Kualitas Manggis Bali Menurun
DENPASAR, NusaBali - Pelaku ekspor manggis Bali menyatakan cuaca ekstrem berdampak terhadap manggis, salah satu komoditas ekspor Bali. Kulit buahnya menjadi burik (bercak-bercak), karena kekeringan.
Namun demikian, penggiat manggis tak berputus asa, tetap berusaha memasarkan manggis agar bisa diekspor Caranya dengan mengundang buyer dari China, agar manggis Bali bisa terserap.
“Karena kalau hanya mengandalkan di pasar lokal saja, harga manggis dikhawtirkan anjlok , karena produksi berlebih,” ujar Jro Putu Tesan, ekspor manggis asal Pupuan Tabanan, Senin (23/10).
Dengan mengundang langsung buyer, manggis diharapkan terserap lebih banyak, sehingga secara tak langsung petani terbantu.
“Karena kalau dibiarkan diserap di pasar lokal saja, harga bisa rusak,” ujar Jro Tesan yang Ketua Asosiasi Manggis Bali (AMB), pemilik usaha ‘Raja Manggis’ ini.
Dijelaskan volume atau produksi manggis bisa jadi tidak berkurang, akibat fenomena El Nino. Namun kualitas atau mutu persyaratan ekspor, menurun karena kekeringan tersebut. “Terutama karena minim air,” terangnya.
Menurut Jro Putu Tesan, masih ada peluang untuk memperbaiki kualitas manggis. Yakni dengan penyiraman atau penyemprotan.
“Kami harap pemerintah bisa membantu dengan mesin semprot kepada petani. Sedangkan eksportir membantu memasarkannya,” harapnya.
Saat ini panen manggis sudah mulai di beberapa sentra manggis di Bali. Antara lain Jembrana, Buleleng. Sedang di luar daerah, panen manggis sudah ada di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB)
Tahun 2019 lalu, Bali pernah meraih predikat mutu terbaik ekspor manggis dari Kementerian Pertanian. Ekspor manggis Bali ketika itu mencapai 9.000 ton per tahun. K17.
1
Komentar