Impor Kopi di Indonesia Terus Meningkat
JAKARTA, NUsaBali - Impor kopi di Indonesia terus meningkat menyusul penurunan produksi dan meningkatnya kebutuhan kopi. Cuaca dan krisis iklim La Lina disebut sebagai salah satu efek dari penurunan produktivitas petani kopi.
Global Coffee Trader sekaligus Founding Chairman Indonesia Coffee Summit 2023 Moelyono Soesilo mengatakan, produksi kopi di Indonesia tahun ini mengalami penurunan hingga 30 persen karena cuaca kemarau basah di tahun 2022 yang mengakibatkan pembuahan di September gagal dan berakibat penurunan panen di tahun ini.
Ia menjelaskan, efek penurunan produksi ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan kopi masyarakat di Indonesia yang stabil bahkan cenderung meningkat sehingga butuh impor untuk mengisi kebutuhan di dalam negeri.
"Karena di di dalam negeri defisit, maka kita melakukan impor," kata Moelyono, di Jakarta, Senin (23/10) seperti dilansir kontan.co.id.
Mengacu data impor komoditas pangan tertentu yang disajikan Badan Pusat Statistik (BPS), impor kopi pada Januari 2023 sebanyak 1,41 juta kilogram, naik 81,14 persen dibanding Januari 2023 dan naik 102,63 dibanding Desember 2022.
Kopi impor pada awal tahun ini paling banyak didatangkan dari Vietnam dengan volume sebesar 981.940 kilogram. Catatan impor itu naik hingga 53.324,7 persen yoy atau naik sebesar 2.318,94 persen mtm.
Setelah itu, impor kopi terbesar selanjutnya dari Brasil sebanyak 115.200 kilogram atau turun 81,23 persen yoy dan turun 72,22 persen mtm, Malaysia 64.200 kilogram atau turun 20,66 persen mtm dan naik 37,56 ersen yoy dan dari Swiss 5.270 kilogram atau naik 1.658,00 persen yoy dan naik 44,26 persen mtm.
Seperti diketahui, Indonesia juga termasuk negara penghasil dan eksportir kopi terbesar keempat di dunia. Secara urutan, Indonesia menempati posisi keempat negara dengan ekspor kopi terbesar setelah Brasil yang memasok sebanyak 40 persen kebutuhan kopi di dunia sebagai produsen global.
Kedua Vietnam, negara di Asia Tenggara ini setiap tahunnya berhasil mengekspor kopi sebanyak 1,5 juta ton kopi ke berbagai negara di dunia.
Dan yang ketiga, Kolombia yang mampu memproduksi sekitar 760 ribu ton kopi per tahunnya.
Akan tetapi, krisis iklim ekstrem akibat dari El Nino dan La Nina berpengaruh signifikan terhadap penurunan produksi kopi dan pada lahan di semua daerah sentra produksi di Indonesia. Moelyono menuturkan, kebutuhan akan kopi saat ini terus meningkat.
Potensi besar ini masih di area Pulau Jawa, kota-kota tersier yang perbatasan dengan kabupaten. Adapun menurutnya bisnis kopi saat ini belum menentu lantaran kondisi cuaca juga yang belum menentu yang berpengaruh terhadap masa panen.7
1
Komentar