Apakah nanti akan mendapatkan tempat dan luasan sama dengan yang lama. Pada intinya pedagang tidak ingin ada yang dikorbankan.
Seperti yang diungkapkan Sagung Ratna pedagang obat. Dia sangat mendukung dengan revitalisasi Pasar Tabanan. Hanya saja dia berharap tokonya yang kini berada di Jalan Gajah Mada tetap menghadap posisi jalan. "Terus terang saja, saya ini pedagang obat, jika nanti ikut masuk ke dalam mal otomatis susah diakses oleh pembeli. Sementara ini obat adalah kebutuhan urgen," jelasnya.
Tak hanya itu dia pun mempertanyakan dengan luasan toko yang dimiliki sekarang jika ikut masuk ke dalam areal pasar tradisional, apakah sama nanti mendapat luasan yang sama. Harapnya nanti tidak ada yang dirugikan seperti yang disampaikan oleh pihak pemerintah dalam pemaparan revitalisasi," tegas Sagung Ratna.
Hal senada disampaikan oleh Yudi pedagang handphone di sekitaran Pasar Tabanan. Saat ini dia memiliki toko dengan luasan 5 x 8 berlantai tiga. Sedangkan dari wacana pemerintah saat revitalisasi dia bakal masuk di areal pasar tradisional dengan bagian satu kios seluas 12 meter persegi. "Dari apa yang disampaikan bapak-bapak tadi agar tidak ada korban yang dirugikan, nah justru saya sebaliknya," aku Yudi.
Sementara ditambahkan oleh Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Bali I Made Putrayadi mengatakan secara umum pedagang Pasar Tabanan tidak menolak dilakukan revitalisasi. Hanya saja yang menjadi permasalahan ada pengalokasian khusus seperti pedagang lapak dan lainnya menjadi satu.
"Nah seperti apotek ini, bisa tidak nantinya gabung dengan para pedagang tradisional? Kalau perbankan kan bisa masuk. Selain itu para pedagang juga mempertanyakan antara lapak yang baru dengan lapak yang lama apa sama nanti didapatkan atau justru menyusut," tanyanya.
Dengan kondisi ini pun diakui sebagian pedagang menjadi resah karena dijadikan satu dengan pedagang tradisional. Meskipun kondisi pasar terbuka. "Kalau masyarakat dibawah kan bisa langsung membeli obat, kalau market di dalam pasar kan orang yang ada di dalam saja beli obat. Dan itu salah satunya termasuk juga dealer. Jadi ini yang harus ada kajian lagi," saran Putrayadi.
Terkait hal tersebut Kepala Bapelitbang Tabanan I Gede Urip Gunawan mengatakan terhadap 862 pedagang pasar Tabanan ketika pasar telah direvitalisasi dan menempatkan kios baru mereka tidak akan bayar lagi. "Luasan tempat juga diusahakan sama, kalaupun selisih itu pun tidak banyak," tegasnya.
Menurutnya sesuai dengan pemaparan tahun 2024 akan dilakukan lelang badan usaha untuk revitalisasi Pasar Induk Gadarata Lalu tahun 2025 semester 1 pemenuhan pembiayaan bagi badan usaha pelaksana (BUP) pasar. "Mulainya pelaksanaan konstruksi itu di tahun 2025 semester II, dan jika tidak ada halangan maka di tahun 2027 semester I, Pasar Gadarata Singasana yang baru sudah bisa beroperasional," terangnya.
Ditambahkan Direktur Pengembangan Pendanaan Pembangunan Pada Deputi Bidang Pendanaan apembangunan Kementerian PPN/Bapenas Drs. Sri Bagus Guritno mengatakan, keluhan pedagang akan dicatat dan nantinya disampaikan ke Bupati Tabanan untuk penyempurnaan konsep agar proyek pembangunan ini tujuannya sebagai dorongan bagi ekonomi daerah.
"Sejatinya revitalisasi pasar ini untuk menarik kembali tingkat kunjungan masyarakat ke pasar, karena tak dipungkiri sistem penjualan online membuat pasar meredup. Jika sudah ditata, ditambah lagi dengan membangun bioskop, rooftop dan menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern, masyarakat akan tertarik untuk datang ke pasar, ekonomi bangkit, pedagang untung dan pemerintah daerah dapat meningkatkan PAD,"jelasnya. 7des
Pembangunan besar-besaran Pasar Tabanan atau yang disebut Pasar Gadarata (Gabungan Dagang Rakyat Tabanan) terus dimatangkan. Saat ini telah memasuki konsultasi publik tahap dua yang dilaksanakan di Gedung Kesenian I Ketut Maria, Rabu (18/10).
Konsultasi publik yang langsung dilakukan Bappenas melibatkan puluhan pedagang, masyarakat hingga perangkat daerah di Tabanan. Terungkap dari konsultasi publik sejumlah pedagang masih resah akan tempat baru. Yang paling resah adalah pedagang obat hingga pedagang handphone.
