Fraksi Golkar Soroti Kerusakan Pustu Sepang
SINGARAJA, NusaBali - Kerusakan fasilitas umum di Kabupaten Buleleng kembali dikeluhkan. Kali ini kerusakan terjadi di Puskesmas Pembantu (Pustu) Desa Sepang, Kecamatan Busungbiu, Buleleng. Kondisinya cukup parah terutama di bagian plafon yang sudah jebol.
Hal tersebut sangat disayangkan oleh Fraksi Golkar DPRD Buleleng. Fasilitas kesehatan yang seharusnya membuat nyaman dan aman, malah mengkhawatirkan bagi keselamatan tenaga kesehatan termasuk masyarakat yang berkunjung.
Ketua Fraksi Golkar Nyoman Gede Wandira Adi ditemui saat rapat paripurna Selasa (24/10) lalu mengatakan melihat langsung kondisi tersebut, saat memediasi masalah upacara adat warga setempat. Kerusakan parah terlihat di bagian plafon dan slot pintu yang juga mengalami kerusakan.
“Menurut pandangan kami tidak perlu biaya besar, tetapi kalau tidak ditangani akan berdampak lebih besar. Kami sarankan agar bisa diperbaiki tahun 2024,” ucap Wandira.
Politisi asal Desa Tista, Kecamatan Busungbiu ini menerangkan, kondisi tersebut tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga dapat mempengaruhi kinerja dan pelayanan kesehatan masyarakat. Meskipun sejauh ini dari pemantauannya, dokter dan nakes yang bertugas di sana sangat rajin dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
Selain kerusakan plafon Puskesmas Pembantu di Desa Sepang, kerusakan fasilitas umum seperti sekolah juga dilaporkan terjadi di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan Buleleng. “Kalau sekolah rusak memang laporannya ada beberapa, tetapi kami tidak membidangi. Nanti akan kita titip di kawan Komisi IV, agar bisa diperjuangkan,” terang Wandira.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto saat dikonfirmasi terpisah mengatakan, sejauh ini belum ada laporan terkait kerusakan Puskesmas Pembantu di Sepang. Namun Sucipto tidak memungkiri ada beberapa Pustu di Buleleng yang mengalami kerusakan kecil hingga sedang.
“Kalau yang di Sepang belum masuk laporannya, kalau yang di Depeha (Kecamatan Kubutambahan) kami sudah terima, tetapi belum bisa ditindaklanjuti karena terkendala status aset. Lahannya masih aset desa, kami tidak bisa usulkan renovasi biar tidak salah nanti ke depan,” ungkap Sucipto.
Terkait kendala tersebut, Dinas Kesehatan Buleleng sedang melakukan pendataan Pustu yang ada di Buleleng. Pendataan dimaksudkan untuk mencari kejelasan terkait status lahan yang diatasnya dibanguni Pustu. Jika lahan tercatat sebagai aset Pemkab Buleleng maka usulan perbaikan dapat segera dilaksanakan.
“Kalau dulu memang dihibahkan oleh desa, adat atau keluarga, hanya saja tidak ditindaklanjuti dengan perjanjian hitam di atas putih atau pensertifikatan. Sehingga beberapa memang ada yang diminta kembali, ada juga Pustu yang beralih menjadi Poskesdes,” papar pejabat asal Busungbiu ini.
Setelah pendataan selesai, lahan yang masih tercatat sebagai aset di luar Pemda, akan dilakukan pendekatan lebih lanjut kepada pihak terkait untuk proses penghibahan. Sehingga kedepannya dapat ditindaklanjuti dengan pensertifikatan milik Pemkab Buleleng. 7k23
Ketua Fraksi Golkar Nyoman Gede Wandira Adi ditemui saat rapat paripurna Selasa (24/10) lalu mengatakan melihat langsung kondisi tersebut, saat memediasi masalah upacara adat warga setempat. Kerusakan parah terlihat di bagian plafon dan slot pintu yang juga mengalami kerusakan.
“Menurut pandangan kami tidak perlu biaya besar, tetapi kalau tidak ditangani akan berdampak lebih besar. Kami sarankan agar bisa diperbaiki tahun 2024,” ucap Wandira.
Politisi asal Desa Tista, Kecamatan Busungbiu ini menerangkan, kondisi tersebut tidak hanya mengancam keselamatan, tetapi juga dapat mempengaruhi kinerja dan pelayanan kesehatan masyarakat. Meskipun sejauh ini dari pemantauannya, dokter dan nakes yang bertugas di sana sangat rajin dengan keterbatasan fasilitas yang ada.
Selain kerusakan plafon Puskesmas Pembantu di Desa Sepang, kerusakan fasilitas umum seperti sekolah juga dilaporkan terjadi di Desa Tambakan, Kecamatan Kubutambahan Buleleng. “Kalau sekolah rusak memang laporannya ada beberapa, tetapi kami tidak membidangi. Nanti akan kita titip di kawan Komisi IV, agar bisa diperjuangkan,” terang Wandira.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Buleleng dr Sucipto saat dikonfirmasi terpisah mengatakan, sejauh ini belum ada laporan terkait kerusakan Puskesmas Pembantu di Sepang. Namun Sucipto tidak memungkiri ada beberapa Pustu di Buleleng yang mengalami kerusakan kecil hingga sedang.
“Kalau yang di Sepang belum masuk laporannya, kalau yang di Depeha (Kecamatan Kubutambahan) kami sudah terima, tetapi belum bisa ditindaklanjuti karena terkendala status aset. Lahannya masih aset desa, kami tidak bisa usulkan renovasi biar tidak salah nanti ke depan,” ungkap Sucipto.
Terkait kendala tersebut, Dinas Kesehatan Buleleng sedang melakukan pendataan Pustu yang ada di Buleleng. Pendataan dimaksudkan untuk mencari kejelasan terkait status lahan yang diatasnya dibanguni Pustu. Jika lahan tercatat sebagai aset Pemkab Buleleng maka usulan perbaikan dapat segera dilaksanakan.
“Kalau dulu memang dihibahkan oleh desa, adat atau keluarga, hanya saja tidak ditindaklanjuti dengan perjanjian hitam di atas putih atau pensertifikatan. Sehingga beberapa memang ada yang diminta kembali, ada juga Pustu yang beralih menjadi Poskesdes,” papar pejabat asal Busungbiu ini.
Setelah pendataan selesai, lahan yang masih tercatat sebagai aset di luar Pemda, akan dilakukan pendekatan lebih lanjut kepada pihak terkait untuk proses penghibahan. Sehingga kedepannya dapat ditindaklanjuti dengan pensertifikatan milik Pemkab Buleleng. 7k23
Komentar