Sebelum Sembahyang, Wajib Malukat di Pancoran Nawa Sanga
Dari 15 pancoran suci di tebing jaba Pura Tirta Sudamala, beberapa di antaranya bersumber langsung dari tiga air kelebutan, masing-masing Kelebutan Toya Bulan (tempat berstananya Julit Putih), Kelebutan Toya Langse (stana Sang Hayang Taksu), dan Kelebutan Toya Penyeseh.
Pancoran suci di mana krama datang malukat itu sendiri berada di tebing bagian bawah (jaba) Pura Tirta Sudamala. Di tebing bawah ini berjejer 15 pancoran suci yang terbagi dalam tiga kelompok. Untuk kelompok pertama yang berada di tebing sisi selatan, berisi 9 pancoran dengan airnya yang jernih. Sesuai jumlahnya, kelompok ini disebut Pancoran Dewata Nawa Sanga.
Versi Ketut Suartika, 9 pancoran Dewata Nawa Sanga ini merupakan simbol anugerah dari 9 Dewa sesuai arah mata angin. “Sejak dahulu kala berjumlah 9 pancoran, makanya disebut Pancoran Dewata Nawa Sanga,” jelas Suartika.
Sedangkan 6 pancuran lagi terbagi dua kelompok yang berada di sisi utara. Ini masih dibagi dua kelompok lagi. Pertama, 3 pancoran bersumber langsung dari 3 air kelebutan. Masing-masing, Kelebutan Toya Bulan (yang diyakini sebagai tempat berstananya Julit Putih), Kelebutan Toya Langse atau Panglukatan Teja Angga Sarira (yang diyakini sebagai stananya Sang Hayang Taksu), dan Kelebutan Toya Penyeseh atau disebut Panglukatan Madu Kama. Kedua, 3 pancoran suci yakni Panglukatan Widyadara, Panglukatan Widyadari, dan Panglukatan Tirta Sudamala.
Pengunjung paling awal harus malukat dulu di pancuran 3 Toya Kelebutan ini. Habis itu, mereka bergeser ke selatan untuk mandi suci di 9 Pancoran Dewata Nawa Sanga.
Terakhir, mereka malukat di 3 pancoran suci di sebelahsebelah utaranya, masing-masing disebut Panglukatan Widyadara, Panglukatan Widyadari, dan Panglukatan Tirta Sudamala. Setelah malukat di Pancoran Tirta Sudamala, barulah pamedek boleh sembahyang ke Pura Tirta Sudamala.
Tidak sembarang orang boleh malukat di seluruh 15 pancuran suci ini. Sebab salah satu pancuran yang bersumber dari air kelebutan, yakni Kelebutan Toya Penyeseh, pantang bagi wanita hamil. Kalau wanita hamil nekat melanggar pantangan dengan melakukan Panglukatan Madu Kama di Kelebutan Toya Penyeseh ini, akibatnya bisa fatal.
Pura Tirta Sudamala yang berisi 15 pancoran suci di tebing bawah itu sendiri diempon oleh 45 kepala keluarga (KK) pangarep (penanggung jawab utama). Mereka merupakan bagian dari 100 KK krama Banjar Sedit, Desa Pakraman Bebalang. Piodalan Pura Tirta Sudamala dilaksanakan 6 bulan sekali (210 hari sistem penanggalan Bali) pada Anggara Kliwon Wuku Prangbakat. 7 k17
1
2
Komentar