Sebab nantinya pembangunan Pasar Gadarata dengan konsep KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) ini bakal dibuat beragam artinya nanti dipadukan juga dengan pasar modern, otomatis penempatan pedagang bakal dipindah. Sementara jika dipindah ke dalam ditakutkan tidak ada pembeli.
Selain resah dengan tempat baru, para pedagang juga mempertanyakan tempat jualan yang baru nanti. Apakah nanti akan mendapatkan tempat dan luasan sama dengan yang lama. Pada intinya pedagang tidak ingin ada yang dikorbankan.
Seperti yang diungkapkan Sagung Ratna pedagang obat. Dia sangat mendukung dengan revitalisasi Pasar Tabanan. Hanya saja dia berharap tokonya yang kini berada di Jalan Gajah Mada tetap menghadap posisi jalan. "Terus terang saja, saya ini pedagang obat, jika nanti ikut masuk ke dalam mal otomatis susah diakses oleh pembeli. Sementara ini obat adalah kebutuhan urgen," jelasnya.
Tak hanya itu dia pun mempertanyakan dengan luasan toko yang dimiliki sekarang jika ikut masuk ke dalam areal pasar tradisional, apakah sama nanti mendapat luasan yang sama. Harapnya nanti tidak ada yang dirugikan seperti yang disampaikan oleh pihak pemerintah dalam pemaparan revitalisasi," tegas Sagung Ratna.
Hal senada disampaikan oleh Yudi pedagang handphone di sekitaran Pasar Tabanan. Saat ini dia memiliki toko dengan luasan 5 x 8 berlantai tiga. Sedangkan dari wacana pemerintah saat revitalisasi dia bakal masuk di areal pasar tradisional dengan bagian satu kios seluas 12 meter persegi. "Dari apa yang disampaikan bapak-bapak tadi agar tidak ada korban yang dirugikan, nah justru saya sebaliknya," aku Yudi.
Sementara ditambahkan oleh Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Bali I Made Putrayadi mengatakan secara umum pedagang Pasar Tabanan tidak menolak dilakukan revitalisasi. Hanya saja yang menjadi permasalahan ada pengalokasian khusus seperti pedagang lapak dan lainnya menjadi satu.
"Nah seperti apotek ini, bisa tidak nantinya gabung dengan para pedagang tradisional? Kalau perbankan kan bisa masuk. Selain itu para pedagang juga mempertanyakan antara lapak yang baru dengan lapak yang lama apa sama nanti didapatkan atau justru menyusut," tanyanya.
Dengan kondisi ini pun diakui sebagian pedagang menjadi resah karena dijadikan satu dengan pedagang tradisional. Meskipun kondisi pasar terbuka. "Kalau masyarakat dibawah kan bisa langsung membeli obat, kalau market di dalam pasar kan orang yang ada di dalam saja beli obat. Dan itu salah satunya termasuk juga dealer. Jadi ini yang harus ada kajian lagi," saran Putrayadi.
Terkait hal tersebut Kepala Bapelitbang Tabanan I Gede Urip Gunawan mengatakan terhadap 862 pedagang pasar Tabanan ketika pasar telah direvitalisasi dan menempatkan kios baru mereka tidak akan bayar lagi. "Luasan tempat juga diusahakan sama, kalaupun selisih itu pun tidak banyak," tegasnya.
Menurutnya sesuai dengan pemaparan tahun 2024 akan dilakukan lelang badan usaha untuk revitalisasi Pasar Induk Gadarata Lalu tahun 2025 semester 1 pemenuhan pembiayaan bagi badan usaha pelaksana (BUP) pasar. "Mulainya pelaksanaan konstruksi itu di tahun 2025 semester II, dan jika tidak ada halangan maka di tahun 2027 semester I, Pasar Gadarata Singasana yang baru sudah bisa beroperasional," terangnya.
Ditambahkan Direktur Pengembangan Pendanaan Pembangunan Pada Deputi Bidang Pendanaan apembangunan Kementerian PPN/Bapenas Drs. Sri Bagus Guritno mengatakan, keluhan pedagang akan dicatat dan nantinya disampaikan ke Bupati Tabanan untuk penyempurnaan konsep agar proyek pembangunan ini tujuannya sebagai dorongan bagi ekonomi daerah.
"Sejatinya revitalisasi pasar ini untuk menarik kembali tingkat kunjungan masyarakat ke pasar, karena tak dipungkiri sistem penjualan online membuat pasar meredup. Jika sudah ditata, ditambah lagi dengan membangun bioskop, rooftop dan menggabungkan pasar tradisional dan pasar modern, masyarakat akan tertarik untuk datang ke pasar, ekonomi bangkit, pedagang untung dan pemerintah daerah dapat meningkatkan PAD,"jelasnya. 7des
Komentar