Stres Diusir Keluarga, Sudah Tiga Kali Coba Bunuh Diri
DENPASAR, NusaBali - Korban bunuh diri dari lantai tiga salah satu mes di Jalan Ahmad Yani Utara Nomor 213 Kelurahan Peguyangan Kecamatan Denpasar Utara, pada Kamis (19/10) sekitar pukul 01.00 Wita berinisial HN alias Hani, 23 dikabarkan sudah tiga kali coba bunuh diri. Korban mengambil jalan pintas mengakhiri hidupnya diduga karena stres diusir keluarganya di Bandung, Jawa Barat.
Merasa dibuang keluarga korban merantau ke Bali. Awal datang ke Bali beberapa tahun lalu, dia bekerja di salah satu cafe di Nusa Dua, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Selama bekerja di sana Hani tidak fokus dan cenderung seperti orang stres. Dia bakar dokumen identitas dirinya. Selain itu coba bunuh diri sebanyak tiga kali namun gagal.
"Saya dapat informasi dari tempat kerja lamanya di Nusa Dua, dia (Hani, red) sempat coba bunuh diri tiga kali. Saya tidak tanya dia coba bunuh diri dengan cara apa. Di tempat kerja lamanya dia diusir karena tingkahnya yang aneh itu. Selain coba bunuh diri dia juga bakar dokumen identitas dirinya," ungkap teman korban bernama Denis Bunjani, 23 ditemui di lokasi TKP korban bunuh diri di Jalan Ahmad Yani Utara, pada Jumat (20/10) siang.
Denis mengaku tidak mengenal Hani. Tiba-tiba Hani mendatanginya, pada Selasa (17/10). Korban mengetahui alamat itu dari mantan pacar Denis. Pada saat itu gerak-gerik gadis 23 tahun itu aneh dan seperti linglung. "Dia datang ke sini menumpang ojek online. Saya tidak tau apa sebenarnya maunya, dan saya pun heran kenapa dia bisa tau tempat tinggal saya," ungkap Denis.
Waktu itu, lanjut Denis, korban meminta tolong agar diizinkan tinggal sebentar di TKP. Kasihan melihat korban, Denis minta tolong kepada teman perempuan dies itu agar korban bisa istirahat di sana. Pada saat itu korban bercerita dia kabur ke Bali dari rumahnya di Bandung, karena merasa sudah tidak diterima oleh keluarganya dan tidak ada yang sayang lagi denganya.
Denis pun menanyakan mengapa korban malah mencari dirinya saat punya masalah seperti ini, padahal tidak ada hubungan dekat diantara keduanya. Korban menjawab kalau sudah tidak ada siapa-siapa lagi dan cuma Denis. Selanjutnya, Denis tawarkan untuk mengantar korban pulang, tapi korban tidak mau dan memilih pulang sendiri.
Keesokan harinya, Rabu (18/10) sekitar pukul 14.00 Wita Hani datang lagi. Pada saat itu Denis masuk kerja. Ternyata korban mondar-mandir di halaman mes tempat tinggal Denis. Melihat tingkah aneh itu dia diusir orang. Beberapa saat kemudian korban datang lagi dan minta numpang istirahat di sana.
"Teman saya mengijinkannya istirahat sementara disana. Entah pukul berapa korban keluar tanpa pamit. Saya pulang kerja pukul 00.00 Wita langsung tidur. Ternyata pukul 01.00 Wita dia datang lagi. Naik ke lantai tiga lalu lompat ke lantai dasar. Saya kaget mendengar ada benda jatuh dan keluar kamar. Saya lihat ke bawah ada sosok manusia di tanah," beber Denis.
Kejadian itu dilaporkan ke polisi. Pada saat itu kondisi korban sudah tak sadarkan diri. Selain itu pada dahinya mengalami luka berat. "Pada saat polisi datang saya juga tidak bisa menjelaskannya karena saya tidak tau latar belakang korban," pungkasnya.
Sementara pemilik mes mengaku bernama Suta mengungkapkan kejadian itu membuatnya kaget. Suta juga tidak mengenal korban. Setelah kejadian dia mencari informasi melalui penghuni mes bernama Denis yang menjadi salah satu saksi utama peristiwa itu. Keterangan saksi Denis bahwa dia tidak mengenal korban secara detail.
"Denis mengaku tidak mengenal korban secara detail. Denis mengenal korban dikenalin oleh pacarnya orang Bandung, Jawa Barat katanya. Tidak jelas juga alamat persisnya di Bandung. Jangankan di Bandung alamatnya di Bali saja tidak diketahuinya," ungkap Sutha.
Suta menduga korban berhasil masuk ke lokasi dengan cara panjat pagar tembok. Setelah berhasil masuk, korban menuju ke lantai tiga mes yang ditempati karyawan rumah makan itu lalu terjun ke tanah. Akibatnya korban menderita luka berat pada dahinya akibat benturan dengan tanah.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit mengatakan korban selama ini tidak memiliki tempat tinggal tetap (nomaden). Terakhir korban mau numpang di mes tempat korban untuk numpang. Entah mengapa korban lompat dari lantai tiga sampai ke tanah.
