Oktober, Sudah Terjadi 6 Kebakaran Lahan di Buleleng
SINGARAJA, NusaBali - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Buleleng mencatat sejak awal sampai pertengahan Oktober 2023, terjadi enam kasus kebakaran lahan yang terjadi di sejumlah lokasi berbeda.
Keenam lokasi kebakaran lahan itu antara lain di Desa Lokapaksa, Desa Sangsit (dua peristiwa), Desa Sembiran, Desa Banjar, dan Desa Banyupoh.
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, telah terjadi enam peristiwa kebakaran lahan dengan luasan area yang terbakar beragam. Untungnya, kebakaran lahan yang terjadi tidak sampai menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian material.
"Kebakaran lahan yang terjadi sejak awal Oktober sampai saat ini ada 6 kejadian, terakhir kebakaran lahan terjadi di Wilayah perbukitan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak dengan luasan area terbakar mencapai 6 hektar," jelasnya, Jumat (20/10).
Terkait dugaan penyebab kebakaran Ariadi menerangkan ada beberapa kemungkinan penyebab kebakaran dan rata-rata diduga akibat faktor alam dan kelalaian manusia. Apalagi kondisi kemarau panjang membuat kondisi di hutan atau perbukitan kering serta dipenuhi dahan atau ranting yang mudah tersulut api.
Penanganan kebakaran lahan terakhir dilakukan di Desa Banyupoh. Kebakaran terjadi sejak Sabtu (14/10) malam sampai Selasa (17/10) malam. Saat itu titik api cukup sulit dipadamkan petugas karena medan yang terjal sehingga lokasi tidak bisa dijangkau.
Namun demikian, pihaknya dibantu UPTD KPH Bali Utara, Polsek Gerokgak, MPA, dan warga sekitar sebelumnya telah berusaha mencegah titik api merembet ke pemukiman warga. "Untuk titik kebakaran lahan terakhir kami coba kendalikan api menggunakan alat-alat sederhana untuk mencegah api menyebar lebih luas. Kami juga terus melakukan pemantauan di lapangan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya. 7mzk
Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kabupaten Buleleng Putu Ariadi Pribadi mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima pihaknya, telah terjadi enam peristiwa kebakaran lahan dengan luasan area yang terbakar beragam. Untungnya, kebakaran lahan yang terjadi tidak sampai menimbulkan korban jiwa ataupun kerugian material.
"Kebakaran lahan yang terjadi sejak awal Oktober sampai saat ini ada 6 kejadian, terakhir kebakaran lahan terjadi di Wilayah perbukitan Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak dengan luasan area terbakar mencapai 6 hektar," jelasnya, Jumat (20/10).
Terkait dugaan penyebab kebakaran Ariadi menerangkan ada beberapa kemungkinan penyebab kebakaran dan rata-rata diduga akibat faktor alam dan kelalaian manusia. Apalagi kondisi kemarau panjang membuat kondisi di hutan atau perbukitan kering serta dipenuhi dahan atau ranting yang mudah tersulut api.
Penanganan kebakaran lahan terakhir dilakukan di Desa Banyupoh. Kebakaran terjadi sejak Sabtu (14/10) malam sampai Selasa (17/10) malam. Saat itu titik api cukup sulit dipadamkan petugas karena medan yang terjal sehingga lokasi tidak bisa dijangkau.
Namun demikian, pihaknya dibantu UPTD KPH Bali Utara, Polsek Gerokgak, MPA, dan warga sekitar sebelumnya telah berusaha mencegah titik api merembet ke pemukiman warga. "Untuk titik kebakaran lahan terakhir kami coba kendalikan api menggunakan alat-alat sederhana untuk mencegah api menyebar lebih luas. Kami juga terus melakukan pemantauan di lapangan untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan," pungkasnya. 7mzk
Komentar