Kawasan Luar Pura Uluwatu Bangun Kembali Ekosistem Burung Perkutut
MANGUPURA, NusaBali.com – Di Tengah upaya pelestarian ekosistem yang semakin mendesak, DTW Kawasan Luar Pura Uluwatu kembali mambangun ekosistem burung perkutut. Langkah awal ini dimulai serangkaian dengan Perayaan Tumpek Uye atau Tumpek Kandang pada Sabtu (21/10/2023) sore.
Manajer Pengelola Objek Wisata Kawasan Luar Pura Uluwatu, I Wayan Wijana menerangkan kegiatan ini diambil bertujuan untuk memulihkan populasi burung perkutut yang telah mengalami penurunan dalam beberapa tahun terakhir.
Program ini turut menggandeng Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Bali untuk bekerjasama dalam pelestarian burung perkutut tersebut.
“Ini suatu inovasi yang kami lakukan di DTW Uluwatu. Dimana burung perkutut ini adalah ikon lama di sini. Kalau dulu orang kenal perkutut itu ada di Bukit Uluwatu. Namun lambat laun punah, karena ada proses pembangunan dan lainnya, sehingga kami sekarang berupaya membangun ekosistem kembali melestarikan kembali perkutut yang ada di sini,” jelas Wijana, Sabtu (21/10/2023) sore.
Wijana menambahkan, burung perkutut di Uluwatu mulai punah sekitar tahun 1990an. Langkah awal ini ia yakini menjadi upaya yang sangat positif agar burung perkutut tetap lestari.
“Upaya pelestariannya agar burung yang pernah eksis ini bisa kembali ke Uluwatu. Ketika setelah musim hujan, tumbuhan kembali hijau dan suara burung perkutut ini mulai berkicau dan menambah suasana yang bagus di sini. Semoga bisa terus berkembang dan bisa menjadi daya tarik wisata,” paparnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pengwil Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Bali, Budi Dharma menjelaskan bahwa pihaknya ingin berpartisipasi untuk turut melestarikan perkutut di alam liar.
Ia pun berterima kasih kepada pihak pengelola DTW Uluwatu telah turut digandeng dalam program pelestarian burung perkutut di DTW Uluwatu.
Foto: Penyerahan burung perkutut kepada perwakilan staf. -RIKHA SETYA
Dalam kerjasama tersebut, beber Budi ada sebanyak 75 burung perkutut yang dilepasliarkan di DTW Uluwatu dan sebanyak 10 pasang burung diberikan kepada perwakilan staf di DTW Uluwatu.
“Kami di sini tidak hanya melepasliarkan saja tetapi kami bertanggung jawab soal kelanjutannya sehingga kami berikan burung perkutut secara gratis kepada masing-masing perwakilan,” ungkapnya.
Namun, untuk pengawasan lebih lanjut terang dia pihaknya telah membuat grup agar bisa memantau kondisi burung perkutut yang sudah diberikan. Ia juga berharap kerjasama tersebut bisa terus berlanjut dan tidak putus sampai di sini.
“Kami akan pelajari dulu bagaimana perkembangan burung perkutut yang telah dilepas di sini. Karena burung yang dilepas ini adalah hasil ternakan takutnya tidak adaktif. Saya ingin kerjasama ini juga berkelanjutan,” harapnya.
Sementara Panglingsir Puri Agung Jrokuta selaku Pangempon Pura Uluwatu Anak Agung Ngurah Jaka Pratidnya alias Turah Joko berharap bahwa perhatian terhadap burung perkutut di Pecatu dapat mendorong upaya konservasi yang lebih luas, sehingga keberadaannya dapat terus dikenal secara global.
Dengan adanya dukungan dari P3SI Bali, diharapkan bahwa kehadiran burung perkutut di Pecatu akan terus menjadi kebanggaan bagi masyarakat Indonesia dan dunia internasional.
“Kami dari dulu tahu bahwa burung perkutut Pecatu itu terkenal di seluruh Indonesia. Karena dari segi bentuk dan suara itu sangat mumpuni dan cukup disegani di kancah pecinta burung. Tentu kami berharap ikon burung perkutut ini bisa tumbuh dan berkembang biak. Sehingga perkutut Pecatu atau Uluwatu bisa kembali mendunia,” harapnya. *ris
1
Komentar