"Keterangan dari saksi di lokasi TKP sebelum korban bunuh diri sempat mengeluh ada masah keluarga di Bandung. Apa masalahnya tidak jelas juga. Pada saat itu korban datang minta tolong untuk inap di sana. Setelah itu pamit pergi ke Sanur. Ternyata malamnya balik lagi ke TKP dan terjadilah peristiwa itu," ungkap Iptu Carlos. 7 pol
"Saya dapat informasi dari tempat kerja lamanya di Nusa Dua, dia (Hani, red) sempat coba bunuh diri tiga kali. Saya tidak tanya dia coba bunuh diri dengan cara apa. Di tempat kerja lamanya dia diusir karena tingkahnya yang aneh itu. Selain coba bunuh diri dia juga bakar dokumen identitas dirinya," ungkap teman korban bernama Denis Bunjani, 23 ditemui di lokasi TKP korban bunuh diri di Jalan Ahmad Yani Utara, pada Jumat (20/10) siang.
Denis mengaku tidak mengenal Hani. Tiba-tiba Hani mendatanginya, pada Selasa (17/10). Korban mengetahui alamat itu dari mantan pacar Denis. Pada saat itu gerak-gerik gadis 23 tahun itu aneh dan seperti linglung. "Dia datang ke sini menumpang ojek online. Saya tidak tau apa sebenarnya maunya, dan saya pun heran kenapa dia bisa tau tempat tinggal saya," ungkap Denis.
Waktu itu, lanjut Denis, korban meminta tolong agar diizinkan tinggal sebentar di TKP. Kasihan melihat korban, Denis minta tolong kepada teman perempuan dies itu agar korban bisa istirahat di sana. Pada saat itu korban bercerita dia kabur ke Bali dari rumahnya di Bandung, karena merasa sudah tidak diterima oleh keluarganya dan tidak ada yang sayang lagi denganya.
Denis pun menanyakan mengapa korban malah mencari dirinya saat punya masalah seperti ini, padahal tidak ada hubungan dekat diantara keduanya. Korban menjawab kalau sudah tidak ada siapa-siapa lagi dan cuma Denis. Selanjutnya, Denis tawarkan untuk mengantar korban pulang, tapi korban tidak mau dan memilih pulang sendiri.
Keesokan harinya, Rabu (18/10) sekitar pukul 14.00 Wita Hani datang lagi. Pada saat itu Denis masuk kerja. Ternyata korban mondar-mandir di halaman mes tempat tinggal Denis. Melihat tingkah aneh itu dia diusir orang. Beberapa saat kemudian korban datang lagi dan minta numpang istirahat di sana.
"Teman saya mengijinkannya istirahat sementara disana. Entah pukul berapa korban keluar tanpa pamit. Saya pulang kerja pukul 00.00 Wita langsung tidur. Ternyata pukul 01.00 Wita dia datang lagi. Naik ke lantai tiga lalu lompat ke lantai dasar. Saya kaget mendengar ada benda jatuh dan keluar kamar. Saya lihat ke bawah ada sosok manusia di tanah," beber Denis.
Kejadian itu dilaporkan ke polisi. Pada saat itu kondisi korban sudah tak sadarkan diri. Selain itu pada dahinya mengalami luka berat. "Pada saat polisi datang saya juga tidak bisa menjelaskannya karena saya tidak tau latar belakang korban," pungkasnya.
Sementara pemilik mes mengaku bernama Suta mengungkapkan kejadian itu membuatnya kaget. Suta juga tidak mengenal korban. Setelah kejadian dia mencari informasi melalui penghuni mes bernama Denis yang menjadi salah satu saksi utama peristiwa itu. Keterangan saksi Denis bahwa dia tidak mengenal korban secara detail.
"Denis mengaku tidak mengenal korban secara detail. Denis mengenal korban dikenalin oleh pacarnya orang Bandung, Jawa Barat katanya. Tidak jelas juga alamat persisnya di Bandung. Jangankan di Bandung alamatnya di Bali saja tidak diketahuinya," ungkap Sutha.
Suta menduga korban berhasil masuk ke lokasi dengan cara panjat pagar tembok. Setelah berhasil masuk, korban menuju ke lantai tiga mes yang ditempati karyawan rumah makan itu lalu terjun ke tanah. Akibatnya korban menderita luka berat pada dahinya akibat benturan dengan tanah.
Dikonfirmasi terpisah Kapolsek Denpasar Utara Iptu I Putu Carlos Dolesgit mengatakan korban selama ini tidak memiliki tempat tinggal tetap (nomaden). Terakhir korban mau numpang di mes tempat korban untuk numpang. Entah mengapa korban lompat dari lantai tiga sampai ke tanah.
"Keterangan dari saksi di lokasi TKP sebelum korban bunuh diri sempat mengeluh ada masah keluarga di Bandung. Apa masalahnya tidak jelas juga. Pada saat itu korban datang minta tolong untuk inap di sana. Setelah itu pamit pergi ke Sanur. Ternyata malamnya balik lagi ke TKP dan terjadilah peristiwa itu," ungkap Iptu Carlos. 7 pol
1
Komentar