Air Mahal, Warga Gunungkidul Jual Ternak hingga Emas
Puluhan ribu warga Kabupaten Gunung kidul Yogyakarta, mulai kesulitan air bersih.
YOGYAKARTA, NusaBali
Warga pun tak bisa menunggu penyaluran air bersih gratis yang diberikan Pemda setempat yang memang sangat terbatas.
Tak ayal warga harus membeli air bersih dari truk tangki swasta meski harganya mahal. Bahkan, tak sedikit warga yang mulai menjual ternak hingga perhiasan untuk mendapatkan air bersih.
Hal itu terjadi salah satunya di Dusun Karang Desa Girikarto, Kecamatan Panggang. Banyak penampungan air hujan (PAH) milik warga yang mengering seiring dengan berakhirnya musim penghujan beberapa bulan terakhir.
"Sudah enam bulan terakhir ini saya harus beli air bersih Rp150.000 per tangki yang bisa digunakan untuk dua pekan. Bahkan saya sudah menjual emas (perhiasan)," kata Wasiyah, warga dusun setempat, Selasa (11/7) seperti dilansir vivanews.
Menurutnya, satu tangki berisi 5.000 liter air dijual oleh pedagang yang setiap hari berlalu lalang di desanya.
Selama ini warga di Girikarto memang hanya bisa mengandalkan air hujan untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari, karena sumur dan PDAM tak sampai ke tempat mereka. Air memang sangat berharga di tempat ini.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul Budhi Harjo menyampaikan, dari data yang masuk ke pihaknya, sudah ada permintaan droping air bersih ke tujuh kecamatan, yakni Panggang, Purwosari, Tepus, Tanjungsari, Paliyan, Rongkop, dan Girisubo.
Tujuh kecamatan itu meliputi 32 desa, 254 padukuhan dengan jumlah kepala keluarga mencapai 9.046, dan total 45.230 jiwa. *
1
Komentar