Cucu Pejuang Ajak Masyarakat Sambut Napak Tilas Perjuangan
GIANYAR, NusaBali - Sejumlah peristiwa bersejarah diperingati di bulan Oktober dan November. Seperti Sumpah Pemuda pada 28 Oktober, Hari Pahlawan setiap tanggal 10 November, dan Puputan Margarana pada tanggal 20 November.
Momen bersejarah ini tak dibiarkan berlalu begitu saja. Terutama oleh keluarga para pejuang kemerdekaan RI. Sebab ada nilai-nilai heroik perjuangan bangsa yang tak boleh dilupakan oleh generasi masa kini. Salah satunya lewat napak tilas.
Salah satu cucu pejuang kemerdekaan RI, drh Tjokorda Istri Dewi Sri Djajanti RFP AFA MAP mengajak masyarakat menyambut antusias kegiatan napak tilas ini.
Cucu dari pejuang kemerdekaan Indonesia Tjokorda Gde Rai asal Puri Agung Peliatan, Ubud ini menjelaskan napak tilas akan digelar serangkaian Hari Pahlawan dan Puputan Margarana.
Napak Tilas Pataka I Gusti Ngurah Rai berlangsung dari tanggal 10-20 November dengan keliling Bali. Napak tilas memperingati masa perjuangan pasukan I Gusti Ngurah Rai setelah kemerdekaan mempertahankan Bali dari serangan Belanda.
"Sekarang dilakukan penghormatan ke tonggak-tonggak perjuangan seluruh Bali. Diawali perjalanan Pataka Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai dari Jembrana ke Buleleng menuju Karangasem, Klungkung, Bangli, Gianyar, Denpasar, Badung dengan titik terakhir di Banjar Ole Desa Marga Dauh, Kecamatan Marga, Tabanan pada tanggal 19 November, kemudian tanggal 20 November baru dibawa ke tempat upacara militer di Taman Pujaan Bangsa Margarana," jelas srikandi yang akrab disapa Tjok Dewi ini saat ditemui di Gianyar, Minggu (22/10).
Dijelaskannya, napak tilas sebagai bentuk penghormatan peristiwa bersejarah yang terjadi di masa penjajahan. Bendahara Umum Pemuda Panca Marga (PPM) Provinsi Bali ini mengajak generasi muda mengenang jasa pahlawan yang berdarah-darah merebut kemerdekaan. "Sekarang kita tugasnya menjaga," jelasnya.
Ada berbagai banyak cara bisa diupayakan untuk menjaga yang diwarisi para pejuang. Minimal dengan cara mengisi diri dengan ilmu pengetahuan dan berorganisasi.
Cara ini pula yang telah ditempuh oleh Tjok Dewi sebagai keturunan pejuang, bahkan sejak masa kanak-kanak hingga sekarang. Tjok Dewi termasuk generasi muda yang aktif pada masanya. Selain belajar ilmu bela diri karate, Tjok Dewi sebagai orang Puri juga wajib bisa menari. Seiring berjalannya waktu, berbagai organisasi diikuti. Tjok Dewi tercatat sebagai Wakil Ketua Perempuan Pemimpin Indonesia Cabang Gianyar, Pengurus Gerakan Wanita Sejahtera Gianyar, pemilik Dojo Karate Peliatan, Ketua Harian Lemkari Gianyar, Pengurus FPK (Forum Pembauran Kebangsaan) Provinsi Bali. FPK pendamping Kesbangpol dengan FKUB di Provinsi Bali hingga penasehat DPD Partai Gerindra Provinsi Bali.
"Jika dulu perempuan membantu perjuangan sebagai juru masak atau perawat luka, kini tugas perempuan lebih kompleks. Perempuan menjadi ujung tombak pembentukan karakter anak supaya menjadi anak yang cerdas. Maka dari itu peran ibu sangat penting. Apalagi bisa mengambil banyak peran di luar tugas domestik," jelas Tjok Dewi. 7 nvi
1
Komentar